Selasa, 07 Maret 2023

Asy-Syaikh ‘Abdul-Qadiir Al-Jiilaaniy rahimahullah (wafat 561 H) berkata dalam kitab Al-Ghun-yah li-Thaalibiy Thariiqil-Haqq (1/128; Daar Ihyaa At-Turaats, Cet. 1/1416) :

Asy-Syaikh ‘Abdul-Qadiir Al-Jiilaaniy rahimahullah (wafat 561 H) berkata dalam kitab Al-Ghun-yah li-Thaalibiy Thariiqil-Haqq (1/128; Daar Ihyaa At-Turaats, Cet. 1/1416) :

Pasal : Adapun Jahmiyyah, maka ia dinisbatkan pada Jahm bin Shafwaan dimana ia berkata :
1. Iman adalah hanyalah ma’rifah kepada Allah dan Rasul-Nya, serta seluruh apa yang datang di sisinya[1];
2. Al-Qur’an adalah makhluq[2];
3. Allah tidak pernah berbicara kepada Musa (secara langsung)[3];
4. Allah ta’ala tidak pernah berfirman (= menafikkan sifat kalaam – Abu Al-Jauzaa’)[4];
5. Allah tidak bisa dilihat[5];
6. Allah tidak diketahui mempunyai tempat tertentu[6];
7. Allah tidak mempunyai ‘Arsy dan Kursiy, dan Ia tidak berada di atas ‘Arsy[7];
8. Mengingkari adanya mawaaziin (timbangan-timbangan) amal (di akhirat)[8];
9. Mengingkari adzab qubur[9];
10. Surga dan neraka telah diciptakan yang memiliki sifat fana (tidak kekal)[10];
11. Allah ‘azza wa jalla tidak akan berbicara kepada makhluk-Nya[11] dan tidak akan melihat mereka di hari kiamat[12];
12. Penduduk surga tidak akan (bisa) melihat Allah ta’ala dan tidak pula melihat-Nya di surga[13];
13. Iman itu cukup dengan ma’rifatul-qalb tanpa pengikraran dengan lisan[14]; dan
14. Mengingkari seluruh sifat-sifat Al-Haqq (Allah) ‘azza wa jallaa[15] [selesai].
Catatan kaki/Penjelasan :


[1] Ini adalah paham khas Jahmiyyah dalam masalah iman yang kemudian dipopulerkan oleh ghullatul-Murji’ah. Mereka tidak memasukkan perkataan dan perbuatan dalam cakupan iman. Oleh karena itu, iman tidak akan hilang (dan bahkan tetap dalam kesempurnannya) walau dikotori oleh kekufuran dalam perkataan dan amal perbuatan. Mereka tidak mengenal bertambah dan/atau berkurangnya iman.
Ahlus-Sunnah telah berijma’ bahwa iman adalah perkataan dan perbuatan; bisa naik dengan ketaatan, dan turun (bahkan hilang sama sekali) dengan kemaksiatan.
Ustadz dony arif wibowo/ abul jauza