PRANK ALA HERAKLIUS
Ikhwah sekalian, dahulu heraklius - salah seorang raja romawi - pernah menyatakan pernyataan yg "menggegerkan" seantero para pembesar negri romawi. Yakni setelah di bacakan di hadapannya isi surat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam agar dirinya dan pengikutnya masuk islam dan membenarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Heraklius sebenarnya membenarkan isi surat tersebut. Hanya saja karena ia takut kehilangan pengikut dan kekuasannya, akhirnya ia pun ngeprank para pengikutnya.
Imam al Bukhari di dalam kitab "Shahih" nya meriwayatkan hadits yg panjang terkait kasus raja heraklius di atas, yg di dalamnya terdapat kalimat dari ucapan heraklius:
فَقَالَ يَا مَعْشَرَ الرُّومِ هَلْ لَكُمْ فِي الْفَلَاحِ وَالرُّشْدِ وَأَنْ يَثْبُتَ مُلْكُكُمْ فَتُبَايِعُوا هَذَا النَّبِيَّ
‘Wahai bangsa rum, maukah anda semua memperoleh kemenangan dan kemajuan yang gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh di tangan kita? Kalau mau, akuilah Muhammad sebagai Nabi!.”
Perawi berkata:
فَحَاصُوا حَيْصَةَ حُمُرِ الْوَحْشِ إِلَى الْأَبْوَابِ فَوَجَدُوهَا قَدْ غُلِّقَتْ فَلَمَّا رَأَى هِرَقْلُ نَفْرَتَهُمْ وَأَيِسَ مِنْ الْإِيمَانِ قَالَ رُدُّوهُمْ عَلَيَّ وَقَالَ إِنِّي قُلْتُ مَقَالَتِي آنِفًا أَخْتَبِرُ بِهَا شِدَّتَكُمْ عَلَى دِينِكُمْ فَقَدْ رَأَيْتُ فَسَجَدُوا لَهُ وَرَضُوا عَنْهُ فَكَانَ ذَلِكَ آخِرَ شَأْنِ هِرَقْلَ
Mendengar ucapan itu, mereka lari bagaikan keledai liar, padahal semua pintu telah terkunci. Melihat keadaan yang demikian, Heraclius jadi putus harapan yang mereka akan beriman (percaya kepada kenabian Muhammad). Lalu di perintahkannya semuanya untuk kembali ke tempatnya masing-masing seraya berkata;
“Sesungguhnya saya mengucapkan perkataan saya tadi hanyalah sekedar menguji keteguhan hati anda semua. Kini saya telah melihat keteguhan itu.”
Lalu mereka sujud di hadapan Heraclius dan mereka senang kepadanya. Demikianlah akhir kisah Heraclius."
- selesai -
---------------------------
Ana katakan: baru² ini muncul pernyataan dari seorang kyai yg cukup terkenal sebagai penentang dakwah sunnah yg sempat "menggegerkan" dunia maya. Sampai² sebagian ikhwah sunnah pun berlomba² mengeksposnya di akun² mereka. Dari satu sisi, perbuatan mereka ini tidaklah salah. Karena yg demikian mungkin sebagai bentuk peluapan rasa gembira atas kesesuaiannya pernyataan sang kyai itu terhadap sunnah. Namun dari sisi yg lain, mereka keliru karena melalaikan "adab" terhadap ahli ilmu yg mereka melihat fenomena tersebut dengan kaca mata bashirah. Dan ternyata benar, bahwa ucapan sang kyai itu hanya "prank" semata. Ketika dirinya di serang oleh pertanyaan² dan pernyataan dari para pengikutnya dan simpatisannya yg sangat menghujam, akhirnya ia pun mengeluarkan pernyataan bahwa itu hanya "prank" semata. Bukan pernyataan yg serius.
Nasehat ana kepada ana dan antum semua, marilah kita yg sudah di berikan nikmat sunnah ini utk kembali meniti manhaj (cara beragama) salafush sholih kita, yg mengajarkan adab dan hormat kepada ahli ilmu, dengan tidak mendahului mereka dalam bersikap dan bertindak. Karena pada zaman fitnah ini, jika fitnah itu muncul, yg mengetahui fitnah itu fitnah adalah ahli ilmu. Sedangkan orang² yg bodohnya, baru mengetahui fitnah itu fitnah setelah fitnah itu berlalu.
Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua.
Ustadz abu yahya tomy