#FAWAID_DAURAH_MINHAJUSSUNNAH2
#MOJOKERTO_1446_2024
#Bagian_01
*PEMBUKAAN DAURAH MINHAJUS SUNNAH – 1446 H*
TRAWAS MOJOKERTO – 11 Rabiul Akhir 1446 H/14 Oktober 2024
PEMBUKAAN OLEH SYAIKH ABDUL MALIK RAMADHONI AL-JAZAIRIY hafizhahullah:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ إِلَهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh alam, dan aku bersaksi bahwa tiada Rabb yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabbnya para umat terdahulu dan yang akan datang.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah penutup para nabi dan rasul. Semoga Allah memberikan shalawat, salam, dan keberkahan atasnya, keluarganya, dan para sahabatnya semuanya.
وَإِذْ قَدْ تَقَدَّمْتُ بِالشُّكْرِ وَالْحَمْدِ لِلَّهِ لِأَنَّهُ الْمَحْمُودُ أَوَّلًا وَآخِرًا، وَالْمَحْمُودُ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا، وَالْمَحْمُودُ عَلَى كُلِّ حَالٍ إِذْ لَيْسَ فِي قُدْرِهِ إِلَّا مَا يَسُرُّ الْحَالَ، عَلِمَهُ مَنْ عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَنْ جَهِلَهُ، فَأَتَقَدَّمُ ثَانِيًا بِالشُّكْرِ لِلْإِخْوَةِ الْقَائِمِينَ عَلَى مُؤَسَّسَةِ مِنْهَاجِ السُّنَّةِ بِهَذَا الِاسْمِ الْجَمِيلِ الطَّيِّبِ، وَإِنْ شَاءَ اللهُ وَجَدْنَاهَا أَوْ وَجَدْنَاهُمْ اِسْمًا عَلَى مُسَمًّى لِلِالْتِزَامِ بِالسُّنَّةِ، وَالِاسْتِقَامَةِ عَلَيْهَا، وَالْعَمَلِ عَلَى حِفْظِهَا وَتَعَلُّمِهَا وَتَعْلِيمِهَا وَنَشْرِهَا، وَذَلِكَ هُوَ سَبِيلُ أَهْلِ الْحَقِّ.
Setelah aku mengucapkan syukur dan pujian kepada Allah, karena Dia-lah yang Dzat yang dipuji pertama dan terakhir, Dzat yang dipuji secara lahir dan batin, dan Dzat yang dipuji dalam setiap keadaan. Tidak ada dalam ketetapan-Nya kecuali hal yang menyenangkan, baik diketahui oleh yang mengetahui atau tidak diketahui oleh yang tidak mengetahuinya. Maka aku ingin mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudara yang mengelola Yayasan Minhajus Sunnah dengan nama yang indah dan baik ini. InsyaAllah, kami menemukan mereka benar-benar sesuai dengan nama tersebut, dalam berkomitmen kepada sunnah, istiqamah di atasnya, bekerja untuk menjaga, mempelajari, mengajarkannya, dan menyebarkannya. Itulah jalan orang-orang yang berada di atas kebenaran.
هَذِهِ الْمُؤَسَّسَةُ اِزْدَانَتْ بِهَا مَدِينَةُ سُرَابَايَا وَتَحْدِيدًا فِي مَنْطِقَةِ مُوجوكيرتو ، أَسْأَلُ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنْ يُسَدِّدَ خُطَاكُمْ، وَأَنْ يَرْزُقَكُمُ الْإِخْلَاصَ فِي الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ، وَفِي الدَّعْوَةِ إِلَى سَبِيلِهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَأَنْ يَجْعَلَكُمْ مَنَارًا لِهَذِهِ الْبِلَادِ الطَّيِّبَةِ بِلَادِ إِنْدُونِيسِيَا. نَشْكُرُ أَهْلَهَا وُلَاةً وَالْمَسْؤُولِينَ الَّذِينَ أَتَاحُوا لَنَا هَذِهِ الْفُرْصَةَ لِلِّقَاءِ وَنَشْرِ الْحَقِّ،
Lembaga ini menambah keindahan kota Surabaya, khususnya (sekarang) di kawasan Mojokerto. Aku memohon kepada Allah yang Maha Mulia untuk meluruskan langkah kalian, memberi kalian keikhlasan dalam perkataan dan perbuatan, serta dalam menyeru ke jalan-Nya. Semoga Allah menjadikan kalian sebagai cahaya bagi negeri yang baik ini, negeri Indonesia. Kami berterima kasih kepada penduduknya, para pemimpin dan para pejabat yang telah memberikan kami kesempatan ini untuk bertemu dan menyebarkan kebenaran.
