Selasa, 22 Oktober 2024

FAWAID_DAURAH_MINHAJUSSUNNAH2#MOJOKERTO_1446_2024#Bagian_03

#FAWAID_DAURAH_MINHAJUSSUNNAH2
#MOJOKERTO_1446_2024
#Bagian_03

*DAURAH MINHAJUS SUNNAH – 1446 H*

TRAWAS MOJOKERTO – 11 Rabiul Akhir 1446 H/14 Oktober 2024

SYAIKH HAMED BIN ABDUL AZIIZ AL-ATIIQ hafizhahullah

SYARAH Al-ARBAIN AN-NAWAWIYAH – Syarah 40 Hadits an-Nawawiyah
 
*PERTEMUAN PERTAMA:*
 

الحمد لله والصلاة وسلم على عبده ورسوله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليما كثيرا. المقدم غفر الله له وصف بأوصاف يشهد أني لست من أهلها، وأستغفر الله وأتوب إليه، وأسأل الله عز وجل أن يغفر لي وله. لكنه قال: "اصبر على جفاء المعلم". ما شاء الله، لا إن شاء الله ليس هناك لا جفاء ولا مرارة، لن تروا إن شاء الله إلا الرفق، ولا حول ولا قوة إلا بالله. نسأل الله أن يعفو عنا أجمعين ويغفر لنا أجمعين.
 

"Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam kepada hamba-Nya dan Rasul-Nya, semoga Allah memberi rahmat dan kesejahteraan kepada beliau, keluarganya, serta para sahabatnya. Pembawa acara, semoga Allah mengampuninya, telah menggambarkan dengan sifat-sifat yang aku bersaksi bahwa aku bukanlah dari golongan yang memiliki sifat-sifat itu. Aku memohon ampunan dan bertobat kepada Allah, dan aku memohon kepada Allah Yang Maha Mulia agar Dia mengampuni aku dan dia. Namun dia berkata: 'Bersabarlah terhadap ketegasan guru.' Masya Allah, tidak, insya Allah tidak akan ada ketegasan atau kepahitan. Kalian insya Allah tidak akan melihat kecuali kelembutan. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah. Kita memohon kepada Allah agar Dia mengampuni kita semua dan memberikan maaf kepada kita semua."

المشايخ الأكارم، هذا هو الدرس الأول في شرح هذا الكتاب المبارك، ألا وهو الأربعون النووية من أحاديث النبي صلى الله عليه وسلم. وبما أن الوقت، يعني في هذا الوقت أو الجزء من هذا الوقت أو الحصة كما هو مكتوب، ما يقارب نصف ساعة تقريبًا بقي، فلذلك أحب أن أقدم بمقدمات مشايخي الأكارم متعلقة بالعلم والدعوة إلى الله عز وجل. وربما لو بقي وقت، نأخذ شيئًا مما يتعلق بطريقة الشرح، كيف ستكون وكيف سنسير عليها جميعًا إن شاء الله، ولا حول ولا قوة إلا بالله.
 

Para syaikh yang mulia, ini adalah pelajaran pertama dalam penjelasan kitab yang diberkahi ini, yaitu Al-Arba'in An-Nawawiyah yang berisi hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena waktu yang tersisa, kira-kira sekitar setengah jam lagi, saya ingin memberikan beberapa pendahuluan terkait ilmu dan dakwah kepada Allah Azza wa Jalla. Dan mungkin jika masih ada waktu, kita akan membahas sedikit mengenai metode penjelasan dan bagaimana kita akan berjalan bersama-sama, insya Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.
 

أقول يا مشايخي، أول هذه الأمور، أول هذه المقدمات: النية، النية. النية، النية. "وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين". يا مشايخي الأكارم، مشايخي وإخواني وأبنائي، هذا الذي بين أيدينا من العمل من أشرف العبادات والأعمال، لكن بشرط أن تصح فيه النية.
 

Saya katakan, wahai syaikh-syaikh saya, hal pertama dari semua ini, pendahuluan pertama adalah: niat, niat. Niat, niat. "Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama bagi-Nya." Wahai para syaikh yang mulia, syaikh-syaikh saya, saudara-saudara saya, dan anak-anak saya, pekerjaan yang kita lakukan ini adalah salah satu dari ibadah yang paling mulia, tetapi dengan syarat niat di dalamnya harus benar.
 
