Sabtu, 14 September 2024

teruslah duduk di majelis ilmu dan banyak2lah membaca, ternyata ilmu Allah itu luas sekali

Teringat dulu sewaktu di awal2 semester kuliah, sempet kaget ketika guru kami Ust Arifin Badri Hafidzahullah sedang khutbah jumat. di tengah2 khutbah beliau membaca sebuah ayat yg beliau lupa lanjutan akhir dari ayat tersebut.

Maka beliau pun bertanya dari atas mimbar kepada para mahasiswanya 
ذكروني الآية

pertama kalinya ana melihat ada seorang khotib ngajak ngobrol jamaahnya.

Karena sependek pengetahuan saya waktu itu, klo khotib sedang khutbah, makmum tidak boleh bercakap2. Bahkan hanya mengatkan kata, “diam” kepada orang lain yg sedang bercakap2 saja juga tidak boleh. Padahal itu kan maksudnya mengingkari kemungkaran

‎من تكلم يوم الجمعة والإمام يخطب فهو كمثل الحمار يحمل أسفاراً، والذي يقول له: أنصت، ليست له جمعة

Eh ternyata, setelah baca2 beberapa kitab di perpus ternyata hal tersebut memang boleh dilakukan.

Mengingkari kesalahan khotib, membenarkan ayat yg dibaca khotib dgn salah, bertanya kpd khotib jika ada hajat maka itu diperbolehkan.

begitu juga jika khotib yg mengajak berbicara kpd salah satu jamaah , semisal mic-nya bermasalah kemudian dia meminta salah satu jamaah untuk memperbaikinya.

Rasulullah pernah diajak berbicara oleh salah seorang yg hadir dalam khutbah jum’at beliau. 

‎، فقال: يا رسول الله! هلكت الأموال، وانقطعت السبل، فادع الله يغيثنا،

lelaki tersebut berkata, “Wahai rasulullah. Harta2 ludes, jalan2 terputus (aksesnya karena adanya kemarau yg panjang). Berdoalah kpd Allah agar menurunkan hujan kpd kami. 

Maka nabi pun menuruti keinginan lelaki tersebut dan tidak mengingkari ucapan orang tersebut di tengah2 khutbah beliau

Fiadah: 
1. yg dilarang adalah berbicara kepada sesama, ketika khutbah sedang berlangsung. Adapun kita kepada khotib diperbolehkan jika ada hajat. Adapun khotib boleh berbicara kepada makmum, karena memang posisi khotib adalah orang yg diijinkan syariat untuk berbicara.

2. teruslah duduk di majelis ilmu dan banyak2lah membaca, ternyata ilmu Allah itu luas sekali
ustadz kukuh abu yumna