وَإِنَّ الْقَلْبَ لَيَغْمُرُهُ السُّرُورُ حِينَ يَجِيءُ مِنْ مَهْدِ النُّبُوَّةِ مَهْدِيِّ الدَّعْوَةِ الْإِسْلَامِيَّةِ هَذِهِ الْبِلَادِ الْبَعِيدَةِ الْمَهْوَى مِنْ تِلْكَ الْبِلَادِ، وَنَجِدُ فِيهَا الْإِسْلَامَ بَلْ نَجِدُ فِيهَا الْإِسْلَامَ وَالسُّنَّةَ وَالْعَقِيدَةَ، عَقِيدَةَ التَّوْحِيدِ، هَذَا مِنْ فَضْلِ اللهِ عَلَيْنَا جَمِيعًا.
"Dan sungguh hati dipenuhi dengan kebahagiaan ketika datang dari tempat kelahiran kenabian, tempat kelahiran dakwah Islam, ke negeri-negeri yang jauh ini, dan kita menemukan Islam di sini, bahkan kita menemukan di sini Islam, Sunnah, dan akidah, yaitu akidah tauhid. Ini semua adalah karunia dari Allah bagi kita semua."
.
وَعَلَى أَهْلِ إِنْدُونِيسِيَا خَاصَّةً وَنَحْمَدُ اللهَ تَعَالَى، وَكَذَلِكَ يَغْمُرُنَا السُّرُورُ حِينَما نَجِدُ إِخْوَانًا لَنَا مِنَ الْأَعَاجِمِ يَتَكَلَّمُونَ، لَا أَقُولُ بِلِسَانِنَا بَلْ بِلِسَانِ الْقُرْآنِ إِنْ صَحَّ التَّعْبِيرُ، أَيْ بِلُغَةِ الْقُرْآنِ، فَهَذَا شَأْنٌ عَظِيمٌ.
Dan bagi penduduk Indonesia khususnya, kita memuji Allah Ta'ala. Hati kita juga dipenuhi kegembiraan ketika kita menemukan saudara-saudara kita dari kalangan non-Arab yang berbicara, tidak saya katakan dengan bahasa kita, tetapi dengan bahasa Al-Qur'an, jika diperbolehkan untuk mengungkapkannya demikian, yaitu dengan bahasa Al-Qur'an. Ini adalah suatu hal yang agung.
فَهَنِيئًا لَكُمْ، هَنِيئًا هَنِيئًا، لِأَنَّ قُلُوبَكُمْ اِسْتَبْشَرَتْ بِلُغَةِ كِتَابِ رَبِّكُمْ، "إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ"، وَقَدْ عَقَلْتُمْ الْكَثِيرَ مِنْهُ، أَسْأَلُ اللهَ أَنْ يَزِيدَكُمْ وَيَزِيدَكُمْ وَعَقْلَهُ وَفَهْمَهُ. مَا فِي الْقُرْآنِ لَا يَنْتَهِي إِطْلَاقًا لِأَنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى قَالَ: "قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا".