فإذا لم تصح فيه النية صار من أكبر الكبائر، والعياذ بالله. يقول النبي صلى الله عليه وسلم كما في الصحيح من حديث أبي هريرة: "أول من تسعر بهم النار يوم القيامة ثلاثا". وذكر منهم "وقارئ للقرآن". يأتي به الله يوم القيامة، فيعرفه الله بنعمه فيقول: "ماذا عملت فيها؟" فيقول: "يا ربي، قرأت فيك القرآن، فتعلمته وعلمته".
 

Jika niat tidak benar, maka itu menjadi salah satu dosa besar, dan kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: "Orang pertama yang akan dijerumuskan ke dalam api neraka pada hari kiamat ada tiga." Dan di antara mereka disebutkan "seorang yang membaca Al-Qur'an." Allah akan mendatangkan orang itu pada hari kiamat, lalu Allah memperlihatkan nikmat-nikmat-Nya kepadanya dan berkata: "Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat-nikmat ini?" Orang itu menjawab: "Ya  Rabbku, aku membaca Al-Qur'an karena-Mu, maka aku mempelajarinya dan mengajarkannya."
 

هذا العلم، العلم الشرعي المتعلق بالقرآن، في تعلم القرآن في ألفاظه ومعانيه وأحكامه ودلالاته. تعلمت القرآن وعلمته، فيقول الله عز وجل له: "كذبت، إنما قرأت القرآن ليقال: قارئ، ليقال: قارئ، ليقال: الشيخ، ليقال: الإمام، ليقال: الفقيه، ليقال: العالم، ليقال: الدكتور، ليقال: أي شيء من أمور الدنيا، والعياذ بالله. وقد قيل، قيل في الدنيا وحصلت نصيبك في الدنيا. خذوه إلى النار".
 

Ini adalah ilmu, ilmu syar'i yang berkaitan dengan Al-Qur'an, mempelajari Al-Qur'an dari segi lafaz-lafaznya, makna-maknanya, hukum-hukumnya, dan dalil-dalilnya. Orang itu berkata bahwa dia telah mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya. Namun Allah Azza wa Jalla berkata kepadanya: "Engkau berdusta, engkau membaca Al-Qur'an supaya dikatakan bahwa engkau adalah seorang pembaca Al-Qur'an, supaya dikatakan bahwa engkau seorang syaikh, supaya dikatakan bahwa engkau seorang imam, supaya dikatakan bahwa engkau seorang faqih, supaya dikatakan bahwa engkau seorang alim, supaya dikatakan bahwa engkau seorang doktor, supaya dikatakan bahwa engkau apapun yang terkait dengan dunia, dan kita berlindung kepada Allah dari itu. Dan apa yang dikatakan telah terwujud di dunia, engkau telah mendapatkan bagianmu di dunia. Bawalah dia ke neraka."
 

ثم تلا رسول الله صلى الله عليه وسلم قوله تعالى: "من كان يريد الحياة الدنيا وزينتها نوف إليهم أعمالهم فيها". يحصل ما يريد في الدنيا، سيقال عنه الشيخ والقارئ والعالم والفقيه والدكتور. سيقال، نوف إليهم أعمالهم فيها وهم فيها لا يبخسون. لكن أولئك أن ليس لهم في الآخرة إلا النار.
 

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan firman Allah Ta'ala: "Barang siapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami akan penuhi perbuatan mereka di dalamnya." (Surah Hud (11:15-16)). Mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan di dunia, mereka akan disebut sebagai syaikh, Qori’ pembaca Al-Qur'an, alim, faqih, doktor. Itu akan dikatakan tentang mereka, dan Kami akan penuhi perbuatan mereka di dunia dan mereka tidak akan dirugikan. Namun bagi mereka tidak ada apa-apa di akhirat selain neraka.
 

"أولئك الذين ليس لهم في الآخرة إلا النار، وحبط ما صنعوا فيها، وباطل ما كانوا يعملون". نعوذ بالله من ذلك. نعوذ بالله من عمل وعبادة تكون علينا حسرة وندامة بين يدي الله تعالى. نسأل الله أن يرزقنا الإخلاص في القول والعمل.
 

