Kamis, 04 Juni 2020

Kelezatan menuntut ilmu adalah kelezatan bagi akal dan ruh

Semoga allah mempertemukan kembali dalam jihad fi sabilillah. Menghilangkan kebodohan pada diri sendiri. Dan memunculkan cahaya rahmat dan karunia dari Allah..

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

وَمن لم يغلب لَذَّة إِدْرَاكه الْعلم وشهوته على لَذَّة جِسْمه وشهوة نَفسه لم ينل دَرَجَة الْعلم ابدا فَإِذا صَارَت شَهْوَته فِي الْعلم ولذته فِي كل إِدْرَاكه رجى لَهُ ان يكون من جملَة اهله وَلَذَّة الْعلم لَذَّة عقلية روحانية من جنس لَذَّة الْمَلَائِكَة وَلَذَّة شهوات الاكل وَالشرَاب وَالنِّكَاح لَذَّة حيوانية يُشَارك الانسان فِيهَا الْحَيَوَان

”Barangsiapa yang tidak bisa memenangkan kelezatan mengenal ilmu dan syahwat (terhadap ilmu) di atas kelezatan badan dan nafsu syahwatnya, maka dia tidak akan meraih derajat ilmu sama sekali. Apabila syahwatnya tertuju pada ilmu dan kelezatannya tertuju pada meraih ilmu tersebut, maka bisa diharapkan bahwa dia termasuk dalam orang yang berilmu. Kelezatan menuntut ilmu adalah kelezatan bagi akal dan ruh, sejenis dengan kelezatan (yang dirasakan) malaikat. Adapun kelezatan syahwat, makanan, minuman, dan hubungan badan adalah kelezatan  khayawaniyyah (kebinatangan), yang di dalamnya bersekutu antara manusia dan hewan.”  @ Ma'had Al-Furqon Gresik