Maka selamat untuk kalian, selamat, selamat, karena hati kalian telah bergembira dengan bahasa kitab Rabb kalian: "Sesungguhnya Kami menurunkannya sebagai Al-Qur'an berbahasa Arab agar kalian mengerti" (Surah Yusuf (12:2)). Dan kalian telah memahami banyak darinya. Saya memohon kepada Allah untuk menambah pemahaman dan pengertian kalian tentang Al-Qur'an. Apa yang ada dalam Al-Qur'an tidak akan pernah habis, karena Allah yang Maha Mulia berfirman: "Katakanlah, seandainya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Rabbku, sungguh lautan itu akan habis sebelum habis kalimat-kalimat Rabbku, walaupun Kami datangkan yang semisal dengannya sebagai tambahan." (Surah Al-Kahfi (18:109))
وَهَذَا الْعِلْمُ عَظِيمٌ. نَشْرُ الْعِلْمِ بَابٌ عَظِيمٌ، لِأَنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ عَرَفَتْ أَوَّلَ مَا دَخَلَهَا مِنَ الْخَيْرِ عَنْ طَرِيقِ الْعِلْمِ، لَا يَخْتَلِفُ اِثْنَانِ فِي أَنَّ أَوَّلَ مَا أَنْزَلَ اللهُ عَلَى قَلْبِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: "اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ، خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ، اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ، عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ".
Dan ilmu ini adalah ilmu yang agung. Menyebarkan ilmu adalah pintu yang besar, karena umat ini pertama kali mengenal kebaikan yang masuk melalui ilmu. Tidak ada dua orang yang berbeda pendapat bahwa wahyu pertama yang Allah turunkan kepada hati Muhammad shallallahu 'alaihi wa alihi wa sallam adalah: "Bacalah dengan nama Rabbmu yang menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan Rabbmu yang Maha Mulia, yang mengajar dengan pena, mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (Surah Al-'Alaq (96:1-5))
هَذَا فَضْلُ اللهِ، حَافِظُوا عَلَى هَذَا الْفَضْلِ، لِأَنَّ مَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَى نِعْمَةِ اللهِ رَفَعَهَا مِنْهُ، وَرَفْعُ هَذِهِ النِّعْمَةِ خَسَارَةٌ مَا بَعْدَهَا خُسْرٌ، أَيْ رَفْعُ الْإِسْلَامِ مِنْ قُلُوبِ أَهْلِهِ. أَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى أَنْ يَجْعَلَنَا مِنْ أَهْلِ ذَلِكَ، وَأَنْ يُجَنِّبَنَا ذَلِكَ، وَأَنْ يُثَبِّتَنَا. مِنْ تَوْفِيقِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.
Ini adalah karunia Allah. Peliharalah karunia ini, karena siapa yang tidak menjaga karunia Allah, maka Allah akan mencabutnya. Dicabutnya karunia ini adalah kerugian yang tidak ada kerugian setelahnya, yaitu tercabutnya Islam dari hati pemeluknya. Saya memohon kepada Allah Ta'ala untuk menjadikan kita termasuk dari orang-orang yang mendapat karunia itu, dan semoga Dia menjauhkan kita dari keburukan tersebut, serta meneguhkan kita. Ini adalah bagian dari taufik Allah yang Maha Mulia.
وَالْمُوَافَقَاتُ أَرَادَهَا اللهُ جَاءَتْ هَكَذَا مِنْ غَيْرِ تَرْتِيبٍ. أَنَا وَأَخِي الْكَرِيمُ شَيْخِي الْفَاضِلُ حَمْدُ العَتِيقُ أَنَّنَا وَإِيَّاكُمْ نَعْلَمُ أَنَّ أَعْظَمَ مَصَادِرِ التَّلَقِّي لِلطَّائِفَةِ الْمَنْصُورَةِ، الفِرْقَةِ النَّاجِيَةِ، وَأَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ هُوَ القُرْآنُ وَالسُّنَّةُ مِنْ فَضْلِ اللهِ تَعَالَى عَلَيْنَا ذَلِكَ.
Dan kesesuaian ini adalah kehendak Allah yang datang begitu saja tanpa perencanaan. Saya dan saudara saya yang terhormat, Syaikh Hamed Al-’Atiiq, bersama-sama dengan Anda semua mengetahui bahwa sumber penerimaan ajaran yang paling agung bagi At-Thoifah al-Manshurah (kelompok yang diberi pertolongan), Al-Firqoh an-Najiyah (kelompok yang selamat), dan Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah Al-Qur'an dan as-sunnah, sebagai karunia Allah atas kita semua.