"Mereka adalah orang-orang yang tidak mendapatkan apa-apa di akhirat kecuali neraka. Dan sia-sialah apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan hilanglah apa yang telah mereka kerjakan." Kita berlindung kepada Allah dari hal itu. Kita berlindung kepada Allah dari amal dan ibadah yang menjadi penyesalan dan kerugian di hadapan Allah Ta'ala. Kita memohon kepada Allah agar memberikan kita keikhlasan dalam perkataan dan perbuatan.
 

وهذه النية يا مشايخي الأكارم، إخواني وأبنائي، هذه النية يمكن المؤمن أن يعددها. اليوم يقولون: الذكاء الاجتماعي، الذكاء المالي، الذكاء الصناعي، الذكاء التقني، أنواع الذكاء. ينبغي للمؤمن عموما، وطالب العلم خصوصا، أن يكون عنده ذكاء شرعي، ذكاء في تعبده لله تعالى. تستطيع بالعبادة الواحدة أن تعبد الله عز وجل بعشر عبادات.
 

Dan niat ini, wahai para syaikh yang mulia, saudara-saudaraku dan anak-anakku, seorang mukmin dapat memperbanyak niatnya. Hari ini orang-orang berbicara tentang kecerdasan sosial, kecerdasan finansial, kecerdasan industri, kecerdasan teknologi, berbagai jenis kecerdasan. Seorang mukmin secara umum, dan seorang penuntut ilmu secara khusus, harus memiliki kecerdasan syar'i, kecerdasan dalam beribadah kepada Allah Ta'ala. Dengan satu ibadah, kamu bisa menyembah Allah Azza wa Jalla melalui sepuluh ibadah.
 

العبادة الواحدة تستطيع أن تعبد الله عز وجل بها بعبادة واحدة، وتستطيع أن تعبد الله بالعبادة الواحدة عشر عبادات. بماذا؟ بالنية.
 

Dengan satu ibadah, kamu bisa menyembah Allah Azza wa Jalla dengan satu ibadah, dan kamu juga bisa menyembah Allah dengan satu ibadah melalui sepuluh ibadah. Bagaimana caranya? Dengan niat.

فمثلا حينما تعلم تستطيع أن تنوي بذلك نية واحدة، وتستطيع أن تنوي بذلك عدة نيات فتعبد الله عز وجل بالعبادة الواحدة عدة عبادات. فتنوي بطلب طاعة الله، وتنوي بطلب العلم طاعة رسول الله صلى الله عليه وسلم، وتنوي بطاعة العلم نشر كتاب الله، وتنوي بطلب العلم نشر سنة رسول الله عليه وسلم، تنوي بطلب العلم نشر التوحيد، تنوي بطلب العلم نشر السنة، تنوي بطلب العلم النهي عن الشرك والكفر والإلحاد والبدعة، تنوي بطلب العلم الدعوة للسلفية، والنهي عن الحزبية.
 

Sebagai contoh, ketika kamu menuntut ilmu, kamu bisa berniat dengan satu niat, dan kamu bisa berniat dengan beberapa niat sekaligus, sehingga kamu menyembah Allah Azza wa Jalla dengan satu ibadah melalui beberapa ibadah. Kamu bisa berniat untuk menaati Allah, dan berniat dengan menuntut ilmu untuk menaati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berniat dengan menuntut ilmu untuk menyebarkan Kitab Allah, berniat dengan menuntut ilmu untuk menyebarkan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, berniat dengan menuntut ilmu untuk menyebarkan tauhid, berniat untuk menyebarkan sunnah, berniat untuk melarang syirik, kekufuran, ateisme, dan bid'ah, berniat untuk menyeru kepada manhaj salaf, dan melarang fanatisme kelompok.

 
تنوي بطلب العلم رفع الجهل عن نفسك، تنوي بطلب العلم رفع الجهل عن أهلك، تنوي بطلب العلم رفع الجهل عن أمة صلى الله عليه وسلم. وتستطيع أن تزيد في هذه النيات. فانظروا كم أضعنا على أنفسنا من العبادات بعدم التفقه في النية، والنظر في النية، ومجاهدة النية، والبحث في العمل الواحد عن عدة نوايا كثيرة.
 

