Minggu, 15 September 2024

Imam asy-Syaukani رحمه اللّه berkata :"Tidak seorangpun dari Ahlul Bait dan pengingkut mereka yang mengatakan bolehnya perayaan maulid

Bid'ahnya Perayaan Maulid Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam 

Imam asy-Syaukani رحمه اللّه berkata :
"Tidak seorangpun dari Ahlul Bait dan pengingkut mereka yang mengatakan bolehnya perayaan maulid." (al-Fath ar-Rabbani, 2/1091)

𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗣𝗔𝗟𝗜𝗡𝗚 𝗕𝗘𝗥𝗕𝗔𝗛𝗔𝗬𝗔 𝗗𝗔𝗥𝗜 𝗦𝗘𝗕𝗨𝗔𝗛 𝗗𝗥𝗔𝗠𝗔 "𝗜𝗦𝗟𝗔𝗠𝗜".

𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗣𝗔𝗟𝗜𝗡𝗚 𝗕𝗘𝗥𝗕𝗔𝗛𝗔𝗬𝗔 𝗗𝗔𝗥𝗜 𝗦𝗘𝗕𝗨𝗔𝗛 𝗗𝗥𝗔𝗠𝗔 "𝗜𝗦𝗟𝗔𝗠𝗜"..!!
_________________________________________

"Sebagian mereka (muslim) memperagakan karakter tokoh kafir, seperti abu Jahal, fir'aun -dan lain-lain- dan dia berbicara dengan perkataan kufur, dengan niat ingin membantah mereka, atau ingin menjelaskan bagaimana sifat orang jahiliah terdahulu, maka ini termasuk tasyabbuh dengan mereka (orang-orang kafir), dan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melarang seseorang tasyabbuh dengan orang-orang kafir dan musyrikin, tasyabbuh dalam memperagakan karakter, dan tasyabbuh dalam berbicara..."

[Syaikh Sholih Fauzan Hafizhahullah. dalam kitab Al-ajwibah al-mufidah an as-ilati almanahiji al-jadidah hal: 110]
Ustadz syech muamar 

istri yg pendek itu menawan

Kalau ada acara Maulid yang diisi dengan hal-hal munkar, kemudian dibubarkan karena tidak sesuai syariat, maka salah satu tokoh pendahulunya adalah KH Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama.

Kalau ada acara Maulid yang diisi dengan hal-hal munkar, kemudian dibubarkan karena tidak sesuai syariat, maka salah satu tokoh pendahulunya adalah KH Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama.

(catt)
Gambar adalah potongan At Tanbihatul Wajibat karya Hadrotusy Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari dan alasan beliau menulisnya. Diantaranya Beliau menulis setelah membubarkan acara Maulid di Pesantren.
ustadz prasetyo 

siapa yg merayakan maulid nabi?

Sabtu, 14 September 2024

Syaikh Abdussalam bin Salim As Suhaimi hadizhahullah

Beberapa kali menerjemahkan tulisan beliau dalam bab akidah dan manhaj. Alhamdulillah atas taufiq dari Allah, bisa menghadiri kajian beliau langsung di masjid Nabawi. Syaikh Abdussalam bin Salim As Suhaimi hadizhahullah. 

Beliau mengajar Kitabut Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dengan syarah beliau sendiri. Namun beliau banyak menukil catatan beliau dari guru beliau, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin.

Beliau sebutkan dalam pelajaran bahwa kunci masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab adalah tahqiq at tauhid (mewujudkan tauhid). Dan tahqiq at tauhid bukan hanya jadi angan-angan belaka. Tapi harus diwujudkan dengan melakukan ketaatan, menjauhi maksiat, berakhlak mulia dan seterusnya.
Ustadz yulian purnama 

MENJAGA KEPRIBADIAN DALAM BERDAGANG

MENJAGA KEPRIBADIAN DALAM BERDAGANG

Syaikh Utsaimin berkata : jika temanmu ingin membeli sesuatu darimu, maka berilah untuknya harga pokoknya, atau kurang darinya, atau hadiahkan untuknya, karena hal ini termasuk akhlak mulia. 

Abu Qilabah berkata : "bukan termasuk muruah (kepribadian yang baik), seseorang mencari keuntungan atas temannya" (RAUDHATUL 'UQALAA') 

Catatan penerjemah : Nabi shallaahu 'alaihi wa sallama ketika diberi tunggangan oleh Abu Bakar ketika hendak hijrah, Nabi menolak kecuali dengan harga, artinya Nabi shallaahu' alaihi wa sallama membelinya dan tidak gratisan. Artinya pembeli dan penjual saling menjaga muruah (kepribadian).

Resep Kebahagiaan

Resep Kebahagiaan

Imam Hasan Al-Basri - rahimahullah - berkata:

تفقدوا الحلاوة في ثلاث:
1- في الصلاة
2- والقرآن 
3- والذكر 
فإن وجدتموها فامضوا وأبشروا، فإن لم تجدوها فاعلم أن بابك مغلق.

