Dua bentuk musibah dari sisi cara menyikapinya:
1. Musibah yang menimpa seseorang lantas ia ingat akan pahala dan mengharapkan pahala dari Allah sehingga musibah seperti ini memiliki dua faedah yaitu menggugurkan dosa dan menambah pahala.
2. Musibah yang seseorang lalai akan adanya pahala, dadanya sempit menerimanya, menggerutu dan semisalnya serta lalai tidak mengharapkan pahala dari Allah, maka musibah seperti ini tetap menggugurkan dosa. Dengan demikian dalam keadaan apapun musibah tetap menguntungkan seseorang yang tertimpanya baik itu keuntungan satu saja yaitu dihapuskan keburukan dan dosa tanpa mendapatkan pahala karena tidak meniatkan apapun, tidak bersabar dan tidak mengharapkan pahala dari Allah. Bisa pula mendapatkan dua keuntungan yaitu dihapus dosa sekaligus mendapatkan pahala sebagaimana disebutkan di atas.
Oleh karena itu selayaknya jika seseorang tertimpa musibah meskipun sekedar terkena duri untuk ingat pahala dan mengharapkannya dari Allah sehingga mendapatkan pahala dan terhapus dosanya.
( Syarah Riyadhus Shalihin, Ibnu Utsaimin, I/240 )