Walaupun tidak terlalu lebat, hujan masih belum reda membasahi jalan-jalan kota Madinah ketika kami tiba di ruangan ujian disertasi Fakultas Hadits Universitas Madinah kemarin sore.
Kami telat sekian menit, ternyata di dalam rungan dengan tatanan letak kursi bertingkat ini syaikh Abdul Aziz bin Abdullah asy-Syayi', berjubah biru, tengah memberikan pujian sekaligus kritikan terhadap disertasi yang disusun akhuna al-ustadz Fachri Basyarahil, MA. Karya yang berjudul al-Ahadits al-Waridah allati A-'allaha al-A'immah bi Ibdal Shahabiy bi Shahabiy Akhar Jam'an wa Dirasatan membincangkan hadit-hadits dalam sejumlah tema yang dinilai cacat oleh para al-A'immah/para imam karena faktor perawi.
Hanya saja sebagai salah satu kritikan dari syaikh Abdul Aziz asy-Syayi' adalah penggunaan kata al-A'immah/para imam ini. Menurut salah satu pakar hadits sekaligus ulama yang banyak menulis kitab terkait hadits ini, penggunaan kata tersebut masih umum. Jika disebut kata al-A'immah/para imam akan lebih berkonotasi, pada umumnya, pada makna imam fiqih. Itu yang umum berlaku. Namun karena ilmu hadits adalah disiplin ilmu tersendiri, idealnya kata al-A'immah tersebut diganti dengan kata nuqqad/نقاد yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah kritikus hadits, sematan untuk para ulama yang konsen dan berkompeten di abad-abad sebelumnya dalam bidang kritik hadits, tepatnya dalam ranah jarh wa ta'dil sekaligus illah/cacat hadits. Tentunya juga terkait kritikan lain sebagaimana ujian disertasi pada umumnya.
Selain kritikan yang konstruktif, syaikh Abdul Aziz asy-Syayi' sebagai penguji tamu/undangan juga memberikan pujian dan apresiasi tinggi terhadap disertasi alumni Pondok Pesantren al-Irsyad, Tengaran ini. Hemat beliau, karya ini sangat luar biasa, pembahasan tema yang dipilih masih langka dan layak dijadikan rujukan di pembahasan ibdal shahabiy bi shahabiy akhar, sebuah tema turunan yang membicarakan cacat pada sanad. Selanjutnya syaikh Abdul Aziz yang karya-karyanya terkait ilmu hadits mudah dijumpai ini mendoakan agar pemilik disertasi ini menjadi imam/rujukan di Indonesia di bidang ilmu hadits.
Ada pula pujian dan kritikan dari peguji lain, syaikh Wa'il bin Fawwaz Dakhil. Kritikannya lebih tajam dan jeli. Namun demikian, disertasi ini tetap mendapat apresiasi istimewa sehingga di akhir ujian mendapat nilai mumtaz ala martabah syarf ula/summa cumlaide dari para penguji. Sidang ini sendiri berlansung sore hari pukul 16.30 waktu setempat hingga menjelang masuk waktu Isya', diselingi shalat Maghrib.
Dengan ini, semakin bertambah para alumni jurusan hadits UIM asal Indonesia dengan total 5 orang:
1. Ustadz Dr. Dasman Yahya Ma'aly, MA.
2. Ustadz Dr. Sufyan Fuad Baswedan, MA.
3. Ustadz Dr. Haikal Basyarahil, MA.
4. Ustadz Dr. Maulana La Eda, MA.
5. Ustadz Dr. Fachri Basyarahil, MA.
Ilmu hadits adalah perjalanan panjang. Puncaknya adalah ilmu ilal, cacat hadits. Belajar ilmu ini sebatas pada musthalahul hadits saja tidak cukup. Bahkan berkutat di musthalah saja, akan banyak tidak pahamnya karena mempelajari sesuatu yang tidak diselami dan dipraktekkan. Harus beranjak ke ilmu ilal. Bukan sebagaimana soal matematika biasa, tapi lebih mirip ke soal matematika lanjutan. Hanya saja, ilmu ilal ini harus berguru kepada pakarnya, kepada mereka yang paham dan telah menyelam lebih dalam di samudera ilal. Karena itu, pembelajaran ilmu ilal di Indonesia belum menjamur.
Karena mahasiswa peneliti ini berkebangsaan Indonesia, jelas kebanyakan hadirin yang mengikuti ujian ini adalah mahasiswa asal Indonesia. Semenjak masuk dan duduk, kami dan hadirin lainnya sudah disuguhi snack Saudi plus kurma serta jajan-jajan ala Indonesia: gorengan, sambusak, dan lain-lain. Gorengan Indo di Madinah yang pastinya dibuat rekan-rekan ini begitu nikmat dan gurih. Mungkin karena jarang makan ya.
Alhamdulillah di momen ini berjumpa dengan sebagian rekan-rekan. Ada akhuna ustadz Ahmad Wildan bin Seff, Lc., ustadz Abu Yusuf Akhmad Ja'far Lc, BA, M.Pd, ustadz Faid Basumbul, ustadz Rifqi Alzufar, ustadz Saiful Ma'arif, ustadz Ahmad bin Fadhil Basymeleh, dan lain-lain.
Kami pribadi mengucapkan selamat untuk ustadz Dr. Fachri Basyarahil, MA. Demikian pula ucapan selamat untuk pondok pesantren Al-Irsyad Tengaran beserta jajaran.
Semoga Allah berikan keberkahan untuk kita semua.
____
Madinah, kota Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Yani Fahriansyah, MH.