“Carilah kenikmatan dalam tiga hal ini:
1. Shalat
2. Membaca Al-Qur'an dan 
3. Berdoa

Jika kalian mendapatkan kenikmatan itu, maka jagalah dan bergembira (dengan banyak memuji Allah). Namun, jika kalian tidak menemukan kenikmatan dalam tiga hal itu, ketahuilah bahwa pintu-pintu kebaikan telah ditutup bagi kalian. ”

Syu'abul Iman (9/386)

__
https://t.me/catatanAndreSatyaWinatra

SESEORANG TIDAK AKAN DIBERIKAN KEDUDUKAN MULIA SEBELUM DIRINYA DI UJI

SESEORANG TIDAK AKAN DIBERIKAN KEDUDUKAN MULIA SEBELUM DIRINYA DI UJI

Kadang orang silau dan berdecak kagum akan kesuksesan seseorang, dan berangan-angan seperti orang tsb,  sehingga berkata : " enaknya dia jadi Ustadz terkenal, atau " "enak banget ya kayak  antum bolak balik umrah tiap bulan " atau " wah beruntung banget dia yaa kaya Raya " tanpa melihat jerih payah perjuangan dan pengorbananya , jatuh bangun dalam usaha nya , letih dan lelah dalam perjuangan nya 

Inggatlah emas tidak lah dihasilkan kecuali setelah ditempa melalui proses yang panjang dan biaya yg mahal , 

Di nukil dari kitab "al-Fawaid" karangan Imam Ibnu Qoyim rahimahullah ta'ala pada hal 269, sebuah kata mutiara yang patut kita renungkan: 

‎«سأل رجل الشافعي فقال: يا أبا عبد الله، أيما أفضل للرجل أن يُمكن أو يُبتلى؟ فقال الشافعي: لا يمكن حتى يُبتلى، فإن الله ابتلى نوحًا وإبراهيم وموسى وعيسى ومحمدًا صلوات الله وسلامه عليهم أجمعين، فلما صبروا مكنهم، فلا يظن أحد أن يخلص من الألم البتة». ( جاء في كتاب "الفوائد" للإمام ابن القيم رحمه الله تعالى (ص269))

        Ada seseorang yang pernah bertanya kepada Imam Syafi'i, ia mengatakan: "Wahai Abu Abdillah, mana yang lebih baik, seseorang yang di beri kedudukan atau diberi cobaan? 
     Maka Imam Syafi'i menjawab, "Tidak mungkin ada seseorang yang mendapat kedudukan melainkan setelah mendapat cobaan terlebih dahulu. Sesungguhnya AllahTa'ala telah memberi cobaan kepada para nabiNya, Allah Ta'ala memberi cobaan pada nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan nabi kita Muhammad sholawatullah wa salaamuhu 'alaihi 'ajmain, ketika mereka semua mampu bersabar maka Allah Ta'ala memberi mereka kedudukan di muka bumi ini, jangan pernah engkau sangka kalau seseorang itu tidak akan pernah merasakan sakitnya cobaan.
Ustadz abu kayis derma 

Teman Duduk Panutan

📒 Teman Duduk Panutan

Sufyan ats-Tsauri rahimahullahu berwasiat:

لِيَكُنْ جَلِيْسُكَ مَنْ يُزَهِّدُكَ فِي الدُّنْيَا وَيُرَغِّبُكَ فِي الآخِرَةِ. وَإِيَّاكَ وَمُجَالَسَةَ أَهْلِ الدُّنْيَا الَّذِيْنَ يَخُوْضُوْنَ فِي حَدِيْثِ الدُّنْيَا. فَإِنَّهُمْ يُفْسِدُوْنَ عَلَيْكَ دِيْنَكَ وَقَلْبَكَ.

"Hendaklah yang menjadi teman dudukmu ialah seorang yang mengajakmu untuk zuhud terhadap dunia dan cinta kepada akhirat. Dan janganlah kamu duduk-duduk dengan para pecinta dunia yang pembicaraan mereka hanya seputar dunia. Sebab mereka dapat merusak agama dan hatimu." ( Hilyatul Auliya', 7/82 )

🇮🇩🇸🇦 ICC DAMMAM KSA
Channel Telegram: https://t.me/iccdammamksa

teruslah duduk di majelis ilmu dan banyak2lah membaca, ternyata ilmu Allah itu luas sekali

Teringat dulu sewaktu di awal2 semester kuliah, sempet kaget ketika guru kami Ust Arifin Badri Hafidzahullah sedang khutbah jumat. di tengah2 khutbah beliau membaca sebuah ayat yg beliau lupa lanjutan akhir dari ayat tersebut.

Maka beliau pun bertanya dari atas mimbar kepada para mahasiswanya 
ذكروني الآية

pertama kalinya ana melihat ada seorang khotib ngajak ngobrol jamaahnya.

Karena sependek pengetahuan saya waktu itu, klo khotib sedang khutbah, makmum tidak boleh bercakap2. Bahkan hanya mengatkan kata, “diam” kepada orang lain yg sedang bercakap2 saja juga tidak boleh. Padahal itu kan maksudnya mengingkari kemungkaran

‎من تكلم يوم الجمعة والإمام يخطب فهو كمثل الحمار يحمل أسفاراً، والذي يقول له: أنصت، ليست له جمعة

Eh ternyata, setelah baca2 beberapa kitab di perpus ternyata hal tersebut memang boleh dilakukan.

Mengingkari kesalahan khotib, membenarkan ayat yg dibaca khotib dgn salah, bertanya kpd khotib jika ada hajat maka itu diperbolehkan.

begitu juga jika khotib yg mengajak berbicara kpd salah satu jamaah , semisal mic-nya bermasalah kemudian dia meminta salah satu jamaah untuk memperbaikinya.

Rasulullah pernah diajak berbicara oleh salah seorang yg hadir dalam khutbah jum’at beliau. 

‎، فقال: يا رسول الله! هلكت الأموال، وانقطعت السبل، فادع الله يغيثنا،

lelaki tersebut berkata, “Wahai rasulullah. Harta2 ludes, jalan2 terputus (aksesnya karena adanya kemarau yg panjang). Berdoalah kpd Allah agar menurunkan hujan kpd kami. 

