Pada masa hidupnya, Ibn Taimiyyah tak pernah lepas dari fitnah dan cobaan. Difitnah, dicaci maki, dipersekusi, dilarang berfatwa, dilaporkan dan dipenjara berulang kali. Bahkan Beliau pun wafat di penjara. Kerasnya kehidupan membuat Beliau tak sempat berkeluarga. Wafat sebatang kara.
Selepas wafatnya, cobaan dan fitnah tak kunjung padam. Hingga datang masa ketika karya-karya Beliau diputuskan untuk dibakar dan dimusnahkan. Hampir-hampir proyek pemusnahan tersebut berhasil yang dapat membuat karya-karya dan nama Beliau akan hilang ditelan zaman.
Namun, Allah menakdirkan lain.
Selalu ada cara untuk menampakkan keilmuan Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah.
Dari pujian-pujian dan pembelaan para ulama – sealiran maupun tidak sealiran – yang mengalir tanpa putus dari zaman ke zaman.
Hingga usaha-usaha unik dalam menyelamatkan karya-karya Beliau.
Adalah Ibn ‘Urwah al-Hanbali (wafat 837 H), salah seorang ulama yang ikut berjasa menyelamatkan karya-karya Ibn Taimiyyah.
Ibn ‘Urwah menulis kitab berjudul “Al-Kawakid ad-Darori fi Tartib Musnad Imam Ahmad ‘ala abwab al-Bukhari”.
Sedianya, seperti terlihat pada judulnya, karya ini merupakan syarah atas Musnad Imam Ahmad yang disusun berdasarkan Bab-Bab dalam Shahih al-Bukhari.
Namun demikian, dengan kecerdikan Ibn ‘Urwah, pada setiap pembahasan dalam satu permasalahan yang disana terdapat tulisan Ibn Taimiyyah pada tema yang sama, maka Ibnu ‘Urwah menyalin seutuhnya karya Ibn Taimiyyah tersebut dari awal sampai akhir.
Begitu seterusnya, hingga dalam karya Ibn ‘Urwah ini secara tidak langsung berkontribusi dalam menyelamatkan naskah-naskah tulisan Ibn Taimiyyah.
Saat itu jika tulisan Ibn Taimiyyah diterbitkan secara mandiri akan memancing protes dari musuh-musuh dan waliyyul ‘amr yang tidak suka kepada Ibn Taimiyyah. karena itulah Ibn ‘Urwah bersiasat secara cerdik dengan memasukkan naskah tulisan Ibn Taimiyyah pada karyanya sendiri yang lebih bisa diterima orang pada masa itu.
Dan kitab Al-Kawakib ad-Darori ini pada masa kini menjadi salah satu manuskrip rujukan dalam penerbitan karya-karya Ibn Taimiyyah. Konon Al-Kawakib ad-Darori seluruhnya berjumlah lebih dari 100 jilid dan saat ini masih dalam bentuk manuskrip (belum pernah dicetak).