فَجَاءَتْ هَذِهِ الدَّوْرَةُ تَحْكِي هَذَا الْفَضْلَ لِأَنَّنِي عَرَضْتُ عَلَى إِخْوَانِكُمْ الْقَائِمِينَ عَلَى هَذِهِ الْمُؤَسَّسَةِ مَجْمُوعَةَ بَرَامِجَ لِأُلْقِيَهَا عَلَى مَسَامِعِكُمْ وَلَيْسَ الْجَالِسُ فِي عُلُوِّ هَذِهِ الْمِنْصَّةِ بِأَعْلَى مِنَ الْجَالِسِ تَحْتَهَا، وَلَكِنْ هَكَذَا شَاءَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى.
Maka datanglah program daurah ini yang menggambarkan karunia tersebut, karena saya telah mengajukan kepada saudara-saudara Anda yang mengelola yayasan ini beberapa program untuk saya sampaikan kepada Anda. Dan orang yang duduk di atas podium ini tidak lebih tinggi daripada yang duduk di bawahnya, namun inilah kehendak Allah yang Maha Agung.
وَنَحْنُ نَقُولُ هَذَا التَّنَاصُحُ بَيْنَنَا لَا لِلزِّيَادَةِ فَضْلٍ، فَاخْتَرْتُمْ كِتَابَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فَنَتَدَارَسُ سُورَةً مِنْ سُوَرِ الْقُرْآنِ لِمَا حَوَتْهُ مِنْ مَعَانٍ عَظِيمَةٍ نَحْنُ بِحَاجَةٍ إِلَيْهَا جَمِيعًا فِي كُلِّ وَقْتٍ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ.
Kami mengatakan bahwa saling memberi nasihat ini di antara kita bukan untuk menambah keutamaan apa pun. Anda telah memilih Kitab Allah Yang Maha Agung, maka kita akan mempelajari sebuah surat dari surat-surat Al-Qur'an, karena di dalamnya terdapat makna-makna yang besar yang kita semua butuhkan di setiap waktu dan di setiap tempat.
وَنَحْنُ أَحْوَجُ مَا نَكُونُ إِلَيْهَا فِي هَذَا، سَتَعْلَمُونَهُ إِنْ شَاءَ اللهُ. وَاخْتَارَ الشَّيْخُ جَزَاهُ اللهُ خَيْرًا الْقِسْمَ الثَّانِي مَصْدَرَ التَّلَقِّي، مَصَادِرَ تَلَقِّي القُرْآنِ وَالسُّنَّةِ وَنُفَسِّرُ شَيْئًا مِنْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.
Dan kita sangat membutuhkan hal ini, yang akan Anda ketahui inSya Allah. Syaikh Hamd Al-’Atiiq, semoga Allah membalas kebaikannya, telah memilih bagian kedua tentang sumber penerimaan, yakni sumber penerimaan Al-Qur'an dan sunnah. Kita akan menafsirkan sebagian dari Kitab Allah Yang Maha Agung.
نَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى أَنْ يَشْرَحَ صُدُورَنَا وَجَوَارِحَنَا لِكِتَابِهِ، وَالشَّيْخُ يَأْخُذُ مَعَكُمْ الأَرْبَعِينَ النَّوَوِيَّةِ. أَسْأَلُ اللهَ أَنْ يُسَدِّدَهُ وَيَرْزُقَهُ الإِخْلَاصَ وَيُوَفِّقَهُ وَيُوَفِّقَنَا جَمِيعًا لِذَلِكَ.
Kami memohon kepada Allah Ta'ala agar membuka dada dan hati kita untuk menerima kitab-Nya. Syaikh Hamd Al-’Atiiq akan membimbing kalian dalam mempelajari Al-Arba'in An-Nawawiyyah. Saya memohon kepada Allah agar memberinya keteguhan, memberikan keikhlasan kepadanya, serta memberi taufik kepada kita semua untuk itu.