Maka nabi pun menuruti keinginan lelaki tersebut dan tidak mengingkari ucapan orang tersebut di tengah2 khutbah beliau

Fiadah: 
1. yg dilarang adalah berbicara kepada sesama, ketika khutbah sedang berlangsung. Adapun kita kepada khotib diperbolehkan jika ada hajat. Adapun khotib boleh berbicara kepada makmum, karena memang posisi khotib adalah orang yg diijinkan syariat untuk berbicara.

2. teruslah duduk di majelis ilmu dan banyak2lah membaca, ternyata ilmu Allah itu luas sekali
ustadz kukuh abu yumna

___JAGALAH AGAMAMU

___JAGALAH AGAMAMU!!!

Berkata Al-'Allaamah Baqiyatus Salaf Sholeh Al-Fauzan حَفِظَهُ اللهُ:

"Dunia itu jika hilang (darimu) makanya Niscaya Allah akan menggantikannya; dikarenakan rezeki itu di tangan Allah. Akan tetapi jikalau agama yang hilang maka apakah yang dapat menggantikannya?!"

Syarh Risalah Ad-Dalail | hal. 80

 الدنيا إذا زالت يعوض الله عنها لأن الرزق بيد الله، 
لكن الدين إذا زال ما الذي يعوضه ؟! 

 العلامة صالح الفوزان -حَفِظَهُ اللهُ- :
    ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ 
    [شرح رسالة الدلائل | (80)].
Ustadz elfuadzy

nasehat Syaikh Dr. Hilal Syaddad al-Muthairi di pesantren al irsyad tengaran

Hari ini, Sabtu, 14 September 2024, PIA kedatangan tamu dari Mekah Mukarramah KSA, Syaikh Dr. Hilal Syaddad al-Muthairi. 

beliau mampir di pondok PIA untuk shalat dzuhur, dan beliu bersedia untuk memberikan nasihat untuk civitas PIA, terkhusus santri-santri.

Diantara poin yg beliau sampaikan di dalam tausiyah beliau
1. *Semangat untuk menuntut ilmu*. Di dalam Al Qur'an Allah menyebutkan bahwa orang yang berilmu tidak sama dengan orang yang tidak berilmu. Allah pun mengangkat derajat orang yg berilmu di dunia dan di akhirat. 

Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengabarkan bahwasannya tanda Allah menghendaki kebaikan pada diri seseorang adalah fakihnya ia terhadap ilmu agama. Maka sebaliknya, yang tidak dikehendaki kebaikan pada dirinya oleh Allah, maka ia jahil terhadap ilmu agama. 

Ilmu yang paling agung dan Utama adalah Al Qur'an, maka hendaknya ia bersemangat mempelajarinya, karena ia adalah petunjuk dan rahmat bagi yang mempelajari dan mengamalkannya. 

2. *Berdakwah dengan ilmu yg sdh engkau pelajari*. Yaitu dengan ilmu dan hikmah dan penyampaian yg bijaksana. Allah sebutkan di dalam Al Qur'an bahwasanya tidak ada manusia yg lebih baik di sisi Allah keutamaannya melebihi orang yang berdakwah kepadaNYa. Ingat,berdakwah kepada Allah, mendakwahkan islam. Bukan berdakwah kepada partainya, bukan berdakwah kepada kelmpoknya. 
Sungguh seseorang mendapatkan hidayah karena wasilah dakwah kita, maka itu lebih mulia dan berharga daripada seekor unta merah (harta terbaik).

3. *Khusnul Khuluq (akhlak yg mulia).* Santri harus memiliki akhlak yg baik. Harus ada perbedaan antara santri dengan orang yang tdk belajar ilmu agama. Harus beda akhlak dan ibadahnya santri dengan yg bukan santri. Santri harus beda cara muamalahnya dengan temannya, dengan keluarganya dengan tetangganya, dibandingkan yang bukan santri. karena ia akan menjadi uswah dan qudwah hasanah bagi orang lain.

4. *santri harus pintar menjaga dan memanajemen waktunya.* 
Allah banyak bersumpah dengan nama waktu di banyak ayat Qur'an, menunjukkan sangat pentingnya waktu. Santri di waktu2nya menuntut ilmu perlu mengatur dan memanajemen waktunya. Agar waktu yg sedikit, bisa mendapatkan manfa'at dan faidah sebanyak-banyaknya.

5. *Istiqomah dan Tsabat di dalam ilmu dan agamanya.* Tsabit di dalam agama, dan istiqamah di atas agama itu sangat sulit di zaman ini. Berpegang teguh dengan agama di zaman ini bagaikan memegang bara api.

Wallahu a'lam. Diringkas oleh Akh Kukuh Abu Yumnaa

Jumat, 13 September 2024

Meladeni Orang Ngeyel Akan Membuatmu Rendah

Meladeni Orang Ngeyel Akan Membuatmu Rendah

Allah ta’ala berfirman:

‎﴿فَاصبِر إِنَّ وَعدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلا يَستَخِفَّنَّكَ الَّذينَ لا يوقِنونَ﴾ [الروم: ٦٠]

“Maka bersabarlah engkau sungguh, janji Allah itu benar dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu membuat engkau rendah”.

(QS. Ar Rum: 60).