Kamu bisa berniat dengan menuntut ilmu untuk mengangkat kebodohan dari dirimu, berniat untuk mengangkat kebodohan dari keluargamu, berniat untuk mengangkat kebodohan dari umat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Kamu bisa menambah niat-niat ini. Maka lihatlah, berapa banyak ibadah yang kita sia-siakan karena kita tidak memahami niat, tidak memperhatikan niat, tidak berjuang untuk niat, dan tidak mencari beberapa niat dalam satu amal.
 

مثال على ذلك حينما أنت تريد أن تسافر إلى بلد أو جزيرة أخرى تستطيع أن تكون نية واحدة وتستطيع أن تكون نوايا كثيرة: الدعوة للتوحيد والسنة والدعوة للسلفية، النهي عن الشرك، النهي عن الكفر، النهي عن الإلحاد، النهي عن البدعة، النهي عن الحزبية. تنوي صلة الرحم، تنوي زيارة أخ لك في الله، تنوي عيادة المريض، وتكثر من هذه النوايا قدر استطاعتك.
 

Sebagai contoh, ketika kamu ingin bepergian ke negara lain atau pulau lain, kamu bisa berniat dengan satu niat, dan kamu bisa berniat dengan banyak niat: menyeru kepada tauhid dan sunnah, menyeru kepada manhaj salaf, melarang syirik, melarang kekufuran, melarang ateisme, melarang bid'ah, dan melarang fanatisme kelompok. Kamu bisa berniat untuk menyambung silaturahmi, berniat untuk mengunjungi saudara seiman, berniat untuk menjenguk orang sakit, dan kamu bisa memperbanyak niat-niat ini sebanyak yang kamu mampu.
 

تنوي إعانة إخوانك الضعفاء، قد تكون دعوتهم جديدة وقد يكونون من المستضعفين في منطقتهم، فتنوي تقويتهم وأن تشد على أيديهم. وهكذا حاول وأنت تطلب العلم أن تكثر، وأنت حين طلبك للعلم والدعوة إلى الله أن تكفر من النيات الصالحة.
 

Kamu bisa berniat untuk membantu saudara-saudaramu yang lemah, mungkin dakwah mereka baru, atau mereka termasuk yang lemah di daerah mereka. Maka kamu berniat untuk memperkuat mereka dan memberi dukungan kepada mereka. Demikianlah, ketika kamu menuntut ilmu, cobalah untuk memperbanyak niat, dan ketika kamu menuntut ilmu dan berdakwah kepada Allah, perbanyaklah niat-niat yang baik.
 

وبمشايخي الأكارم فاز الفائزون. أبو بكر الصديق ما سبقهم بمزيد صيام وصلاة، ولكن بشيء وقر في قلبه النية. رجلان يعملان عملًا واحدًا بنية صالحة، لكن هذا يعبد الله عز وجل بعبادة واحدة، والذي بجانبه يعبد الله بعشر عبادات وعشرين عبادة وثلاثين عبادة.
 

Dengan ini, wahai para syaikh yang mulia, orang-orang yang beruntung telah menang. Abu Bakar As-Siddiq tidak mendahului mereka dengan banyaknya puasa dan shalat, tetapi dengan sesuatu yang tertanam dalam hatinya, yaitu niat. Dua orang melakukan satu amal yang sama dengan niat yang baik, tetapi yang satu menyembah Allah Azza wa Jalla dengan satu ibadah, sedangkan orang yang di sebelahnya menyembah Allah dengan sepuluh, dua puluh, bahkan tiga puluh ibadah.
 

الأمر الثاني يا مشايخي الأكارم، إخواني وأبنائي، هذا العلم الذي نطلبه لا يكون علمًا صحيحًا مقبولًا إلا بموافقة سنة النبي صلى الله عليه وسلم. أليس العلم عبادة؟ بلى. أليس من أشرف العبادات؟ بلى. فيشترط له ما يشترط لكل عبادة. كما يشترط له النية، له المتابعة.
 

Hal kedua, wahai para syaikh yang mulia, saudara-saudaraku, dan anak-anakku, ilmu yang kita tuntut ini tidak akan menjadi ilmu yang benar dan diterima kecuali jika sesuai dengan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Bukankah ilmu itu ibadah? Ya. Bukankah ia termasuk ibadah yang paling mulia? Ya. Maka, ilmu memerlukan syarat yang sama dengan setiap ibadah, yaitu niat dan ittiba' (mengikuti sunnah).

