Saat ini sedang ramai Hastag dan pembelaan terhadap Adi Hidayat dengan deklarasi "I STAND WITH ULAMA".
Ingat, yang mengkritik tidak kalah keilmuannya dari AH, yang mengkritisi juga banyak kalangan ulama yg tawadhu dan keilmuannya sudah tidak diragukan lagi.
Mengkritik itu bukan tanda membenci bagi yang dikritik, hanya ingin menyampaikan kebenaran. Agar ustadz dan pengikut butanya tidak offiside dari syariat.
Kalian para lovers AH , apa tidak diajarkan oleh AH bagaimana standar mencintai orang itu hanya sebatas kecintaan karena Allah Ta'ala.
Jangan jadikan guru kalian seperti arbab ( sesembahan), yang tidak boleh dikritik kalau salah. Jangan anggap sudah maksum yang tidak akan pernah salah dan dosa.
Fanatik terhadap kyai, ulama, atau ustadz memang telah mendarah daging di sebagaian orang .
Namun yang menjadi masalah adalah ketika pendapat para ulama tersebut jelas-jelas menyelisihi Al Qur’an dan As Sunnah tetapi dibela mati-matian. Yang penting kata mereka ‘ sami’na wa atho’na’ (apa yang dikatakan oleh ustadz kami, tetap kami dengar dan kami taat).
Entah pendapat ustadzanya tersebut merupakan perbuatan syirik atau bid’ah, yang penting tetap patuh kepada guru-gurunya, Na'udzubillah...
Allah ta’alla juga berfirman :
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Rabb selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
(QS. At-Taubah: 31)