Kamis, 01 Agustus 2024

Apa hukumnya siswa wanita duduk dalam rangka talaqqi nahwu (pengajaran tata bahasa Arab) dan antara dia dengan pemateri dalam kondisi tanpa hijab pembatas agar bisa melihat papan tulis, dengan tetap menjaga pakaian syar’i, adab dalam berbicara dan bertanya ketika berada di antara para wanita

Fatwa Markaz Islamweb, asuhan Syaikh Abdullah Al Faqih

السؤال

ما حكم جلوس طالبة العلم لتتلقى درسا في النحو بغير حائل بينها وبين المحاضر لترى السبورة مع التزامها بالزي الشرعي وآداب الحديث والسؤال في وسط جمع من النساء، وحتى إذا كانت تعرف معظم ما في الدورة من معلومات، ولكن طمعا في الاستزادة من العلم والترقي فيه وإكمال باقي الدورات؟ وهل يكون الحكم شاملا صغيرة السن والقواعد من النساء؟

Pertanyaan : Apa hukumnya siswa wanita duduk dalam rangka talaqqi nahwu (pengajaran tata bahasa Arab) dan antara dia dengan pemateri dalam kondisi tanpa hijab pembatas agar bisa melihat papan tulis, dengan tetap menjaga pakaian syar’i, adab dalam berbicara dan bertanya ketika berada di antara para wanita. Kemudian kondisinya adalah diketahui bahwa sebagian besar materinya sudah pernah diajarkan, akan tetapi dalam rangka menambah faidah, menguatkan pemahaman, dan menyempurnakan apa yang sudah pernah didapat dalam dauroh yang telah lalu. Apakah hukum tersebut berlaku juga bagi anak kecil maupun bagi wanita yang sudah tua?

فيجوز لطالبة العلم حضور الدرس الذي يلقيه رجل إذا أمنت الفتنة وراعت حدود الشرع من التزام الحجاب واجتناب الخلوة والخضوع بالقول، فعن أبي سعيد الخدري: قال النساء: يا رسول الله غلبنا عليك الرجال، فاجعل لنا يوما من نفسك، فوعدهن يوماً لقيهن فيه، فوعظهن، وأمرهن… رواه البخاري.

قال ابن بطال: وفيه: سؤال النساء عن أمر دينهن، وجواز كلامهن مع الرجال في ذلك، فيما لهن الحاجة إليه. شرح صحيح البخاري لابن بطال.

لكن الأولى بكل حال أن يكون الدرس من وراء حجاب سداً لباب الفتنة وحرصاً على طهارة القلوب. وانظري لذلك الفتوى رقم: 54191.

أما إذا خشيت الفتنة فلا يجوز تدريس الرجل للنساء سواء كن صغيرات في السن أو كبيرات.

والله أعلم.

Jawab : Alhamdulillahi wasshalatu wassalamu ‘ala rasulillahi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi, amma ba’du

Boleh hukumnya bagi siswa wanita untuk menghadiri pelajaran yang diisi oleh laki-laki apabila aman dari fitnah dan terjaga batas-batas syariat yaitu tetap mengenakan hijab, menjauhi khalwat (berdua-duaan), dan menundukkan suara. Dari Abu Sa’id Al Khudri, para wanita berkata, “Wahai Rasulullah! Para lelaki telah mengalahkan kami (dalam hal ilmu), maka jadikanlah untuk kami satu hari buatmu (mengajar)”. Maka beliau menjanjikan satu hari untuk mereka para wanita berkumpul, memberi mereka nasihat, dan memerintahkan mereka (pada ketaatan) (HR Bukhari)

Ibnu Batthal berkata, “Dalam hadits ini yaitu permintaan para wanita akan perkara agama mereka, (menunjukkan) bolehnya mereka para wanita berbicara dengan laki-laki dalam masalah ini (yaitu pengajaran agama), apabila memang ada kebutuhan dalam hal tersebut” (Syarh Shahih Al Bukhari karya Ibn Batthal)

Akan tetapi yang lebih utama di atas semuanya itu adalah mengajar dari balik hijab dalam rangka menutup pintu fitnah dan itu lebih menyucikan hati. Lihat fatwa no 54191.

Adapun apabila dikhawatirkan timbul fitnah maka tidak boleh laki-laki mengajar perempuan, baik itu anak kecil, dewasa, maupun orang tua renta. Wallahu a’lam.

Sumber :

http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=134482