AS Sa’di menjelaskan ayat ini dalam tafsirnya:

‎﴿أي: قد ضعف إيمانُهم وقلَّ يقينُهم فخفَّت لذلك أحلامُهم، وقلَّ صبرُهم؛ فإيَّاكَ أن يستخِفَّكَ هؤلاء؛ فإنَّك إنْ لم تجعلْهم منكَ على بالٍ، وتحذَرْ منهم، وإلاَّ؛ استخُّفوك وحملوك على عدم الثبات على الأوامر والنواهي

“Maksudnya mereka yang lemah imannya dan dangkal keyakinannya sehingga mereka itu mudah gelisah dan tidak bisa sabar. Maka jangan sampai engkau menjadi orang rendahan dengan meladeni mereka. Jika engkau tidak meladeni mereka dan waspada terhadap mereka, itu yang diharapkan. Namun jika engkau tidak demikian, engkau akan menjadi rendahan dan mereka akan membuatmu tidak bisa bersabar untuk istiqamah menjalankan perintah dan menjauhi larangan”. 

@fawaid_kangaswad

Pengaruh al-Imam Ibnu al-Utsaimin

Pengaruh al-Imam Ibnu al-Utsaimin

Hubungan saya dengan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dimulai pada awal tahun 1419 H, ketika saya mempelajari "Aqidah Wasithiyyah" di bawah bimbingan salah seorang ulama. 

Setelah selesai pelajaran, saya mengulang sendiri, sambil menggunakan beberapa buku syarah "Aqidah Wasithiyyah", termasuk syarah Imam Ibnu Utsaimin. 

Pada saat itu, saya benar-benar merasakan kemudahan dalam memahami ilmu melalui penjelasan Syaikh Utsaimin yang sederhana. Saya merasa tertarik untuk terus membaca buku-buku beliau rahimahullah, karena saya merasakan seperti berada di lautan ilmu yang luas, penuh kemudahan, metode yang jelas, gaya bahasa yang mudah dipahami dan jauh dari kerumitan seperti yang terjadi pada sebagian orang yang mengaku berilmu namun bukan dari ahlinya.

Saya sering berharap bisa bertemu dengan Imam ini, atau setidaknya melihatnya sekali saja. 

Kecintaan terhadap ulama Ahlus Sunnah adalah bagian dari agama dan tanda baiknya aqidah serta manhaj seseorang. 

Alhamdulillah, dengan izin Allah, keinginan terbesar saya terkabul. 

Pada bulan Ramadhan tahun 1419 H, saya berkesempatan pergi ke Makkah. 

Pada hari kesepuluh, seperti biasa, Imam Ibnu al-Utsaimin hadir untuk mengajar di Makkah selama bulan Ramadhan. 

Alhamdulillah, saya bisa menghadiri semua pelajaran beliau, baik setelah shalat Subuh maupun setelah shalat Tarawih pada bulan itu. 

Kegembiraan saya saat itu tak terlukiskan dan tak ternilai, karena saya diberi kehormatan mendengar langsung dari beliau tanpa perantara. Segala puji bagi Allah sebelum dan sesudahnya.

Sejak saat itu, alhamdulillah, saya menyadari betapa besar ilmu yang dimiliki beliau, dan kecintaan saya terhadapnya semakin bertambah. 

Saya mengamati akhlak dan perilaku baik beliau, serta kepeduliannya dalam mengajarkan kebaikan kepada manusia. 

Saya berusaha sebaik mungkin untuk mengumpulkan semua buku beliau, bahkan yang ditulis tentangnya, meskipun bukan karya tulisnya. 

Ketika semua buku-buku Imam Ibnu al-Utsaimin itu terkumpul, saya memulai proyek untuk memanfaatkan ilmu beliau. 

Saya memulai dengan membaca syarah "Tsalatsat al-Ushul", kemudian merangkum dan menyusunnya. 

Setelah itu, saya mulai membaca sepuluh jilid pertama dari "Majmu' Fatawa" yang berkaitan dengan aqidah pada bulan Jumada Tsaniyah tahun 1425 H, dan mencatat faedah-faedah serta hal-hal penting yang saya temukan di dalamnya.

Selama enam bulan saya membacanya tanpa merasa bosan, bahkan saya merasakan kebahagiaan yang hanya Allah yang mengetahuinya. Meskipun saya memiliki pekerjaan yang selesai pukul 10:30 malam, alhamdulillah Allah memberkahi sisa waktu malam saya, sehingga terkadang saya menghabiskan seluruh malam membaca majmu’ yang penuh berkah tersebut.

Setelah membaca karya ini, saya mendapatkan faedah yang sangat banyak dan bermacam-macam, mulai dari definisi, pembagian, perbedaan, kaidah, aturan, hingga permasalahan terkait bahasa, dan lain sebagainya yang dikenal dari keistimewaan sang Syaikh Faqih Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah. 

Sumber :
Kitab Al-Ijabaat al-Ilmiyyah ala Isykalat al-Aqadiyyah lil Imam Ibnu al-Utsaimin juz 1, hal. 6-9 Dar Mawaddah. 

Andre Satya Winatra
Sabtu, 10 Rabi'ul Awwal 1446 H

Silakan dishare! 
Jadilah pintu-pintu kebaikan bagi orang lain.

Khalid bin Ma'dan rahimahullah berkata:

إِذَا فُتِحَ لأَحَدِكُمْ بَابُ الْخَيْرِ فَلْيُسْرِعْ إِلَيْهِ فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِي مَتَى يُغْلَقُ عَنْهُ".

