Rabu, 25 September 2024

PERJALANAN KEDUA KE NEGERI YAMAN(Bagian Kedua)

PERJALANAN KEDUA KE NEGERI YAMAN
(Bagian Kedua)

PEMUDA SIMPATI DAN BAIK HATI

Malam tadi lepas sholat di Masjidil Haram, kami dan rombongan berjalan menuju cafetaria untuk mengisi perut jatah malam hari dengan sesuatu yang ringan. Khawatir makan berat dapat menganggu kesehatan kami yang harus benar-benar di jaga dalam perjalanan.

Berbagai keletihan sempurna kami rasakan. Lepas  umrah dan berjalan ke sana ke mari ku lihat di menu “steps app” ku aku telah melangkah sebanyak 28.821 langkah, dengan jeda waktu 4,36 jam dan jarak 17. 8 km dan kalori yang terbakar sebanyak 1.215 kalori. 

Luar biasa letihnya, namun syukurlah karena sudah berlatih jalan pagi berbulan-bulan aku terbiasa dengan jalan yang panjang ini. 

Konon katanya dalam perjalan safar mutlak diperlukan nutrisi yang sempurna, dengan menyedikitkan kalori, mengurangi makan dan makan yang banyak protein dan upayakan banyak mengkonsumsi Vitamin C.

Ketika sedang mengorder menu “Syawurma”makanan India berupa daging ataupun ayam yang dibakar dan dicincang-cincang dalam roti, serta syai halib(teh susu), tiba-tiba aku diperkenalkan sahabat kita yang tertinggal di bandara  kemarin dengan seorang pemuda yang zahirnya baik, cerdas dan energik berusia 25 tahun dari Pulau Penang. Ternyata ialah yang kemarin membantu sahabat kita di bandara ketika kelaparan dan kehausan semoga Allah berikan dia balasan atas kebaikannya.

Sambil menyeruput teh susu yang panas kami saling bertegur sapa dan berkenalan ia mengatakan bahwa dari alur ibunya berasal dari banjarmasin Kalimantan selatan dan ayahnya orang Malaysia. Ia adalah pedagang jual beli mobil dan pengurusan surat menyurat kendaraan. 

Baru kali ini ia dan keluarga berangkat umrah dengan jalur mandiri tanpa pembimbing.

HANYA KARENA BEDA SATU HURUF

Diantara perbincangan kami, adalah sebab sahabat kami yang kemarin tak dapat diterima berangkat menaiki maskapai yang sudah dia bayar hanya gara-gara perbedaan satu huruf saja, ia tertolak sistem dan gagal berangkat itu dalam urusan dunia, dari pembicaraan tersebut muncullah analogi berfikir sehat, bahwa dalam urusan agama pun seperti itu pula keadaannya.

Dalam realita beragama sebagian kaum muslimin, banyak hal diamalkan kaum muslimin dalam bab ibadah berasal dari keterangan hadis yang palsu, hadis yang lemah bahkan dari perkataan yang tidak jelas asal usulnya, lantas bagaimana kan diterima Allah amalan mereka.

Kukatakan bahwa dalam urusan niaga, anda akan ditolak bertransaksi jual beli bila menggunakan uang palsu, bahkan akan terancam masuk penjara karena kasus penipuan, maka dalam agamapun mirip-mirip pula keadaanya, barang siapa yang beramal ibadah tanpa landasan dalil dari hadis yang sahih ayat yang jelas, pemahaman sahabat yang lurus pasti kan tertolak.

Kusebutkan contoh hadis membaca yasin untuk orang mati yang dilemahkan ulama, bahkan sebagiannya palsu, maka bagaimana mungkin kan diterima amalan tersebut oleh Allah ta’ala sementara dasarnya tidak diambil dari Nabi bahkan dari hadis yang palsu pula. 

Kuberikan juga contoh amalan mengumandakan azan di sisi kubur dalam acara penguburan bahkan tidak ada landasan dasar sama sekali meski dari hadis palsu, bagaimana mingkin kan diterim Allah? 

Dalam bab dunia betapa telitinya manusia melihat data-data, keakuratan cek, surat berharga, bahkan dalam membeli produk bermerek orang akan benar-benar jeli melihat dan bertanya keorisinilannya, mengapa pula dalam bab ibadah orang sembarang beramal tanpa mencari tau landasan dasarnya apakah dari hadis yang sahih atau palsu, apakah amalan ya g diamalkan orang banyak, diajarkan tokoh agama, para ustadz, para kyai sudah benar-benar meruju pada dalil dan istidlal yang sahih?

Pemuda yang cerdas itu begitu setuju dengan apa yang kusampaikan karena sangat ilmiyah dan logis, ia menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan bincang-bincang singkat kami. Semoga Allah berikan padanya hidayah di atas sunnah dan jalan keistiqomahan.

Puas berbincang-bincang akupun izin meninggalkannya untuk suatu keperluan dan semoga Allah temukan kami kembali.

Siang ini insyallah kami akan bertolak menuju Yaman dengan perjalan darat yang menempuh ribuan kilometer dan masa yang lumayan panjang dua hari satu malam. Semoga Allah mudahkan.

Perjalanan ke yaman dengan pesawat tidak ada dari Saudi langsung, yang ada hanya dari Mesir belaka dari bandara Cairo ke bandara Saiyun Maun bandara di Aden.

Sejak terjadi pemberontakan kaum Syiah Hutsi, bandara international di kota Sana’a habis di bombardir mereka dan jalur penerbangan ke sana ditutup.

Dari Cairo sendiri hanya ada satu sampai dua kali penerbangan saja ke Saiyun dan Aden. Menurut info yang kudapat sejak konflik tersisa hanya 3 pesawat maskapai Yemenia yang beroperasi di seluruh negeri.

BAHAYAKAH BELAJAR DI YAMAN SEKARANG ? 

Sepanjang yang kuketahui dari murid-murid yang belajar di sana, serta para syeikh yang ku kenal dan hasil kunjunganku yang pertama ke sana, Yaman daerah selatan aman dari konflik dan dikuasai penuh oleh otoritas pemerintah yang syar’i.

Kalaupun ada sedikit konflik senjata hanyalah terjadi di sebagian kecil wilayah di Yaman utara. Efek dari sejarah masa lalu negeri Yaman dibagi menjadi Utara dan selatan, karena sebagian pro ke Uni Soviet dan sebagian pro ke Amerika masih terasa berbekas dan sulit sepenuhnya menyatukan keduanya.

Bersambung….

Jelang Subuh Ajyad Masofi, Mekah 
21 Rabiul Awwal 1446/ 25 September 2024