"sebagian manusia ada yang membagi muwalah (loyalitas) dan mu'adat (permusuhuhan) hanya menjadi 2 saja: loyalitas mutlak dan permusuhan mutlak.
Ini tidak benar. Yang tepat ada tiga macam:
1. sikap loyal secara mutlak: kepada rasul dan anbiya.
2. sikap mu'adat secara mutlak: kafir, musyr1kun.
3. sikap loyal dalam satu segi dan mu'adat dari satu segi: seorang Muslim yang ada padanya ketaatan dan ada pula kemksiatan, ada sunnah dan ada bid'ah... maka kita tidak boleh memperlakukannya dg mu'adat secara mutlak.
(faedah dari syaikh Dr. Ihab bin Nadir Musa hafizhahullah ketika kami menemani beliau makan siang hari ini, beliau seorang ulama berdarah pa1estin4 dan keluarga beliau masih ada di Ghazza, menceritakan banyak hal ttg qodhiyyah p4l3stin3 ynag bnyak tidak dipahami oleh orang di luar palestin4).
SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH RAHIMAHULLAH BERKATA:
وَإِذَا اجْتَمَعَ فِي الرَّجُلِ الْوَاحِدِ خَيْرٌ وَشَرٌّ وَفُجُورٌ وَطَاعَةٌ وَمَعْصِيَةٌ وَسُنَّةٌ وَبِدْعَةٌ: اسْتَحَقَّ مِنْ الْمُوَالَاةِ وَالثَّوَابِ بِقَدْرِ مَا فِيهِ مِنْ الْخَيْرِ وَاسْتَحَقَّ مِنْ الْمُعَادَاتِ وَالْعِقَابِ بِحَسَبِ مَا فِيهِ مِنْ الشَّرِّ فَيَجْتَمِعُ فِي الشَّخْصِ الْوَاحِدِ مُوجِبَاتُ الْإِكْرَامِ وَالْإِهَانَةِ فَيَجْتَمِعُ لَهُ مِنْ هَذَا وَهَذَا كَاللِّصِّ الْفَقِيرِ تُقْطَعُ يَدُهُ لِسَرِقَتِهِ وَيُعْطَى مِنْ بَيْتِ الْمَالِ مَا يَكْفِيهِ لِحَاجَتِهِ. هَذَا هُوَ الْأَصْلُ الَّذِي اتَّفَقَ عَلَيْهِ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ
Jika terkumpul pada seseorang kebaikan dan kejelekan, ketaatan dan kemaksiatan, SUNNAH DAN BID'AH maka dia berhak mendapat bagian dari al-muwalah (cinta dan pertolongan), dia juga berhak mdpat pahala sesuai dg kadar kebaikan yang ada padanya, tapi dia juga mendapat bagian dari al-mu'adah (permusuhan) dan hukuman. Pada diri satu orang bisa terkumpul hal yang mewajibkan kita memuliakannya dan menghinakannya, dia mendapat ini dan mendapat itu. Seperti seorang pencuri fakir yang dipotong tangannya karena pencurian yang dia lakukan, dia juga berhak mendapat zakat dari baitul mal untuk mencukupi kebutuhannya karena kemiskinannya, INILAH POKOK DASAR YANG DISEPAKATI AHLUSSUNNAH WALJAMAAH
(Ibn Taimiyah, Majmu' al-Fatawa (Al-Madinah: Majma' Malik Fahd, 1416 H), Vol. 28 hal. 209.
Ustadz Dr fadlan fahamsyah