Selasa, 23 Juli 2024

Apa hukum menambah lafadz sayyidina dalam Tasyahud???

Apa hukum menambah lafadz sayyidina dalam Tasyahud???

Al imam Syafi'i dalam kitabnya al-um, imam Malik yang dinukil oleh Ibnu abdil bar dalam Al-istidkar, imam abu hanifah yang dinukil pula oleh imam ath-thohawi dalam kitabnya, imam Ahmad yang dinukil oleh Ibnu Qudamah dalam mughni dan Ibnu hazm dalam muhalla. 
mereka semuanya berkata tentang tidak disyariatkannya menambah lafadz sayyidina dalam tasyahud. Bahkan Al imam Ibnu abdil bar berkata : bahwasanya ibadah adalah bab tauqifiyyah yaitu tata caranya harus berlandaskan Al Quran dan assunah yang datang dari tuntutan Rasulullah shallallahu alahi wasalam. 

Adapun lafadz sayyidina sendiri datang dari ulama Syafiiyah Mutaakhiriin (belakangan) yaitu Ibnu Hajar Al-haitami dalam kitabnya tuhfah muhtaj dan pendapat beliau ini tidaklah bisa dijadikan dalil dalam ibadah. Apalagi pendapat beliau sangat menyelisihi ulama ulama yang lainnya
Dan para ulama pun menulis beberapa bantahan kepada pendapat beliau :

(1). Yang pertama : ucapan beliau sangat bertentangan dengan dalil dari nabi shallallahu alahi wasalam
(2). Yang kedua : ucapan beliau sangat bertentangan dengan shohib madzhabnya sendiri yaitu imam syafi'i dan diperkuat oleh imam Nawawi dan Ibnu Hajar al asqolani yang tidak menambah lafadz sayyidina
(3). Yang ketiga : pendapat beliau sangat bertentangan dengan para ulama ulama pendahulu beliau dari jaman dulu yang berkata bahwasanya tasyahud tidak boleh dikatakan dengan akal atau bentuk anggapan baik saja, karna ini adalah ranah ibadah dan ibadah adalah bab tauqifiyyah yang mana harus diambil sesuai yang datang dari al Quran dan As-Sunnah
(4). Yang keempat : jika memang bentuk adab kepada nabi, kenapa para sahabat dan para tabi'in yang kita ketahui lebih beradab daripada kita semuanya, tidak menambahkan lafadz sayyidina. Sekiranya jika perkara ini baik, niscaya mereka akan mendahului kita dalam perkara ini
(5). Yang kelima : jika memang Ibnu Hajar al haitami menganjurkan lafadz sayyidina dlm tasyahud. Maka mengharuskan juga untuk menambah lafadz sayyidina dalam adzan dan iqomah sebagai bentuk adab kepada nabi
(6). Sesungguhnya bentuk pengagungan dan adab yang paling tinggi kepada nabi adalah dengan mengikuti tuntutannya dan tatacara ibadah diatas petunjuknya. Karna nabi tidaklah berkata kecuali itu memang wahyu dari allah subhanahu WA Ta'ala
و ما ينطق عن الهوى، ان هو الا وحي يوحى
 (7). Ingat perkataan dari Ibnu abdil bar yang  lahir th 368 Hijriyah dlm kitabnya al istidkar. Bahwasanya Tasyahud adalah bab ibadah sedangkan bab ibadah adalah bab tauqifiyyah (yaitu perkara perkara yg harus berlandaskan dalil dari al-quran atau As-Sunnah) maka tidak boleh akal pikiran atau anggapan baik saja masuk dlm perkara-perkara ibadah.
(8). Ucapan Ibnu Hajar al haitami tidak lah berlandaskan dalil, akan tetapi hanya istihsan beliau saja. Sedangkan imam syafi'i pernah berkata
من استحسن فقد شرع
Barangsiapa yang beristihsan (beranggapan baik dalam perkara agama tanpa dalil) maka dia telah membuat syariat baru
(9) jika sekiranya itu baik. Maka para salaf telah mendahului kita akan itu. Karna kata umar bin abdul aziz : bahwasanya para sahabat dan tabi'in paling rajin dalam mencari kebaikan dan pahala dalam agama. Sekiranya lafadz sayyidina itu baik dipakai dalam sholat. Niscaya para salaf telah mendahului kita
(10). Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk nabi shallallahu alahi wassalam
(11). Seorang manusia terkadang salah dan benar, salahnya tidak boleh kita ikuti. Karna seharusnya yang kita ikuti adalah tuntunan nabi kita Shalallahu alahi wassalam yg tak pernah salah dalam mengajarkan agamanya.
(12). Cukuplah hadist hadist Rasulullah shallallahu alahi wassalam sebagai sandaran kita.

Maka dengan ini bisa diambil istinbat bahwasanya menambah lafadz Sayyidina di tasyahud dalam sholat tidak disyariatkan dan bahkan ini adalah perkara yang baru dalam agama. Dan sepantasnya bagi seorang muslim lagi beriman mencukupkan apa yang datang dari tuntutan Rasulullah shallallahu alahi wasalam. Dan Itulah salah satu  bentuk adab kita kepada beliau alahi sholatu Wassalam

Silahkan bisa berkunjung :
Kitab al-um, Al istidkar, Al mughni, raudhatul Tholibin, fath bari, fiqih ala madzhab hanafi imam thahawi, Al muhalla, majmu fatawa dan tuhfah muhtaj. Semuanya di bab Tasyahud

Darrul Hadist Fiyush, Aden, Yaman
https://www.facebook.com/share/p/egQ3rCNbzdWT6XS9/?mibextid=oFDknk
Ustadz Rizky Ainul