Suatu ketika Syaikh Al Albani bersama beberapa muridnya memutar kaset ceramah seorang da'i yang membicarakan seorang tokoh Islamis Sudan, Hasan At Turabi dalam melawan sekularisme.
Di antara murid Syaikh Al Albani di situ ada yang mengkritik da'i tersebut karena tidak menjelaskan penyimpangan2 At Turabi (di antaranya adalah ia menyatakan bolehnya murtad). Namun Syaikh mengatakan, ketika jama'ah islamiyah berhadapan dengan sekularis, maka bukan pada tempatnya menyebutkan penyimpangan jama'ah tsb.
Hal ini pula yang dipraktekkan ustadz Firanda ketika seorang da'i Hizbut Tahrir diserang oleh seorang tokoh JIL, beliau membela sang da'i.
Sekali lagi ini sifatnya kondisional, yaitu ketika memang sedang terjadi perang antara kedua kubu, dimana salah satu kubu adalah islam dan kubu lain adalah kekufuran. Sehingga TIDAK bisa dipahami kemudian bersikap diam terhadap penyimpangan jama'ah atau tokoh Islam. Kritik jalan terus karena itu bentuk nasehat ke sesama muslim.
Adalah kitab Madarikun Nazhar, sebuah kitab yang dipuji dan diberi muqaddimah oleh Syaikh Al Albani dengan ungkapan "faridan fii baabihi" alias kitab yang tiada duanya dalam bidangnya.. di dalamnya terdapat satu bab yang sangat berat dibaca oleh orang-orang harakah, yaitu bab "Membantah penyelisih sunnah merupakan amar ma'ruf nahi munkar", yang salah satu kutipannya:
"Setiap kali seorang mukmin hendak melaksakan kewajiban ini ada saja yang berkata kepadanya: "Bukan sekarang waktunya untuk itu, sementara sekarang ini kaum kafir tengah mengintai kita!"
Lalu kapankah ia dapat mengetahui kesalahannya?
Dan kapankah ia dapat melepaskan diri dari kesalahannya?
Kalau begitu caranya, kapankah orang sakit bisa sembuh?
Dan kapankah orang lemah bisa kuat?
Abu Hurairah telah meriwayatkan dari Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bahwa beliau bersabda:
المؤمن مرآة المؤمن، والمؤمن أخو المؤمن، يَكُفُّ عليه ضَيْعتَه، ويَحُوطُه من ورائه
"Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Seorang mukmin adalah saudara mukmin lainnya. Ia selalu mempertahankan sumber pencaharian saudaranya sesama mukmin dan selalu melindunginya."
Tidaklah termasuk loyalitas kepada sesama mukmin bila engkau membela kebatilan yang dilakukan olehnya dengan dalih ia gencar memerangi komunisme!
Anas bin Malik meriwayatkan dari Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bahwa beliau bersabda:
انصر أخاك ظالما أو مظلوما ، قيل: يا رسول الله! هذا ننصره مظلوما، فكيف ننصره ظالما؟ قال: تمنعه من الظلم
"Tolonglah saudararamu yang berbuat zhalim atau yang dizhalimi."
Ada yang bertanya: "Wahai Rasulullah, yang dizhalimi tentu kami tolong lalu bagaimana kami harus menolong yang berbuat zhalim?" Rasul berkata: "Cegahlah ia dari kezhalimannya." (HR Al Bukhari dan Muslim).
[Madarikun Nazhar hal. 87-88]
Ustadz ristiyan ragil