Jumat, 27 September 2024

Seorang mahasiswa program Doktoral berkebangsaan Perancis menulis disertasi tentang pembelajaran klasik (yang dikenal dengan istilah mahadhir) di Muritania. Mahasiswa ini seorang Nasrani.

Seorang mahasiswa program Doktoral berkebangsaan Perancis menulis disertasi tentang pembelajaran klasik (yang dikenal dengan istilah mahadhir) di Muritania. Mahasiswa ini seorang Nasrani.

Disertasi seperti ini tentu perlu kajian lapangan. 

Maka berangkatlah ia ke Muritania. Ia pun mendaftar di salah satu mahdhar yang ada disana.

Sebagai seorang orientalis ia tentu sudah menguasai bahasa Arab. Tapi untuk lebih mendalami metode pembelajaran di mahadhir ia pun mempelajari berbagai cabang keilmuan yang diajarkan disana; Nahwu, Sharaf, Balaghah, dan seterusnya. 

Ia bahkan hafal al Quran dengan qiraat Warsy dari Nafi'. Ia juga menghafal Mukhtashar Khalil yang menjadi rujukan utama Mazhab Malikiyyah yang merupakan mazhab populer di Muritania.

Karena bacaannya yang bagus, orang-orang memintanya untuk mengimami mereka. Mereka tidak tahu kalau ia sebenarnya adalah seorang Nasrani. Ia pun mengabulkan permintaan itu.

Setelah pulang ke Perancis ia mengirim surat pada masyayikh dan masyarakat Shinqith - Muritania untuk berterimakasih atas kebaikan dan jamuan mereka selama ia berada di sana.

Di akhir surat ia menulis :

"Terkait dengan shalat yang kalian lakukan di belakangku selama sekian bulan maka mesti kalian ulang, karena Khalil berkata dalam Mukhtasharnya:

وتجب الإعادة إن بان الإمام كافرا

"Shalat wajib diulang kalau ternyata imamnya adalah orang kafir"

😁

(فائدة طريفة من درس الدكتور عامر بهجت حفظه الله تعالى)