Minggu, 11 Agustus 2024

Imam Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin -rahimahullaah- ditanya:Apa pendapat anda tentang orang yang memperingatkan agar menjauhi dari membaca kitab-kitab para da’i mu’ashirin (zaman sekarang) dan orang ini berpendapat untuk mencukupkan diri dengan kitab-kitab Salaf dan mengambil Manhaj dari mereka?

Imam Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin -rahimahullaah- ditanya:

Apa pendapat anda tentang orang yang memperingatkan agar menjauhi dari membaca kitab-kitab para da’i mu’ashirin (zaman sekarang) dan orang ini berpendapat untuk mencukupkan diri dengan kitab-kitab Salaf dan mengambil Manhaj dari mereka?

Kemudian, bagaimana pandangan yang benar atau yang mencakup tentang kitab-kitab para ulama Salaf -rahimahumullaah- dan kitab-kitab para da’i mu’ashirin (zaman sekarang) dan mufakkir (pemikir)?

Maka, Imam Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin -rahimahullaah- menjawab:

“Saya berpendapat bahwa: mengambil Dakwah dari Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- adalah di atas segalanya -dan tentunya ini pendapat kita semua; tanpa diragukan lagi-. Kemudian setelah itu: (mengambil) apa yang datang dari Khulafa-ur Rasyidin, dan dari para Shahabat, serta dari para Imam Islam yang terdahulu.

Adapun hal-hal yang dibicarakan oleh (para ulama/da’i) muta-akhirin (zaman belakangan) dan mu’ashirin (zaman sekarang); maka itu mencakup hal-hal yang mereka sendiri lebih mengetahuinya. Jika seseorang bisa memanfaatkan kitab-kitab mereka dari segi ini; maka sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak.

Kita tahu bahwa mu’ashirin mengambil dari para ulama terdahulu; jadi kita pun  mengambil (dari ulama terdahulu) seperti mereka. Akan tetapi, ada perkara-perkara kontemporer yang mereka (para mu’ashirin) lebih mengetahuinya dari pada kita, ditambah lagi: perkara-perkara tersebut belum terjadi di zaman Salaf.

Oleh karena itulah saya berpendapat: Hendaknya seseorang menggabungkan dua kebaikan tersebut:

Pertama: dia bersandar kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-.

Kedua: (bersandar) kepada perkataan Salafush Shalih dari kalangan Khulafa-ur Rasyidin, dan dari para Shahabat, serta dari para Imam Islam. Kemudian kepada apa yang ditulis oleh mu’ashirin tentang perkara-perkara kontemporer yang terjadi di zaman mereka dan belum terjadi di zaman Salaf.”

[Kitaabul ‘Ilmi (hlm. 217)]
Ustadz Ahmad Hendrix