"Jika pintu kebaikan terbuka bagimu maka bersegeralah mengerjakannya, karena tidak tahu kapan pintu itu akan tertutup." (Az-Zuhud Imam Ahmad hal. 637)

🌎 *Blog*: https://catatanandresatyawinatra.blogspot.com/?m=1

📥 *Telegram*: 
https://t.me/catatanAndreSatyaWinatra

📤 *Facebook*:
https://www.facebook.com/abuabdillah.muwaffaq?mibextid=ZbWKwL

Dahulu kami menganggap bahwa berkumpul di rumah duka dan mereka memasak makanan setelah penguburan jenazah terhitung sebagai bentuk ratapan/an niyahah. Riwayat Ahmad bin Hambal & Ibnu Majah dengan sanad yang shahih .Menurut beliau larangan ini hanya berlaku pada kondisi bila keluarga yang ditimpa musibah kematian dengan sengaja membuat masakan dari dana/ harta mereka sendiri, lalu dibuat jamuan makan makan untuk semua orang yang berkumpul di rumah duka.

Kenapa vidio Takziah ِAbah Ustadz Syafiq Basalamah tidak dihapus saja ust?

Demikan saran sebagian nitizen.
Alasannya, karena banyak komentar negatif, berisi makian, cibiran, tuduhan, dan lainnya. 

Banyak nitizen yang fokus pada potongan vidio, dan mungkin belum sempat atau memang enggan baca penjelasannya.

Kawan! Saya sengaja mengunggah potongan vidio itu. Sedari di majlis takziah saya sengaja memancing diskusi para ustadz yang hadir saat itu, perihal keberadaan makanan di forum takziah, dan hukum menyantapnya. Adanya suguhan di saat takziah, bahkan disantap oleh sebagian pentakziah, yang kala itu ada yang datang dari sumatra, surabaya dan juga ada yang dari kota jember, bila dishare di medsos pasti menjadi santapan lezat banyak nitizen.

Pada forum itu pula  terjadi diskusi yang cukup bagus tentang masalah ini, ada yang tersentak karena sadar bakal jadi bahan bulliyan nitizen, sebagian terdiam karena sadar berada dalam kondisi yang ngeri ngeri sedap.

Selama ini masalah makan di tempat orang yang ditimpa musibah kematian seakan kaku: halal secara mutlak atau haram secara mutlak, tanpa ada perincian, pokoknya kaku ku kuuuuuu.

Padahal, redaksi dalil dan fatwa ulama’ tidaklah sekaku itu.

Karena itu, dengan tujuan menurunkan tensi perseteruan dan membuka wawasan atau sudut pandang kedua belah pihak, maka vidio itu saya upload, tentu dengan dilengkapi keterangan tentang hukumnya.

Patut diketahui, potongan vidio itu semua diupload di akun STDI Imam Syafii, namun sebagian ustadz merasa risih dengan komentar nitizen, sehingga dihapus.

Namun saya merasa ini adalah momentum yang tepat untuk mendudukkan masalah ini secara proporsional, harapan saya, semua pihak mau mempelajari kembali masalah ini secara lebih mendalam. 

Sedari awal saya sadar, bahwa status saya akan memancing kegaduhan pada dua kubu, dan sayapun pasti menjadi sasaran cibiran atau makian. 

InsyaAllah saya tidak sakit hati dengan makian nitizen, semua itu saya lakukan demi melunakkan kekakuan, meredakan tensi perselisihan, dan mendudukkan masalah ini secara proposional.

Kawan! Syeikh Ibnu Baz rahimahullah ditanya perihal keluarga mayyit yang mendapat kiriman makanan dari para tetangga, atau pentakziah, kemudian menyuguhkan makanan itu kepada para tamu yang bertakziah.

Beliau menjawab, bahwa tidak mengapa bagi tuan rumah untuk menyuguhkan makanan itu dan tidak mengapa pula bagi para tamu untuk menyantapnya. Beliau menekakkan bahwa menjalankan syari’at agama itu bukan alasan untuk bersikap “tidak tahu diri bin pelit  ”. Setiap muslim sepatutnya bersifat dermawan dalam segala kondisi dan pandai membalas budi orang lain. 

Kemudian beliau menjelaskan maksud larangan membuat makanan dalam hadits sahabat Jarir bin Abdillah Al Bajali radhiallahu ‘anhu: 
" كنا نعد الاجتماع إلى أهل الميت وصنيعة الطعام بعد دفنه من النياحة "
Dahulu kami menganggap bahwa berkumpul di rumah duka dan mereka memasak makanan setelah penguburan jenazah terhitung sebagai bentuk ratapan/an niyahah. Riwayat Ahmad bin Hambal & Ibnu Majah dengan sanad yang shahih .

Menurut beliau larangan ini hanya berlaku pada kondisi bila keluarga yang ditimpa musibah kematian dengan sengaja membuat masakan dari dana/ harta mereka sendiri, lalu dibuat jamuan makan makan untuk semua orang yang berkumpul di rumah duka.