 
كيف تطلب العلم؟ هل تطلب العلم على طريقة النبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه؟ بتعظيم الكتاب والسنة على طريقة سلف الأمة؟ أم تطلب العلم على طريقة المخالفين؟ تقديم العقل، العاطفة، التجربة، الكثرة، الرؤى والمنامات، الإلهام والهواتف. هل هذه طريقة النبي صلى الله عليه وسلم؟ كلا. لم تكن هذه طريقة النبي صلى الله عليه وسلم ولا طريقة الصحابة.
 

Bagaimana caramu menuntut ilmu? Apakah kamu menuntut ilmu dengan cara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya? Dengan mengagungkan Al-Qur'an dan sunnah sesuai cara salaf umat ini? Atau kamu menuntut ilmu dengan cara orang-orang yang menyelisihi? Mengutamakan akal, perasaan, pengalaman, banyaknya orang, mimpi, ilham, atau bisikan hati? Apakah ini cara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam? Tidak. Ini bukan cara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan bukan cara para sahabat radhiallahu’anhum.
 

وما ضل من من الخلق في هذا الباب إلا لأنهم تركوا الطريق الصحيح لطلب العلم على هدي النبي صلى الله عليه وسلم وهدي أصحابه. فإن لم يستجيبوا لك فاعلم أنما يتبعون أهواءهم. القسمة ثنائية مشايخ الأكارم. القسمة في العلم وفي كل العبادات ثنائية: إما اتباع وإما ابتداع. فإن لم يستجيبوا لك فاعلم أنما يتبعون أهواءهم. خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدثاتها.
 

Dan tidak ada yang tersesat dari makhluk dalam hal ini kecuali karena mereka meninggalkan jalan yang benar dalam menuntut ilmu sesuai petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan petunjuk para sahabatnya. Jika mereka tidak mengikuti petunjukmu, maka ketahuilah bahwa mereka hanya mengikuti hawa nafsu mereka. Pembagian dalam ilmu, wahai para syaikh yang mulia, adalah dua: mengikuti atau berbuat bid'ah. Jika mereka tidak mengikutimu, maka ketahuilah bahwa mereka mengikuti hawa nafsu mereka. Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan (dalam agama).

 القسمة ثنائية لا ثالث لهما يا عباد الله. لما قام المتكلمون أصولهم من الجهمية وأتباعهم من المعتزلة، ورد عليهم أهل السنة بالكتاب والسنة وما كان عليه سلف الأمة، جاءت فرقة تريد أن تأخذ من هؤلاء ومن هؤلاء وهي فرقة الأشاعرة والماتريدية، وزعمت أنها ستأخذ من أهل الحديث الكتاب والسنة وستأخذ من الجهمية والمعتزلة العقل.
 
Pembagian itu dua, tidak ada yang ketiga, wahai hamba-hamba Allah. Ketika para ahli kalam yang berpegang pada prinsip-prinsip Jahmiyah dan diikuti oleh Mu'tazilah muncul, Ahlus Sunnah menolak mereka dengan kitab dan sunnah serta apa yang menjadi pegangan salaf umat ini. Lalu muncul kelompok yang ingin mengambil dari kedua belah pihak, yaitu kelompok Asy'ariyah dan Maturidiyah. Mereka mengklaim bahwa mereka akan mengambil kitab dan sunnah dari Ahlul Hadits, tetapi juga mengambil akal dari Jahmiyah dan Mu'tazilah.
 

فما الذي حدث؟ انتج ذلك مسخا حتى ان بعض اصحابه لا لا يستطيعون التعبير عنه، مثل مسألة الكسب عند الأشاعرة، وغير ذلك من المسائل التي لا يستطيعون هم بأنفسهم أن يعبروا عنها أحيانا. فلا طريق لكم إلا طريقة النبي صلى الله عليه وسلم وأصحابه في العلم، التمسك في طريقة العلم بالكتاب والسنة وما كان عليه سلف الأمة.
 

