Sabtu, 02 November 2024

Apa Hukum Menyebut Aib Orang Lain, Berupa Kemaksiatan yang Dilakukannya Secara 'Mujaharah' (Terang-Terangan) ?

Apa Hukum Menyebut Aib Orang Lain, Berupa Kemaksiatan yang Dilakukannya Secara 'Mujaharah' (Terang-Terangan) ?

Secara umum, tindakan seperti itu hukumnya boleh dilakukan, sekalipun itu tergolong menyebut aib orang lain (ghibah), terkecuali pelakunya sudah bertaubat.

Dalam Ihya' `Ulumiddin, Imam Al-Ghazali rahimahullah menjelaskan :

السادس : أن يكون مجاهرًا بالفسق، كالمخنث، وصاحب الماخور، والمجاهر بشرب الخمر ومصادرة الناس، وكان ممن يتظاهر به؛ بحيث لا يستنكف من أن يذكر له، ولايكره أن يذكر به، فإذا ذكرت فيه ما يتظاهر به فلا إثم عليك.

"Jenis ke-6 dari 'Ghibah' (gunjingan) yang diperbolehkan adalah, bila orang yang digunjing itu melakukan perbuatan fasik secara terang-terangan, semisal: pria yang meniru-niru gaya khas wanita (waria), pemilik tempat pelacuran (germo/mucikari), mabuk di muka umum, dan merampas harta orang lain secara terbuka, sehingga tidak berhenti melakukan itu walau orang membicarakannya, serta tidak malu bila menjadi buah bibir orang. Nah, jika anda menyebut aib orang lain seperti ini, maka anda tidak berdosa".

Dalam sebuah Hadits 'dha`if' yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali, Nabi Muhammad shallallaahu`alaihi wasallam bersabda :

من ألقى جلباب الحياء عن وجهه، فلا غيبة له

"Siapa yang telah membuang 'tirai' malu dari wajahnya, maka (larangan) gunjingan tidak berlaku baginya".

'Umar bin Al-Khaththab radhiyaallahu`anhu pun pernah berkata :

ليس لفاجر حرمة

"Pelaku kemaksiatan itu tidak memiliki kehormatan."

Menurut Imam Al-Ghazali, maksud ucapan 'Umar itu adalah :

وأراد به المجاهر بفسقه، دون المستتر لابد من مراعاة حرمته

"Maksud beliau itu adalah orang yang melakukan perbuatan fasik secara terang-terangan, bukan yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi, sehingga tidak harus dijaga kehormatannya".

Al-Hasan pun pernah ditanya :

الرجل الفاسق المعلن بفجوره، ذكري له بما فيه غيبة له؟ قال : لا، ولا كرامة.

"Ketika saya menyebut tindakan maksiat, yang dilakukan oleh orang fasik secara terang-terangan, maka apakah saat itu saya dianggap mengunjingnya? Hasan menjawab: tidak, bahkan dia sendiri tidak punya kehormatan".

Pernyataan Al-Hasan yang lain menyebutkan :

ثلاثة لا غيبة لهم : صاحب الهوى، والفاسق المعلن بفسقه، والإمام الجائر.

"Ada 3 kelompok yang boleh digunjing, yaitu: (1). Budak nafsu, (2). Orang fasik yang melakukan tindakan fasik secara terangan-terangan, dan (3) Pemimpin yang zhalim".

Dan poin-poin penting yang dipaparkan oleh Imam Al-Ghazali ini, juga di-`amini oleh Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkaar, serta memberikan beberapa tambahan, seperti berikut ini :

فيجوز ذكره بما يجاهر به، ويحرم ذكره بغيره من العيوب إلا أن يكون لجوازه سبب آخر مما ذكرناه

"Karena itu, boleh menyebutkan aibnya berupa kemaksiatan yang dilakukannya secara terang-terangan. Selain itu haram disebut, terkecuali bila ada alasan lainnya yang membolehkan, seperti alasan-alasan yang telah saya paparkan sebelumnya".

Wallaahu a`lam
fp pengetahuan muslim