Solusi wanita haidh saat haji dan umrah
Para ulama telah sepakat bahwa ihramnya wanita haidh sah dan seluruh rangakain manasiknya sah kecuali thawaf dan shalat saja. Wuquf, mabit, lempar jumrah dll saat haji maka sah atas kesepakatan ulama.
Lalu bagaimana bagi wanita yg umrah lalu haidh hingga akhir perjalanan rangkaian safarnya yg hanya 4 hari di Makkah misalnya sedangkan dia masih haidh? Para ulama menjelaskan diantaranya fatwa dar ifta’ Almishriyyah:
إذا حاضت المرأة قبل طواف العمرة أو الإفاضة فإن لها أن تتحين وقت انقطاع دمها خلال الحيض، أو تأخذ دواءً يمنع نزول الدم بما يسع زمن الطواف، ثم تغتسل وتطوف في فترة النقاء، ولا شيء عليها، فإن لم تفعل ولم ينقطع دمها ولم يمكنها الانتظار حتى تطهر فلها أن تطوف بعد أن تشد على نفسها ما تأمن به مِن تلويث الحرم، ولا إثم عليها؛ لأنها معذورة، ولحديث عطاء قال: "حاضت امرأةٌ وهي تطوف مع عائشة أم المؤمنين رضي الله عنها، فأتمَّت بها عائشةُ بقيةَ طوافِها" ذكره ابن حزم في "المحلَّى".
Jika seorang wanita mendapat haid sebelum ibadah umroh atau thawah ifadah, maka ia boleh menunggu sampai berhentinya pendarahan pada saat haid, atau meminum obat pencegah pendarahan selama ibadah tersebut berlangsung, maka ia harus mandi dan thawaf padasudah saat sudah suci dan dia tidak perlu membayar kafarah. Jika pendarahannya tidak berhenti sampai akhir safar bersama rombongan dan dia tidak dapat menunggu hingga dia menyucikan dirinya, maka dia dapat melakukan thawaf setelah dia memakai pembalut yg aman untuk melindungi dirinya dari mencemari tempat suci, dan tidak ada dosa padanya. Karena ia diberikan keringanan hukum, dan berdasarkan hadits Ata', beliau katakan: “Seorang wanita, tetiba haid ketika thawaf bersama Aisyah, maka Aisyah menyempurnakan sisa ibadahnya bersamanya. Ibnu Hazm menyebutkannya dalam kitab “Al-Muhalla.”
Semoga ikhwan dan akhwat sekalian dimudahkan Allah menuju baitullah.
Bagi yg ingin umrah yuk *umrah bareng MBS* insyaallah umrah paling hemat pelayanan tak kalah hebat..
Mbs~