Apa yang terjadi? Hal itu menghasilkan sesuatu yang cacat, sampai-sampai sebagian pengikutnya tidak bisa menjelaskannya, seperti masalah "kasb" pada Asy'ariyah, dan masalah-masalah lainnya yang bahkan mereka sendiri kadang-kadang tidak mampu menjelaskannya. Maka tidak ada jalan lain bagi kalian kecuali mengikuti jalan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam ilmu, berpegang teguh pada metode ilmu melalui kitab dan sunnah, serta apa yang dipegang oleh salaf umat ini.
 

هذا الأصل وهو التمسك بكتاب الله وسنة النبي صلى الله عليه وسلم وما كان عليه سلف الأمة ظاهر في كتاب الله وسنة رسول الله وإجماع أهل السنة والجماعة. قال الله تعالى: "ومن يشاقق الرسول من بعد ما تبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ما تولى ونصله جهنم وساءت مصيرا".
 

Prinsip ini, yaitu berpegang teguh kepada Kitab Allah, sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan apa yang dipegang oleh salaf umat ini, sangat jelas dalam Kitab Allah, sunnah Rasul-Nya, dan ijma' Ahlus Sunnah wal Jamaah. Allah Ta'ala berfirman: "Dan barangsiapa menentang Rasul setelah jelas baginya petunjuk dan mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, Kami akan biarkan dia di jalan yang dia pilih, dan Kami akan masukkan dia ke dalam neraka Jahannam, dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali." (Surah An-Nisa' (4:115))
 

وقال سبحانه: "فإن آمنوا بمثل ما آمنتم به فقد اهتدوا". القسمة الثنائية: إما اتباع وإما ابتداع. فإن آمنوا بمثل ما آمنتم به فقد اهتدوا، وإن لم يؤمنوا بمثل ما آمنتم به فقد ضلوا، والعياذ بالله.
 
Dan Allah Ta'ala berfirman: "Jika mereka beriman sebagaimana kalian beriman, sungguh mereka telah mendapat petunjuk." (Surah Al-Baqarah (2:137)). Pembagian itu dua: mengikuti atau membuat bid'ah. Jika mereka beriman seperti kalian beriman, mereka telah mendapat petunjuk, namun jika mereka tidak beriman seperti kalian beriman, maka mereka tersesat, dan kita berlindung kepada Allah dari itu.
 

وقال سبحانه: "والسابقون الأولون من المهاجرين والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان رضي الله عنهم ورضوا عنه". الله عز وجل جعل رضاه موقوفا على هاتين الطائفتين.
 

Allah Ta'ala berfirman: "Dan orang-orang yang terdahulu dari kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya." (Surah Al-Bayyinah (98:8)) Allah Azza wa Jalla menggantungkan keridhaan-Nya kepada dua kelompok ini.
 

أما الآن، ما الذي بقي؟ الذين اتبعوهم بإحسان. أسأل الله أن يجعلني وإياكم منهم. أما سنة النبي صلى الله عليه وسلم، فالأحاديث في ذلك كثيرة، منها حديث أمير المؤمنين معاوية بن أبي سفيان رضي الله عنه عند الإمام أحمد وأصحاب السنن: قال النبي صلى الله عليه وسلم: "ستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة، كلها في النار إلا واحدة".
 

Sekarang, apa yang tersisa? Mereka yang mengikuti para sahabat dengan baik. Saya memohon kepada Allah agar menjadikan saya dan kalian termasuk dari mereka. Adapun tentang sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ada banyak hadits yang menjelaskannya, di antaranya adalah hadits Amirul Mukminin Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan para perawi hadits lainnya: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu."
 

قالوا: من هي يا رسول الله؟ قال: "من كان على مثل ما أنا عليه اليوم وأصحابي". هذا الحديث العظيم يضعفه أهل الطرق المبتدعة الذين يقولون إن الطريق إلى الله بعدد أنفاس البشر.
 

Para sahabat bertanya: "Siapakah mereka, ya Rasulullah?" Nabi menjawab: "Mereka yang berada di atas jalan yang aku dan para sahabatku berada di atasnya hari ini." (HR. At-Tirmidzi no. 2641 dan at-Thabrani no.14646, Al-Hakim no. 444, shohih).  Hadits agung ini dilemahkan oleh para pengikut jalan-jalan bid'ah, yang mengatakan bahwa jalan menuju Allah sebanyak nafas manusia.
 

