Jumat, 17 November 2023

DALIL BOLEHNYA MENGKRITIK "KELOMPOK JIHAD" KETIKA PERANG

DALIL BOLEHNYA MENGKRITIK "KELOMPOK JIHAD" KETIKA PERANG

▶️ Adapun dalil dari Sunnah Nabi ﷺ dan sahabat, tentang Nahi Munkar (membantah/mengkritik/menasihati) di kala "jihad" adalah sebagai berikut:

1. Rasulullah ﷺ ketika perang Hunain pernah mengingkari sebagian sahabat (yang baru masuk Islam) ketika mereka minta kepada beliau ﷺ agar dibuatkan pohon keramat. Mereka berkata:

اجْعَلْ لَنَا ذَاتَ أَنْوَاطٍ كَمَا لَهُمْ ذَاتُ أَنْوَاطٍ

"Buatkan untuk kami pohon keramat sebagaimana mereka (kaum musyrikin) memiliki pohon keramat, maka Rasulullah ﷺ bersabda:

اللَّهُ أَكْبَرُ، إِنَّهَا السُّنَنُ قُلْتُمْ كَمَا قَالَتْ بَنُو إِسْرَائِيْلَ لِمُوْسَى: اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ 

Allah Maha Besar, sesungguhnya ucapan (kalian) ini sama dengan ucapan Bani Israil kepada Musa: Jadikan untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan." (HR. Tirmidzi).

2. Rasulullah ﷺ ketika berperang melawan kaum musyrikin pernah menyanggah/membantah pujian sahabat terhadap seseorang yang sangat berani di medan perang dengan sabda beliau:

هُوَ فِي النَّارِ

"Dia di neraka" (HR. Bukhari).

3. Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma di kala perang pernah mengingkari perbuatan Khalid bin Walid yang membunuh orang-orang yang masuk Islam karena salah memahami ucapan mereka "shaba'na". Bahkan Rasulullah ﷺ setelah kejadian tersebut bersabda:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ خَالِدٌ

"Ya Allah, aku berlepas diri kepada-Mu dari apa yang dilakukan oleh Khalid" (HR. Bukhari).

Silahkan pilih, ikut Dalil Sunnah Nabi atau akal-akalan manusia atau dalil "baperan" atau ucapan Fulan meskipun dari kalangan ulama?!
Tapi ingat ancaman Allah,

وَمَن یُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَیَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَیَتَّبِعۡ غَیۡرَ سَبِیلِ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ وَسَاۤءَتۡ مَصِیرًا

"Dan barangsiapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam neraka Jahannam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisa': 115)

فَلۡیَحۡذَرِ ٱلَّذِینَ یُخَالِفُونَ عَنۡ أَمۡرِهِۦۤ أَن تُصِیبَهُمۡ فِتۡنَةٌ أَوۡ یُصِیبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِیمٌ

"Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya untuk takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (QS. An-Nur: 63).

✅ Syaikh Abdurrahman Al-Mu'allimi rahimahullahu berkata: Ketahuilah bahwa Allah ta'ala terkadang menjadikan sebagian orang yang ikhlas (dari kalangan para ulama') terjatuh dalam kesalahan, sebagai ujian bagi yang lainnya. Apakah mereka mau mengikuti kebenaran dan meninggalkan ucapannya atau terpesona dengan kedudukan (seorang alim yang salah)? Orang (alim) diberi udzur bahkan diberi pahala karena ijtihadnya dan niat baiknya serta usaha kerasnya, akan tetapi yang mengikuti (kesalahannya) karena terpesona dengan kedudukannya tanpa melihat kepada hujjah-hujjah yang sebenarnya dari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah ﷺ, maka dia tidak diberi udzur, bahkan dia dalam bahaya yang besar.
(Raf'u Al-Isytibah 'An Ma'na Al-Ibadah Wa Al-Ilah hal. 152-153 oleh Syaikh Al-Mu'allimi rahimahullahu)