هَذَا فَضْلٌ عَظِيمٌ لِأَنَّ الإِنسَانَ يَحْفِلُ أَشَدَّ مَا يَحْكِي مِمَّا جَاءَ فِي كِتَابِهِ وَالسُّنَّةِ، إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنْزَلَ القُرْآنَ كَمَا أَنْزَلَ السُّنَّةَ، إِنَّا أَنْزَلْنَا القُرْآنَ عَرَبِيًّا وَقَالَ كَذَلِكَ فِي السُّنَّةِ: "وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ نَزَلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ"، لِتُبَيِّنَ خِطَابًا لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَسُولِهِ الكَرِيمِ.
Ini adalah karunia yang besar karena manusia merasa terhormat ketika dia membicarakan apa yang datang dari Kitab Allah dan sunnah-Nya. Sesungguhnya Allah yang Maha Agung menurunkan Al-Qur'an sebagaimana Dia menurunkan as-sunnah. "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab." (Q.Surah Yusuf (12:2)) Allah juga berfirman tentang sunnah: "Kami menurunkan kepadamu peringatan agar kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka, supaya mereka berpikir," (Surah An-Nahl (16:44)) sebagai sebuah penjelasan bagi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, Rasul yang mulia.
فَالسُّنَّةُ بَيَانٌ لِلْقُرْآنِ.
Jadi, sunnah adalah penjelasan bagi Al-Qur'an.
هِيَ وَحْيٌ كَمَا قَالَ تَعَالَى: "إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى، عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى". فَهُمَا الْمَصْدَرَانِ الْعَظِيمَانِ: الْقُرْآنُ وَالسُّنَّةُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: "اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِهِ، قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ". وَقَالَ تَعَالَى: "وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ". خَاطَبَ رَسُولَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَقَالَ تَعَالَى: "قُلْ إِنَّمَا أَتَّبِعُ مَا يُوحَى إِلَيَّ مِنْ رَبِّي". سُبْحَانَ اللهِ، كُلُّهَا وَحْيٌ وَحْيٌ وَحْيٌ.
Itu semua adalah wahyu, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman: "Itu hanyalah wahyu yang diwahyukan, diajarkan kepadanya oleh yang sangat kuat." Maka keduanya adalah dua sumber yang agung: Al-Qur'an dan sunnah. Allah Ta'ala berfirman: "Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian, dan janganlah kalian mengikuti selain-Nya sebagai pelindung. Sedikit sekali kalian mengingatnya." (Surah Al-A'raf (7:3)). Dan Allah Ta'ala berfirman: "Ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu." (Surah Al-Ahzab (33:2)) Allah berbicara kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah, sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dari Rabbku." (Surah Al-A'raf (7:203)) Subhanallah, semuanya adalah wahyu, wahyu, dan wahyu.
وَرَدَّ تَعَالَى فِي مِثْلِ هَذِهِ الْآيَاتِ يُبَيِّنُ أَنَّ السَّبَبَ الْأَوَّلَ وَالْأَخِيرَ لِهَدَايَةِ النَّاسِ مَوْجُودٌ فِي هَذَا الْوَحْيِ. قَالَ تَعَالَى: "قُلْ إِنْ ضَلَلْتُ فَإِنَّمَا أَضِلُّ عَلَى نَفْسِي، وَإِنِ اهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِي إِلَيَّ رَبِّي". سُبْحَانَ اللهِ، شُوفْ هَذِهِ الْمُقَابَلَةَ الْعَجِيبَةَ: لَوْ اعْتَمَدْتَ عَلَى فَهْمِكَ وَعَقْلِكَ وَمَنْطِقِكَ وَمَا اسْتَخْلَصَهُ مَنْ يُسَمُّونَهُمُ بِالْحُكَمَاءِ أَوْ مَا اسْتَنْبَطَهُ الْفَلَاسِفَةُ أَوِ الَّذِينَ يُقَنِّنُونَ لِلنَّاسِ، ضَلَلْتَ.
