Si paling ....
Ada lagi bahasa baru yang banyak digunakan orang zaman now. Yaitu ucapan "si paling ... ". Sayangnya ucapan ini biasanya diucapkan ketika menolak nasehat yang baik.
Ketika dinasehati untuk bertakwa, dia jawab: "si paling takwa!".
Ketika dinasehati untuk shalat subuh, dia jawab: "si paling shalat subuh!".
Ketika dinasehati untuk menuntut ilmu, dia jawab: "si paling menuntut ilmu!".
Sadarkah ini semisal dengan perkataan "sok suci loe...", "sok bener loe..."? Dan ini semisal dengan perkataan kaumnya Nabi Luth 'alaihissalam zaman dahulu, ketika ngeyel dan enggan menerima nasehat.
وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُوا أَخْرِجُوهُم مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ
"Dan tidaklah kaumnya Nabi Luth menjawab nasehat Nabi Luth kecuali dengan perkataan: "Usir saja Luth dan pengikutnya! Mereka adalah orang-orang yang SOK SUCI"" (QS. Al A'raf: 82).
As Sa'di menjelaskan:
أي: يتنزهون عن فعل الفاحشة
"Maksudnya mereka (Luth dan kaumnya) diklaim sebagai orang-orang yang merasa bersih dari perbuatan dosa".
Oleh karena itu, tidak layak mengucapkan "si paling ..." dalam rangka menolak nasehat. Nasehat yang benar itu pahit-manis tetap wajib kita terima, jangan ditolak. Menerima nasehat adalah sifat orang beriman. Allah Ta’ala berfirman:
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
“Berilah peringatan! Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Adz Dzariyat: 55).
Enggan menerima nasehat dan ‘ngeyel’ untuk berjalan di atas kesalahan adalah tabiat kaum musyrikin. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۗ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
‘Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?‘ (QS. Al Baqarah: 170).
Tapi kalau bukan untuk menolak nasehat, boleh-boleh saja. Contohnya, "Si Sufyan adalah si paling pemalu di antara saudara-saudaranya".
Wallahu a'lam.
@fawaid_kangaswad