Jumat, 26 Juli 2024

Syaikh 'Ali bin Hasan Al-Halabi -hafizhahullaah- berkata:"(Murji'ah adalah) mereka yang mengatakan bahwa: iman itu "at-tashdiiq" (pembenaran) saja, dan bahwa iman tidak bertambah dan tidak berkurang; dan bahwa amal anggota badan bukan termasuk iman.

Syaikh 'Ali bin Hasan Al-Halabi -hafizhahullaah- berkata:

"(Murji'ah adalah) mereka yang mengatakan bahwa: iman itu "at-tashdiiq" (pembenaran) saja, dan bahwa iman tidak bertambah dan tidak berkurang; dan bahwa amal anggota badan bukan termasuk iman.

Dan saya punya kitab yang telah dicetak dengan judul: "At-Ta'rifah Wat Tanbi'ah Bi Ta'shiilaatil Imam Al-Albani Fii Masaa-ilil Iman War Radd 'Alal Murji'ah".

Anehnya, sebagian orang terus mencela guru kami (Syaikh Al-Albani) -dan kami juga ikut dicela- dalam masalah-masalah ini, padahal banyak sekali yang kami telah jelaskan, kami tulis, dan kami bantah. Akan tetapi (seolah-olah seperti ungkapan): "Engkau telah memperdengarkan; kalaulah yang engkau seru adalah orang yang hidup...Akan tetapi (ternyata) tidak ada kehidupan pada orang yang engkau seru itu."

Di antara yang terakhir kali ditunjukkan oleh sebagian ikhwan kepadaku yaitu: rekaman fatwa guru kami (Syaikh Al-Albani) -rahimahullah- yang di dalamnya terdapat pertanyaan tentangku dalam masalah ini.

Inilah pertanyaan dan jawabannya:

Penanya: "Wahai guru kami, sebagaian penulis menyifati Akh 'Ali Al-Halabi bahwa dia berpendapat dengan pendapat-pendapat murjiah, ahbasy, dan orang-orang sekuler, dalam masalah hukum dan takfir.

Dan selain itu: Syaikh 'Ali juga disifati bahwa beliau itu bodoh dan ahli bid'ah.

Sedangkan kami mengetahui bahwa Syaikh 'Ali punya hubungan dengan anda, beliau sering duduk di majelis-majelis bersama anda -dan kami tidak menyucikan seorangpun atas Allah-."

Maka guru kami Imam Al-Albani -rahimahullaah- menjawab:

"Kami tidak membebaskan seorangpun dari kami dari kesalahan dan kelupaan, karena kemaksuman (bebas dari kesalahan) hanya bagi para nabi dan rasul saja. Akan tapi aku katakan -dalam permasalahan yang berkaitan dengan 'aqidah (Syaikh 'Ali): kami tidak mengetahui adanya kejelekan padanya. 

Dan ruang lingkup pendapat dan ijtihad adalah sangat luas.

Oleh karena itulah kami katakan: Semoga Allah memaafkan orang yang memiliki pendapat yang menyelisihi apa yang diyakini: tentang saudaranya sesama muslim.

Saudara kami (Syaikh 'Ali) bukanlah seorang murji'ah, dan tidaklah dia berpendapat kecuali dengan yang diyakini oleh Salafush Shalih.

Dan orang yang menisbatkan beliau dengan penisbatan-penisbatan jelek semacam ini; maka yang paling minimal untuk dikatakan pada orang tersebut adalah: ia telah melampaui adab Islami. Akan tetapi yang aku khawatirkan adalah: bahwa perkaranya lebih banyak dan lebih berbahaya dari itu; yaitu: menisbatkan kepada beliau: suatu 'aqidah (menyimpang) yang dia berlepas diri darinya -seperti berlepas dirinya serigala dari darah (Yusuf) bin Ya'qub, sebagaimana ungkapan yang dikatakan sejak zaman dulu-.

Oleh karena itu aku katakan:

Kalimat-kalimat semacam ini tidaklah sepantasnya kita menyia-nyiakan waktu kita untuk menanyakan tentangnya, karena:

Pertama: hal itu hanya berputar di sekitar point yang asas (tidak masuk ke point yang lebih penting -pent).

Kedua: hal itu hanya akan memperpanjang perkataan, seperti ungkapan yang dikatakan: "Saya mendengar suara alat penumbuk tepung, akan tetapi aku tidak melihat tepungnya" (yakni: keributan yang tidak ada faedahnya), hanya semata-mata menuduh tanpa kebenaran. Dan ini [tersebar] pada zaman sekarang di kalangan para pemuda muslim, dan tentunya ini sangat disayangkan."

["Da'watunaa Al-Kitab Wa As-Sunnah 'Alaa Manhaj As-Salaf Ash-Shalih" (77-78, cet. I, Ad-Daar Al-Atsariyyah, catatan kaki no. 2)

-diterjemahkan oleh: Ahmad Hendrix-