لذلك لا يقنعون بالطريقة النبوية حتى يضيفوا إلى ذلك الطريقة الفلانية والطريقة الفلانية، وكل من نسب نفسه إلى هذه الطرق هو معترف وشاهد على نفسه بمخالفة طريقة محمد صلى الله عليه وسلم، لأنه لو كان تابعا لرسول الله لنسب نفسه إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم ولم ينسب نفسه إلى فلان وفلان.
 

Oleh karena itu, mereka tidak puas dengan cara Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sampai mereka menambahkan cara-cara lain, seperti metode ini dan itu. Setiap orang yang mengaitkan dirinya dengan metode-metode ini sebenarnya mengakui dan menyaksikan bahwa mereka menyelisihi cara Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, karena jika mereka adalah pengikut Rasulullah ﷺ, mereka akan mengaitkan diri mereka dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bukan dengan si fulan dan si fulan.
 

يقولون هذا الحديث ضعيف حتى يقولون: "كل الفرق ناجية"، والعياذ بالله. يظنون هذا الحديث هو الوحيد في الباب. هذا الحديث ما هو إلا حديث من عشرات، منها حديث العرباض بن سارية رضي الله عنه قال: "وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم موعظة بليغة، وجلت منها القلوب وذرفت منها العيون".
 

Mereka mengatakan bahwa hadits ini lemah, sampai-sampai mereka mengatakan: "Semua golongan selamat," dan kita berlindung kepada Allah dari itu. Mereka menyangka bahwa hadits ini adalah satu-satunya hadits dalam bab ini. Padahal hadits ini hanyalah salah satu dari puluhan hadits lainnya, di antaranya adalah hadits 'Irbadh bin Sariyah radhiyallahu 'anhu yang berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menasihati kami dengan nasihat yang mendalam, hati-hati menjadi takut karenanya dan mata-mata berlinang air mata."  (HR. Abu Dawud no. 4607, Ahmad no. 17185)
 

قلنا: يا رسول الله، كأنها موعظة مودع، فأوصنا. فقال: "أوصيكم بتقوى الله، والسمع والطاعة، وإنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا، فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة".
 

Kami berkata: "Ya Rasulullah, seolah-olah ini adalah nasihat perpisahan, maka berilah kami wasiat." Rasulullah bersabda: "Aku wasiatkan kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat, dan sesungguhnya siapa yang hidup di antara kalian akan melihat banyak perselisihan. Maka berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapat petunjuk. Gigitlah ia dengan gigi geraham kalian, dan berhati-hatilah terhadap perkara baru, karena setiap perkara baru adalah bid'ah."
 

مشايخي الأكارم، هذا الحديث حديث العرباض مطابق لفظا ومعنى لحديث معاوية. تأملوا في حديث معاوية قال: "ستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة". حديث العرباض: "إنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا". الاختلاف هنا مذكور، الفرق هنا ذكر العدد، وهنا لم يذكر العدد.
 

Wahai para syaikh yang mulia, hadits 'Irbadh ini secara lafaz dan makna sesuai dengan hadits Mu'awiyah. Perhatikanlah dalam hadits Mu'awiyah, beliau berkata: "Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan." Sedangkan dalam hadits 'Irbadh: "Siapa yang hidup di antara kalian akan melihat banyak perselisihan." Di sini disebutkan perselisihan, sementara di hadits lainnya disebutkan jumlah golongannya, dan di sini tidak disebutkan jumlah.
 

في حديث معاوية طلبوا من النبي صلى الله عليه وسلم صفة الفرقة الناجية، فقال: "من كان على مثل ما أنا عليه اليوم وأصحابي".
 

Dalam hadits Mu'awiyah, para sahabat meminta kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ciri-ciri dari golongan yang selamat, maka beliau menjawab: "Mereka yang berada di atas jalan yang aku dan para sahabatku berada di atasnya hari ini."

 في حديث العرباض: "فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي". لا إله إلا الله، تمامًا حديثان متطابقان لفظًا ومعنى. ومثله حديث ابن مسعود رضي الله عنه: خط لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم خطًا مستقيمًا، وخط عن يمينه وشماله خطوطًا صغيرة، فقال: "هذا صراط الله، وهذه هي سبل، وعلى رأس كل سبيل شيطان يدعو إليه". ثم تلا قول الله تعالى: "وأن هذا صراطي مستقيمًا فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله".
 
