Kamis, 26 September 2024

FAEDAH SUBUH : CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH

FAEDAH SUBUH : CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH

Pagi ini setelah Shalat Subuh, Ustadz Kholid Syamhudi, Lc حفظه اللّه memberikan nasehat kepada para peserta Multaqa 14 berkaitan Cinta dan Benci karena Allah. Berikut sekelumit faedah dari apa yang beliau sampaikan :

1) Fenomena kerusakan Aqidah sudah sangat parah sekali, pada tingkat yang tinggi sekali. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :

أوثق عرى الإيمان الحب في الله و البغض في الله

“Ikatan iman yang paling kuat adalah mencintai karena Allah, dan membenci karena Allah." (HR.  Thabrani)

Hari ini kita lihat fenomena bagaimana seseorang meletakkan cinta dan bencinya bukan karena Allah. Ini menjadi sebab kerusakan dan perpecahan yang terjadi di masyarakat. 

2) Begitu pula kita dapati bagaimana Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengajarkan agar tatkala seseorang mencintai saudaranya untuk menyampaikan kepada saudaranya bahwa ia mencintainya karena Allah. Hari ini banyak ikhwah yang sulit mengungkapkan cintanya kepada saudaranya karena Allah, padahal kalau ia mengungkapkan hal tersebut maka akan didapati pengaruh yang besar bagi keduanya.

3) Jangan remehkan urusan mencintai  karena Allah dan membenci karena Allah. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :

مَن أحبَّ للهِ وأبغَضَ للهِ وأَعْطَى للهِ ومنَعَ للهِ فقداستَكْمَلَ الإيمانَ

“Siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi harta karena Allah, menahan harta karena Allah, maka telah sempurna imannya” (HR. Abu Daud)

4) Bahkan ada satu hadits yang indah yang disampaikan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi tentang mencintai karena Allah, 

أنَّ رجلًا زارَ أخًا لَهُ في قريةٍ أخرى ، فأرصدَ اللَّهُ لَهُ على مَدرجَتِهِ ملَكًا فلمَّا أتى عليهِ ، قالَ : أينَ تريدُ ؟ قالَ : أريدُ أخًا لي في هذِهِ القريةِ ، قالَ : هل لَكَ عليهِ من نعمةٍ تربُّها ؟ قالَ : لا ، غيرَ أنِّي أحببتُهُ في اللَّهِ عزَّ وجلَّ ، قالَ : فإنِّي رسولُ اللَّهِ إليكَ ، بأنَّ اللَّهَ قد أحبَّكَ كما أحببتَهُ فيهِ

“Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya: “engkau mau kemana?”. Ia menjawab: “aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”. Malaikat bertanya: “apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”. Orang tadi mengatakan: “tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla”. Maka malaikat mengatakan: “sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya“ (HR. Muslim)

Maka hendaknya seseorang ketika ia mengunjungi saudaranya karena Allah bukan karena yang lainnya. Demikian pula bagi seorang da'i tatkala melakukan perjalanan dakwah, niatkan untuk bertemu saudaranya sesama muslim, bukan yang lain. 

Akhukum Noviyardi Amarullah 
Depok,  22-3-1446 H / 26-9-2024