Monggo dibaca sendiri saja penjelasan beliau di sini: 
https://binbaz.org.sa/fatwas/12926/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%AA%D9%82%D8%AF%D9%8A%D9%85-%D8%A7%D9%87%D9%84-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%8A%D8%AA-%D8%A7%D9%84%D8%B7%D8%B9%D8%A7%D9%85-%D9%84%D9%84%D9%85%D8%B9%D8%B2%D9%8A%D9%86

Semoga mencerahkan.
https://binbaz.org.sa/fatwas/12926/%D8%AD%D9%83%D9%85-%D8%AA%D9%82%D8%AF%D9%8A%D9%85-%D8%A7%D9%87%D9%84-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%8A%D8%AA-%D8%A7%D9%84%D8%B7%D8%B9%D8%A7%D9%85-%D9%84%D9%84%D9%85%D8%B9%D8%B2%D9%8A%D9%86?fbclid=IwY2xjawFRWLxleHRuA2FlbQIxMQABHVkI-6ECCpS4dhEOVXOvew1CcCFe3HHgR95UTtZskklhtgbrCWxhjf2svw_aem_tdkZSYNRdv-x5IhSAJpiuQ
Ustadz Dr muhammad arifin badri Ma 

Berapa Ketinggian Posisi Imam yang Makruh?

Berapa Ketinggian Posisi Imam yang Makruh?

Dalam matan Zadul Mustaqni’ – fikih hambali – dinyatakan,

ويكره إذا كان العلو ذراعا فأكثر

Makruh hukumnya, apabila posisi ketinggian imam satu hasta atau lebih. (Zadul Mustaqni’, hlm. 20).

Allahu a’lam.

Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com

Kamis, 12 September 2024

Wahai syekh yang mulia, perkara-perkara apa yang selayaknya ditekuni oleh penuntut ilmu? Apakah dia memulai dengan mempelajari kitab-kitab akidah?

Tanya: Wahai syekh yang mulia, perkara-perkara apa yang selayaknya ditekuni oleh penuntut ilmu? 
Apakah dia memulai dengan mempelajari kitab-kitab akidah?

Jawab: Dia mulai dari yang paling mudah. Dia
mulai dengan kitab yang ringkas dan membacanya di hadapan ulama. Kemudian dia naik ke kitab-kitab yang lebih luas dari pada sebelumnya. Begitu seterusnya. Dia tidak boleh langsung beranjak ke kitab-kitab yang panjang lebar di tahap awal. Namun dia naik mengarah kesana secara bertahap. Dia naik setahap demi setahap.

---
Kitab Sittatu Mawadhi minas siroh
Syaikh Shalih Fauzan Hafizhahullah

Baik sangka kepada Allah

Baik sangka kepada Allah

وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
[QS. Al-Baqarah : 195]

Sofyan Ats-tsauri -rahimahullah- berkata tentang ayat ini
أحسنوا الظن بالله
"Perbaikilah prasangka kepada Allah"
[Khusnudz dzonn billahi, Ibnu Abid dunya]

Kitab seperti ini tentu sangat menarik bagi para Thalabatul 'Ilmi, terutama yang sedang mendalami khazanah Fiqh para ulama.

Kitab seperti ini tentu sangat menarik bagi para Thalabatul 'Ilmi, terutama yang sedang mendalami khazanah Fiqh para ulama. 

Kitab Ar-Radd 'ala al-Syafi'i (Bantahan terhadap Al-Syafi'i)
Ditulis oleh seorang Ulama Abad ke 4 Hijriyyah, Abu Bakar Muhammad bin Muhammad bin al-Labbad al-Qayrawani (wafat 333 H). Beliau dikenal dengan Ibnuul Labbad, seorang 'Alim besar, Al-‘Allamah, Mufti Maroko di zamannya. 

Seorang ulama bermadzhab Maliki membantah Imam Syafi'i. Sungguh para penuntut ilmu bermadzhab Syaf'i sejati tentulah tidak akan kaget. Bahkan menjadi keasyikan mereka untuk terus menelusuri kedalaman Fiqh para ulama. 

Kitab ini ditahqiiq oleh Dr. Abdul Majid bin Hamdah, Dosen di Fakultas Syariah dan Ushuluddin Zaytunah.

Kitab ini ada Pdf-nya dan juga ada di Maktabah Syaamilah, https://shamela.ws/book/18261

Karena sesungguhnya ada hak yang harus kamu tunaikan pada dirimu sendiri

Tubuh kita juga punya hak yang harus diberikan. Selain menjaga pola makan dan istirahat, jangan lupa berolahraga walau sebentar. Sebagaimana perkataan Salman Al-Farisi kepada Abu Darda -radhiyallah 'anhuma-:

فإن لنفسك عليك حق

"Karena sesungguhnya ada hak yang harus kamu tunaikan pada dirimu sendiri".

Sekelas Syeikh Al-Albani saja berolahraga. Syeikh Abdullah al-Muhsin pernah melihat Syeikh Al-Albani berolahraga, kemudian beliau bertanya:

تلعب الكرة وأنت الألباني؟

"Engkau bermain bola padahal engkau adalah Al-Albani?"

Syeikh Al-Albani menjawab:

نعم، أتقوى بها على الطاعة وهي لا تلهيني عن ذكر ربي

"Ya, dengan ini saya bisa lebih kuat dalam beribadah dan itu tidak melalaikan saya dari mengingat Allah".
Ustadz erlangga 

Rincian hukum meniup makanan supaya dingin

Rincian hukum meniup makanan supaya dingin

Syaikh Prof. Dr. Saad Al-Khotslan -hafidzahullah- menjelaskan

• Jika makanan itu khusus untuk dirinya maka tidak mengapa

• Adapun jika makanan itu tidak khusus untuk dirinya maka makruh

Sebagaimana dijelaskan Nabi ﷺ
"أن رسول الله صلى الله عليه وسلم نهى عن النفخ في الطعام والشراب"
"Rasul ﷺ melarang meniup makanan dan minuman"..

Jumhur ulama membawa larangan ini kepada hukum makruh saja.