Allah Ta'ala menjelaskan dalam ayat-ayat seperti ini bahwa sebab utama dan terakhir bagi petunjuk manusia terdapat dalam wahyu ini. Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah, jika aku sesat, maka sesungguhnya aku hanya akan menyesatkan diriku sendiri. Dan jika aku mendapatkan petunjuk, maka itu adalah karena apa yang diwahyukan Rabbku kepadaku." (Surah Saba' (34:50)). Subhanallah, lihatlah perbandingan yang menakjubkan ini: Jika kamu bergantung pada pemahamanmu, akalmu, logikamu, atau pada kesimpulan dari apa yang disebut oleh mereka sebagai para bijak atau apa yang dihasilkan oleh para filsuf, atau mereka yang menetapkan hukum bagi manusia, maka kamu akan tersesat.
وَإِنِ اهْتَدَيْتَ، فَمَا الَّذِي يَقُولُ هَذَا يَا إِخْوَانِي؟ اللهُ يَقُولُ لِمَنْ؟ لِخَيْرِ رُسُلِهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: "قُلْ إِنْ ضَلَلْتُ فَإِنَّمَا أَضِلُّ عَلَى نَفْسِي، وَإِنِ اهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِي إِلَيَّ رَبِّي".
Dan jika aku mendapatkan petunjuk, siapakah yang mengatakan hal ini, wahai saudara-saudaraku? Allah berkata kepada siapa? Kepada Rasul-Nya yang terbaik, shallallahu 'alaihi wa sallam: "Katakanlah, jika aku sesat, maka sesungguhnya aku hanya akan menyesatkan diriku sendiri. Dan jika aku mendapatkan petunjuk, maka itu adalah karena apa yang diwahyukan Rabbku kepadaku."
يَعْنِي أَنَا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنِ اهْتَدَيْتُ، فَبِمَا يُوحِي إِلَيَّ رَبِّي. الْهِدَايَةُ كُلُّهَا بِمَا جَاءَ فِي الْوَحْيِ، أَنْ يَتَّبِعَ الإِنْسَانُ الْوَحْيَ. وَتَأَمَّلُوا قَوْلَ اللهِ تَعَالَى لِنِسَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللهِ وَالْحِكْمَةِ".
Artinya, aku, (Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), jika mendapatkan petunjuk, itu karena apa yang diwahyukan Rabbku kepadaku. Petunjuk semuanya ada dalam apa yang dibawa oleh wahyu, yakni mengikuti wahyu. Perhatikanlah firman Allah Ta'ala kepada istri-istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumah-rumah kalian dari ayat-ayat Allah dan hikmah." (Surah Al-Ahzab (33:34))
إِنَّ اللهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا، "وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللهِ وَالْحِكْمَةِ". سُبْحَانَ اللهِ، مِنْ آيَاتِ اللهِ وَالْحِكْمَةِ. آيَاتُ اللهِ عَرَفْنَاهَا، وَالْحِكْمَةُ قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ هِيَ السُّنَّةُ.
"Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui, dan ingatlah apa yang dibacakan di rumah-rumah kalian dari ayat-ayat Allah dan hikmah." (QS. Al-Ahzab: 34). Subhanallah, dari ayat-ayat Allah dan hikmah. Ayat-ayat Allah kita sudah mengetahuinya, dan hikmah, menurut Imam Syafi’i rahimahullah, adalah sunnah.
إِذَا اجْتَمَعَ الْقُرْآنُ وَالسُّنَّةُ فِي سِيَاقٍ وَاحِدٍ دَلَّ عَلَى أَنَّ كَلِمَةَ الْحِكْمَةِ هِيَ السُّنَّةُ. وَلَكِنَّ الْعَجِيبَ فِي هَذِهِ الآيَةِ أَنَّ عَلَى مَا قَالَ وَتَسْلِيمِ الْقُرْآنِ وَالْحِكْمَةِ، أَوْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الْحِكْمَةُ.
Jika Al-Qur'an dan as-sunnah digabungkan dalam satu konteks, ini menunjukkan bahwa kata "hikmah" adalah as-sunnah. Namun, yang mengagumkan dari ayat ini adalah, menurut apa yang dikatakan, penerimaan Al-Qur'an dan hikmah, atau apa yang diturunkan kepada kalian, adalah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam itu sendiri merupakan hikmah.
