Fans Ibnu Taimiyah: dari Salafiyah hingga Liberaliyah
Ibnu Taimiyah adalah sosok besar penghasil karya yang telah mengguncang dunia. Pemikirannya telah memberikan pencerahan untuk umat, semenjak beliau masih hidup hingga era kita sekarang.
Syaikhul Islam ini, selain dibanyak diikuti oleh para pegiat dakwah Salafiyah, juga digandrungi pemikirannya oleh orang-orang liberal.
Bagi para liberalis, Ibnu Taimiyah adalah ulama yang dinilai agung, karena telah menyumbangkan pemikiran besar dalam berbagai bidang keilmuwan.
Berikut ini alasan-alasannya:
1) Filsuf Agung
Ibnu Taimiyah bukan hanya diakui sebagai ulama, tapi beliau adalah seorang logikawan yang handal.
Tokoh yang berani membantah logika formal Aristoteles adalah beliau.
Dalam 2 karyanya yang fenomenal, yaitu "Naqdhul Manthiq" dan "Ar Rad Alal Manthiqiyyin", ibnu Taimiyah melakukan bantahan yang sangat keras.
Serangan yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyah menggunakan logika baru yang menakjubkan para pemikir.
Silogisme yang dijadikan pegangan oleh para Aristotelian, terkaing-kaing disikat habis oleh Ibnu Taimiyah.
Cak Nur, dalam disertasinya "Ibn Taimiyah on Kalam and Falsafah" menyebut bahwa Ibnu Taimiyah telah mempraktekkan logika induksi, jauh sebelum pemikir barat mempraktekannya.
Bahkan, Muhammad Aviv Nafiudin, dalam jurnal Living Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, volume 1, nomor 7, Mei 2024, menyebut bahwa Ibnu Taimiyah adalah sang pendiri pertama Logika John Stuart Mill dan cikal bakal filsafat David Hume.
Dalam penelitiannya, guru di Pesantren Muhammadiyah, Gunungkidul, Yogyakarta, ini menyebut bahwa logika empirisme Ibnu Taimiyah memiliki kontribusi terhadap stabilitas epistimologi Islam.
2) Menolak Taklid
Ibnu Taimiyah adalah sosok ulama yang berani tampil ke publik menyuarakan anti taklid.
Saat ulama lain asyik dengan dunia taklid kepada madzhab, beliau menentang keras hal tersebut, dan menganjurkan untuk merujuk kepada referensinya langsung yaitu Al Quran dan Sunnah.
Bagi Ibnu Taimiyah, tidak ada ketentuan dalam beragama harus manut kepada pendapat yang sudah ada.
Pada setiap karyanya, semangat yang digelorakan olehnya adalah kembali kepada Al Quran dan Sunnah, dengan mengkroscek ulang pendapat-pendapat yang sudah ada.
Jika didapati ada tokoh berseberangan dengan 2 sumber utama umat Islam itu, maka yang wajib diikuti adalah Al Quran dan Sunnah.
3) Aktif Membantah dengan Membuat Karya Tulis
Sebagian karya Ibnu Taimiyah berisi ruduud keras kepada pemikiran yang menyimpang.
Membantah Syiah Rafidhah dengan menulis kitab "Minhajus Sunnah An Nabawiyah", membantah para fans wali palsu dengan menulis kitab "Al Furqan Baina Auliya Allah wa Auliya Asy Syaithan", membantah ahli kalam pembela Helenisme, beliau menulis "Naqdhul Manthiq" dan "Ar Rad Alal Manthiqiyyin", membantah penghina Nabi, beliau menulis "As Sharim al Maslul", dll.
4) Berani Melawan Arus Utama
Langkah yang dilakukan oleh Ibnu Taimiyah sangat jarang diikuti oleh para tokoh lain. Karena hal tersebut sangat beresiko dijauhi bahkan dibenci oleh banyak orang.
Ibnu Taimiyah berani melawan hal tersebut. Melawan Ahli kalam, melawan para ghulat shufi, hingga melawan para pelaku bid'ah.
Akibat keberaniannya ini, beliau tidak disukai oleh orang yang kontra, bahkan oleh pihak penguasa.
5) Oposan Sejati
Orang-orang yang sangat tidak suka kepada Ibnu Taimiyah adalah pengikut ahli kalam para pengekor Aristoteles, karena beliau agresif membantah Helenisme, yaitu ajaran filsafat Yunani kuno yang dimasukkan ke dalam Islam, mereka pun meradang dan mengadukan kepada penguasa.
Para tokoh jongos pemerintah kala itu menjadi tukang lapor dan suka memfitnah ibnu Taimiyah, sehingga menyebabkan Syaikhul Islam dipenjara berkali-kali.
Ibnu Taimiyah juga pernah mengkritik keras penguasa dengan cara menulis kitab "As Sharim Al Maslul" kepada orang yang menghina Nabi, tapi dia dibebaskan oleh penguasa saat itu.
Karena menulis buku tersebut, menyebabkan beliau kembali dipenjara.
Sejarah mencatat, Ibnu Taimiyah wafat di dalam penjara Damaskus, dalam keadaan beliau belum sempat menikah.
6) Menguasai Lintas Disiplin Ilmu
Ibnu Taimiyah adalah seorang ulama yang mutafannin, ahli dalam segala jenis ilmu. Mulai akidah, fikih, tafsir, ekonomi, politik, manthiq, hingga filsafat, beliau kuasai dengan baik.
Karya agung beliau dalam bidang ilmu politik yaitu kitab "As Siyasah asy Syar'iyah" dikaji di seluruh dunia.
Jika dihitung,mungkin ada ratusan atau bahkan ribuan karya tulis yang dihasilkan dari penelitian terhadap pemikiran Ibnu Taimiyah ini. Silahkan bisa cek cek di google scholar, Sinta, hingga Scopus.
Perbedaan Salafi dengan Liberalis dalam Memahami konsep Ibnu Taimiyah
Sama-sama mengidolakan Ibnu Taimiyah, Salafi berbeda pandangan dengan kaum liberalis dalam banyak sikap. Apa sebabnya?
Hal ini, karena Salafi mengikuti metode literal dan puritanisme yang dilakukan Ibnu Taimiyah terhadap teks-teks Al Quran dan Sunnah, sedangkan liberalis memahami Ibnu Taimiyah sebagai seorang filsuf, pemikir, berani melawan arus, dan pendobrak kejumudan. Sikap ini yang menginspirasi mereka untuk melakukan gebrakan-gebrakan atas nama pembaruan.
Ustadz budi marta saudin
https://www.facebook.com/share/15JjEoAik3/