Alasannya kalau makanan tidak khusus untuk dirinya akan membuat yang lain merasa jijik atau semisalnya
__________
Dibahasakan dari penjelasan beliau dalam sebuah video
Ustadz nurhadi nugroho

Rabu, 11 September 2024

KISAH AL-ALLAMAH Syaikh MUQBIL BIN HADI AL-WADI'I DAN SAHABAT BELIAU AL-ALLAMAH Syaikh MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB AL-WUSHOBI -رحمهما الله-

KISAH AL-ALLAMAH Syaikh MUQBIL BIN HADI AL-WADI'I DAN SAHABAT BELIAU AL-ALLAMAH Syaikh MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB AL-WUSHOBI -رحمهما الله-

Dalam muqoddimah Kitab Al-mufiid syarah Al-Qoulul Mufiid karya Al-Allamah Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobi رحمه الله تعالى  

Syaikhuna Muhammad bin Sholah Al-Yafi'i حفظه الله تعالى menceritakan kisah sang penulis kitab yaitu guru beliau Al-Allamah Muhammad bin Abdul Wahab Al-Wushobi رحمه الله تعالى. 

Syaikh Al-wushobi رحمه الله termasuk diantara ulama nya negeri Yaman, beliau dahulunya belajar kepada para ulama zaman ini seperti Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Al-Utsaimin, Syaikh Al-Albani, Syaikh Al-Wadi'i, Syaikh Al-Fauzan dan selain nya.

Bahkan Al-Imam Muqbil Al-Wadi'i رحمه الله tidak menganggap beliau seperti murid/penuntut ilmu yang lainnya. Beliau rahimahullah menganggap Syaikh Al-Wushobi sebagai seorang Sahabat. Sampai² beliau mengatakan: 

"Tidak ada yang boleh mengisi Dars(pelajaran) antara maghrib dan Isya kecuali Al-Wushobi"

Subhanallah, dan diceritakan oleh Syaikhuna Muhammad Sholah bahwa di darul hadits dammaj ketika itu Guru beliau Syaikh Muqbil biasa mengajar para thullab antara maghrib dan Isya di Maktabah 'Aam (perpustakaan) dan Syaikh Al-Wushobi mengajar di Sakan Tullab (asrama) Al-Mutazawwijin.

📌"APAKAH AKU TETAP DUDUK MENUNTUT ILMU ATAU KEMBALI KE KAMPUNG ?"

Kemudian Syaikh Muhammad Sholah Al-Yafi'i beliau menceritakan suatu kisah dan beliau sangat ingat kisah ini.

Suatu ketika Syaikh Al-Wushobi bertanya kepada Syaikh Muqbil:

"Yaa Syaikh. Para penduduk dikampungku Hudaidah memintaku untuk balik ke kampung, dikarenakan orang² dari Ashab Jam'iyyat akan mengambil alih dan menguasai masjid² disana. Apakah saya kembali saja atau tetap duduk disini menuntut ilmu?"

Apa kata Syaikh muqbil: "Ijlis wathlubul ilm" (duduk dan tetaplah menuntut ilmu)

Kemudian Al-Wushobi berkata kembali: "lantas bagaimana dengan masjid² yang akan diambil alih oleh mereka (ashab jam'iyyah)?

Syaikh Muqbil menjawab: "Biarlah Masjid² itu diambil oleh mereka, bahkan sekalipun Para Syaithon yang mengambilnya tidak masalah. Itu masjid punya Allah, bukan punyamu !"

Subhanallah. Kemudian Tinggal lah Syaikh Al-Wushobi di Markiz Dammaj bersama Syaikh Muqbil kurang lebih 4 tahun, kemudian beliau kembali ke kampung beliau di Hudaidah. Dan Masjid² disana Sudah dikuasai oleh orang² tersebut. Hingga Syaikh Al-Wushobi terus berdakwah dan berdakwah menyebarkan ilmu hingga kembalilah masjid² tersebut ketangan Ahlus Sunnah wal-Jamaah. Bahkan dikatakan tidak ada satupun masjid disana kecuali masjid tersebut diatas Manhaj Ahlus sunnah wal jamaah. Walhamdulillah.

📌Diantara pujian ulama kepada Syaikh Al-Wushobi rahimahullah 

¹. Berkata Syaikh Al-Allamah Ubaid Al-Jabiri rahimahullah: "Syaikh Muhammad (Al-Wushobi) adalah seorang yang berilmu, ahlus sunnah dan beliau orang yang berakal"

². Syaikh Al-Allamah Robi' bin Hadi Al-Madkholi Hafizhahullah: "Al-Wushobi termasuk diantara kibar ulama negeri yaman"

نحسبه كذالك والله حسيبه رحمه الله رحمة واسعة 

Begitu juga dengan guru kami Syaikhuna Al-Allamah Abdullah bin Mar'i Al-Adeni حفظه الله تعالى (pimpinan Markiz Fuyusy & Syihr) 

 sebagaimana yang beliau ceritakan kisah rihlah beliau bersama saudara beliau Al-Allamah Abdurrahman bin Mar'i rahimahullah di Markiz Dammaj beliau juga belajar dan duduk dimajelis Syaikh Al-Wushobi rahimahullah, seperti Aqidah Thohawiyah dan durus Aqidah yang lain nya.
Wallahu a’lam_____//

✍️أخوكم الفقير محمد رافع الإندونيسي 
هذا السبت من دار الحديث بالفيوش حرسها الله
Ustadz ihsan abu abdillah 