هَذَا أَقْصَرُ لِمَاذَا طَوَّلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ؟ الْبَلَاغَةُ أَنْ تَأْتِيَ بِكَلَامٍ وَجِيزٍ وَتُبَلِّغَ الْمَعْنَى الَّذِي تُرِيدُ.
Ini adalah bentuk singkat, mengapa Allah Azza wa Jalla memperpanjangnya? Retorika adalah menyampaikan kalimat yang ringkas dan mencapai makna yang ingin disampaikan.
"وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللهِ وَالْحِكْمَةِ".
"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumah-rumah kalian dari ayat-ayat Allah dan hikmah.” (QS. Al-Ahzaab: 40)
أَلَيْسَ هَذَا أَوْجَزَ؟ هَذَا أَخْصَرَ؟ وَلَكِنَّ اللهَ تَعَالَى أَرَادَ أَنْ يُنَبِّهَنَا بِشَيْءٍ عَظِيمٍ: وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ، أَيْ لَا يُوجَدُ فِي بُيُوتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعِنْدَهُ تِسْعَةُ أَبْيَاتٍ، سِوَى مَا أَنْزَلَهُ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ، وَالْحِكْمَةِ الَّتِي يُوحِي اللهُ تَعَالَى بِهَا فِي قَلْبِهِ، سُبْحَانَ اللهِ.
Bukankah ini lebih ringkas? Ini lebih pendek? Namun Allah Ta'ala menghendaki untuk memberi kita peringatan yang agung: “Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumah-rumah kalian.” (Surah Al-Ahzab (33:34)). Yakni, di rumah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam—dan beliau memiliki sembilan rumah—tidak ada yang terdapat di dalamnya kecuali apa yang Allah turunkan ke dalam hatinya dan hikmah yang Allah wahyukan dalam hatinya. Subhanallah.
هَذَا دَرْسٌ لَنَا كُلُّنَا. عِنْدَنَا أَزْوَاجٌ وَعِيَالٌ، نَتْلُو هَذَا الشَّيْءَ. هَذَانِ مَصْدَرَانِ عَظِيمَانِ، أَعْظَمُ مَصَادِرِ الشَّرِيعَةِ، أَعْظَمُ مَصَادِرِ التَّلَقِّي فِي بُيُوتِنَا. هَذَا الَّذِي لَنَا الاسْتِقَامَةَ وَالثَّبَاتَ إِلَى أَنْ نَلْقَى اللهَ.
Ini adalah pelajaran bagi kita semua. Kita memiliki pasangan dan anak-anak, dan kita membaca hal ini. Kedua sumber ini sangat agung, sumber terbesar dari syariat, sumber terbesar dari penerimaan di rumah kita. Inilah yang akan memberi kita keteguhan dan konsistensi sampai kita bertemu dengan Allah.
فَهَنِيئًا لَكُمْ فِي هَذِهِ الدَّوْرَةِ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى، كِتَابًا وَسُنَّةً، وَحْيَ اللهِ تَعَالَى. قُلُوبُنَا بِذَلِكَ، وَسَدَّدَ مَشَايِخَنَا وَإِخْوَانَنَا الْمُتَكَلِّمِينَ وَالسَّامِعِينَ، وَجَعَلَنَا خَيْرَ خَلَفٍ لِخَيْرِ سَلَفٍ.
Maka selamat bagi kalian dalam program ini, insya Allah Ta'ala, dengan Al-Qur'an dan sunnah, wahyu dari Allah Ta'ala. Semoga hati kita dipenuhi dengannya, semoga Allah memberikan keteguhan kepada para syaikh dan saudara-saudara kita, para pembicara dan pendengar, dan menjadikan kita sebaik-baik penerus dari sebaik-baik pendahulu.
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ،
Semoga shalawat, salam, dan keberkahan tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan seluruh sahabatnya.
Bersambung
Zaki Rakhmawan Abu Usaid