📃 Sebaiknya Memang Tidak Perlu Direspon
Syekh Dr. Badr bin Ali bin Thomi al-'Utaibiy hafizhahullahu memposting sebuah kisah di akun twitternya:
Seorang laki-laki meminta untuk mendebat Qadhi Yahya bin Aktsam di majelisnya Khalifah al-Makmun, tapi beliau enggan melayaninya. Sang Khalifah berkata kepadanya, "Penuhilah keinginannya!"
Yahya merespon, "Tahukah engkau apa yang disampaikan Malik bin Anas? Khalifah bertanya, "Apa katanya?" Yahya menjawab, "(Beliau berkata): Termasuk bentuk memuliakan ilmu agama; tidak boleh berbicara tentangnya melainkan orang yang memang ahlinya."
Yahya melanjutkan, "Siapakah fulan ini sehingga aku perlu memenuhi permintaannya? Terus (kalau jadi dipenuhi) setelahnya dia akan keluar menuju ke tengah manusia lalu berkoar-koar, "Aku pernah mendebat Qadhi (Yahya) di hadapan Sang Khalifah!"
Komentar seseorang di bawahnya:
Bassyar bin Burd pernah bercerita, "Aku pernah mengejek Jarir (seorang penyair besar) dalam bait syairku, namun beliau enggan merespon dan menganggapku masih bau kencur! Andai saja beliau menaggapinnya niscaya aku merasa menjadi seorang penyair paling top."
Pelajaran yang bisa dipetik: Tidak perlu merespon ajakan debat anak-anak muda yang masih bau kencur dan orang-orang dungu, sebab tujuan mereka di balik itu adalah PANSOS, bukan untuk mencari ilmu (dan kebenaran).
Ustadz muhammad sulhan