Dalam hadits 'Irbadh disebutkan: "Maka berpeganglah kalian kepada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk setelahku." Tiada  Rabb selain Allah, sungguh kedua hadits ini (hadits 'Irbadh dan hadits Mu'awiyah) benar-benar sama dalam lafaz dan makna. Demikian pula hadits Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggambar garis lurus untuk kami, lalu beliau menggambar beberapa garis kecil di kanan dan kirinya, kemudian beliau bersabda: "Ini adalah jalan Allah, dan ini adalah jalan-jalan yang di atas setiap jalan ada setan yang mengajak kepadanya." Lalu beliau membaca firman Allah Ta'ala: "Dan bahwa ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti jalan-jalan lain, karena jalan-jalan itu akan memisahkan kalian dari jalan-Nya." (HR. Ahmad no. 4142, an-Nasaai dalam as-Sunan al-Kubro no. 11174).
 

لاحظوا في حديث ابن مسعود، الطريق إلى الله كم؟ واحد. الفرق المخالفة سبل كثيرة. مطابق لحديث العرباض وحديث معاوية. ما علامة الصراط المستقيم؟ "وأن هذا صراطي مستقيمًا فاتبعوه". هذا الاتباع: "عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين". "من كان على مثل ما أنا عليه اليوم وأصحابي".
 

Perhatikan dalam hadits Ibnu Mas'ud, berapa jumlah jalan menuju Allah? Satu. Sementara jalan-jalan yang menyimpang adalah banyak. Ini sesuai dengan hadits 'Irbadh dan hadits Mu'awiyah. Apa tanda jalan yang lurus? "Dan bahwa ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah dia." Inilah mengikuti: "Berpeganglah kepada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk." Dan "Mereka yang berada di atas apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya hari ini."
 

وفي حديث معاوية أمير المؤمنين في الصحيحين وغيرهما، ومن حديث غيره رضي الله عنه: "لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق قائمة بأمر الله، لا يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم حتى يأتي أمر الله وهم كذلك".
 

Dan dalam hadits Mu'awiyah, Amirul Mukminin, yang diriwayatkan dalam Shahihain dan hadits lainnya, disebutkan: "Akan selalu ada sekelompok dari umatku yang berada di atas kebenaran, menegakkan urusan Allah, tidak akan memudaratkan mereka orang yang meninggalkan mereka atau orang yang menentang mereka, sampai datang perintah Allah sementara mereka tetap dalam keadaan demikian."
 

فإن دل على ماذا؟ الفرقة الناجية الطائفة المنصورة، وتفرق الأمة بعد النبي صلى الله عليه وسلم إلى هذه الفرق. قال ابن تيمية رحمه الله تعالى: "ولا عيب على من أظهر مذهب السلف وانتسب إليه، بل يجب قبول ذلك منه، فإن مذهب السلف لا يكون إلا حقًا بالاتفاق".
 

Maka apa yang ditunjukkan oleh hal ini? Golongan yang selamat, kelompok yang mendapat pertolongan, serta perpecahan umat setelah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ke dalam berbagai golongan ini. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: "Tidak ada celaan bagi orang yang menampakkan manhaj salaf dan menisbahkan dirinya kepadanya, bahkan harus diterima darinya, karena manhaj salaf tidak lain kecuali kebenaran berdasarkan kesepakatan."
 

وهذا الذي دل عليه الكتاب والسنة، والدل عليه العقل الصحيح السليم. يا مشايخي الأكارم، أي عين مبصرة وقلب بصير اليوم لا يرى التفرق الذي حل بالأمة والاختلاف؟ من يستطيع أن ينكر ذلك؟ لا ينكره إلا أعمى البصر وأعمى البصيرة والعياذ بالله.
 

Dan ini yang ditunjukkan oleh Al-Qur'an dan sunnah, serta akal yang sehat. Wahai para syaikh yang mulia, mata mana yang awas dan hati mana yang terang benderang hari ini yang tidak melihat perpecahan yang terjadi pada umat ini dan perselisihan yang ada? Siapa yang bisa mengingkari hal ini? Hanya orang yang buta matanya dan buta hatinya yang mengingkari hal ini, kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut.
 

Bersambung
Zaki Rakhmawan Abu Usaid