Rabu, 18 September 2024

puteri Imam Malik (yang bernama Fathimah)

Diriwayatkan bahwa apabila seorang murid membacakan al Muwaththa' kepada Imam Malik melakukan kesalahan didalam membaca, baik kesalahan pada penyebutan huruf atau ada sesuatu yang ditambah atau dikurang, maka puteri Imam Malik (yang bernama Fathimah) akan mengetuk pintu dari dalam rumah sebagai isyarat bahwa apa dibaca sang murid keliru dan salah. Maka Imam Malik pun memerintahkan sang murid tersebut untuk pulang dan mengoreksi lagi bacaannya. Ketika murid itu pulang dan mengoreksi kitabnya, maka ia mendapati kekeliruan tersebut. 

[Kisah ini dihikayatkan oleh Ibnul Haj dalam al Madkhal hal. 215]

Lihatlah bagaimana seorang ayah yang berhasil mendidik puterinya dan menjaganya dengan penuh perhatian. Sang ayah yang tidak hanya mengajarkan ilmu tapi juga tata krama, adab, dan sifat malu. Sang puteri yang berilmu lagi menjaga iffah (kehormatan) dirinya tahu bagaimana cara menegur tanpa harus memperagakan diri dan menunjukkan eksistensinya. 

Sekarang.. 
Para ayah dan para suami itu sendiri yang merusak kehormatan anak perempuan dan isterinya. 
Memperagakan mereka dan tidak mengajarkan sifat malu serta ta'affuf (menjaga kehormatan). Sehingga kebanyakan para wanita muslimah sekarang kehilangan adab dan tata krama. 

Banyak diantara para ayah atau para suami yang menaruh perhatian pada ilmu dan majlisnya, mereka hantarkan mutiara dan permata mereka ke majlis ilmu dan pusat pusat pembelajaran agama agar bisa menuntut ilmu dan mendulang mutiara hikmah para ulama, namun terkadang lupa mendidik dan mengajarkan sang permata untuk beradab, ta'affuf (menjaga kehormatan diri), dan bertata krama. 

Jangan sekedar mengajarkan ilmu kepada anak perempuan atau isteri, tapi juga ajarkan adab, akhlak, dan tata krama. Guru di sekolah dan ustadz di masjid hanya sekedar memberikan arahan berupa ucapan dan wejangan. Tapi yang mendidik, menggembleng, dan memperhatikan lebih detail adalah kita sebagai ayah dan suami dirumah kita.

Semoga Allah menjaga mutiara indah kita semua, istri dan anak perempuan yang kita miliki, menjadikan mereka shalihah dan barakah dimana pun mereka berada, dan mengumpulkan kita semua disurga yang tertinggi. 

🖋Abu Ibrohim Yami, Lc. 
Makkah, 15 Rabiul Awwal 1446 H