Selasa, 03 September 2024

menyeru manusia kepada dirinya sendiri

Bismillah.
Seorang da'i yang terlalu sering menceritakan seluk-beluk kehidupan pribadinya sendiri di media sosial dengan tujuan menjadi 'ibrah dan inspirasi bagi orang lain, hingga tulisan-tulisannya didominasi life stories-nya pribadi daripada ilmu dan faedah; yang demikian itu dikhawatirkan masuk kategori "menyeru manusia kepada dirinya sendiri".

Seakan-akan ada makna tersirat:
"Ini loh aku, ini loh hidupku, penuh dengan kisah-kisah positif dan inspiratif yang bisa dicontoh oleh orang lain." Apalagi kemudian menukil dalil-dalil dan menjadikan dirinya sendiri sebagai role model dari terapan dalil tersebut.

Disamping hal ini sangat rawan terjatuh ke dalam sikap ujub, riya', dan sum'ah, juga sangat rentan merusak nilai dari semua kebaikan yang telah dilakukan. Lagipula, harus kita sadari, kita ini bukan panutan, bukan uswah hasanah. Maka, cukuplah kita mengajak umat untuk meneladani para ulama, para Shahabat, dan tentu saja Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam.

Tidak mengapa, sekali dua kali, seorang da'i sharing beberapa hal terkait lingkup kehidupan pribadinya, tapi jangan terlalu sering, dan tetap harus menjaga niat dan hati. Sebab, seorang da'i tampil bukan untuk menyeru manusia kepada dirinya sendiri, melainkan menyeru manusia kepada agama Allah; sehingga seruan itu sepatutnya lebih dominan dengan fawaid ilmu.

Ini terkait da'i ya, bukan berlaku umum. Jadi yang tidak merasa sebagai da'i ya.....biasa saja, just let it flows. ๐Ÿ˜Š

Shobahul khoir.
Ustadz ammy ahmad