Orang tua pada hari hari belakangan ini dihadapkan kepada sebuah dilema - terkait dengan kemungkinan anak anaknya belajar dari rumah. Disatu sisi mereka merasa tidak memiliki kompetensi dalam hal ini disisi yang lain terdapat kekhawatiran buah hatinya terkena wabah Covid19.
Belasan tahun yang lalu - sebelum saya menikah - saya hadir pada kajian Kitab Tauhid yang diampu oleh Ustadz Yazid Jawas hafidzhullah di bilangan Kramat Jakarta. Pada saat tersebut beliau sedang membahas bab bab awal dari Kitab Tauhid, ada sesuatu yang sangat membekas pada hari hari ini bagi saya - dimana pada saat tersebut hal itu sulit untuk diraba. Beliau menukil ucapan yang dinisbatkan kepada Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah dalam kitab Al Kabaair :
حملتك في بطنها تسعة أشهر كأنها تسع حجج وكابدت عند الوضع ما يذيب المهج وأرضعتك من ثديها لبنا وأطارت لأجلك وسنا وغسلت بيمينها عنك الأذى وآثرتك على نفسها بالغذاء وصيرت حجرها لك مهدا وأنالتك إحسانا ورفدا فإن أصابك مرض أو شكاية أظهرت من الأسف فوق النهاية وأطالت الحزن والنحيب وبذلت مالها للطبيب ولو خيرت بين حياتك وموتها لطلبت حياتك بأعلى صوتها
“Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah sembilan tahun. Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya, menyusuimu, ia hilangkan rasa mengantuknya karena menjagamu. Dia cuci kotoranmu dengan tangan kanannya, dia utamakan dirimu atas dirinya serta atas makanannya. Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu. Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh, tampak darinya kesusahan yang amat sangat dan panjang sekali kesedihannya, dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu, dan seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suara yang paling keras."
Kalimat yang betul betul indah dan sekarang saya baru merasakannya - karena anak anak tersebut sebelum kita bawa dengan tangan dan pangku dengan paha telah kita bawa dengan hati hati kita.
Bersabarlah orang tua sehingga Allah Ta'ala pertemukan kalian dengan anak anak disurganya kelak.
Ustadz abu asma Andre