NAMA TERBAIK DAN NAMA TERBURUK

📎 NAMA TERBAIK DAN NAMA TERBURUK

👤 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أَحَبُّ الْأَسْمَاءِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: عَبْدُ اللَّهِ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ، وَأَصْدَقُهَا حَارِثٌ، وهمّام، وأقبحها: حربٌ: حربٌ، ومرّة

“Nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah (Hamba Allah) dan Abdurrahman (Hamba ar-Rahman). Sedangkan nama yang paling benar adalah Harits (Pencari Nafkah) dan Hamam (Pemberani dan Pemurah). Adapun nama yang paling buruk adalah Harb (Perang) dan Murrah (Pahit).” (Shahih al-Adab al-Mufrod 1/303)

______________________
.
🌏 Web : shahihfiqih.com
📱 Tiktok : shahihfiqih.com/tiktok
📺 Threads : shahihfiqih.com/threads
🖥 Youtube : shahihfiqih.com/youtube
🌐 Telegram : shahihfiqih.com/telegram
📱 Instagram : shahihfiqih.com/instagram
📺 Twitter : shahihfiqih.com/twitter
💻 Facebook : shahihfiqih.com/facebook

#namaterbaik #namaanak #balita #anakkecil #shahihfiqih #iman #amalan #amal #akidah #namaislami #parenting

: ali bin abi thalib radhiallahuanhu berkata jeleknya Akhlak karena bergaul dengan orang bodoh

قال علي ابن أبي طالب رضي الله عنه

"فساد الأخلاق بمعاشرة السفهاء".

سراج الملوك (١٧٨)
 : ali bin abi thalib radhiallahuanhu berkata jeleknya Akhlak karena bergaul dengan orang bodoh

Apakah para ustadz perlu AI nya sendiri

Apakah para ustadz perlu AI nya sendiri

Salah satu hal yang selalu saya pikirkan adalah "sebagaimana banyak industri mulai memakai AI untuk mempermudah berbagai hal, setiap ustadz perlu personalized AI yang membantunya"

Picture masalahnya adalah sebagai berikut:

1.Kalau seorang ustadz itu "kibar" atau memiliki follower/jama'ah yang banyak, tidak mungkin bagi jamaah untuk menanyakan setiap masalahnya secara personal ke ustadz tersebut karena itu mustahil secara fisik dan waktu. 

2.Salah satu hal yang membuat para ustadz lama atau bahkan salah dalam membuat pendapat fiqihnya adalah lamanya dalam meriset pendapat-pendapat fiqih dari kitab-kitab secara manual, ditambah lagi riset secara manual bisa membuat seorang ustadz tidak mendapatkan sebagian pendapat juga. 

3.Hal yang membuat para ustadz membuat pendapat yang keliru ada misunderstanding the case, ini banyak terjadi terutama di kasus-kasus kontemporer karena para ustadz/ulama terkadang terdiskoneksi dengan industri atau realita hidup sehari-hari jama'ahnya. 

AI bisa membantu sebagai solusi permasalahan ini dari beberapa sisi:

1.Seorang ustadz bisa menyatakan kepada jama'ahnya:"ini AI yang sudah saya supervise, InsyaAllah jawabannya valid karena saya cek secara berkala, kalau tidak mendapatkan jawaban dari saya bisa tanya AI saya".

2.Ketika sang ustadz mencari pendapat mengenai suatu kasus ia bisa memasukkan berbagai buku dan berkata ke AInya:"tolong carikan semua pendapat mengenai A" maka AI akan mengumpulkan semua pendapat tersebut. Ini akan menghemat waktu sangat banyak dalam proses pembentukan opini fiqih/fatwa. Bahkan jika AInya dibolehkan mencari sumber lain dari luar dengan pre determined limitations sang ustadz bisa mendapatkan pendapat lain yang ia tidak ketahui

3.Dalam beberapa kasus seperti fiqih muamalah, memahami konteks ekonomi sangat penting dalam pembuatan fatwa/opini fiqih, AI bisa membantu mencarikan dan mengolah data-data yang diperlukan seperti statistika, memahami konteks transaksi dan tujuannya, hingga mengecek laporan keuangan. Tentunya hal ini bisa diperluas seperti kasus-kasus kedokteran yang membutuhkan pengetahuan medis dan lain sebagainya. 

Ada tantangan tentunya dalam mengimplementasikan hal ini seperti dana(sebenarnya bisa dengan memulai small), sumber daya manusia(ada temen-temen  engineer yang bersedia membantu sebagai social project, kalau ustadznya sudah memiliki "nama" bisa rekrut AI engineer sendiri) dan yang terpenting:"awareness"(nah ini yang sulit). Namun pada akhirnya semua tantangan ini harus dilewati untuk mentransformasi dunia fiqih ke era AI yang sepertinya tidak terhindari lagi. 

Semoga personalized ustadz's AI bisa terwujud dalam 3-5 tahun kedepan dan bisa membantu dakwah Islam semakin ke depan. 

Wallahu a'lam
Ustadz devin halim 

NAPOLEON BONAPARTE MENSUPPORT PERAYAAN MAULID NABI ﷺ

NAPOLEON BONAPARTE MENSUPPORT PERAYAAN MAULID NABI ﷺ

Syaikh Ali Abu Haniyah hafizhahullahu berkata:

- Seorang sejarawan Mesir yang bernama Al-Jabarti (wafat tahun 1237 H) menyebutkan bahwa para penjajah Perancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte ketika menjajah Mesir memerintahkan orang-orang Tasawuf dan pengikut perayaan maulid Nabi untuk mengadakan perayaan maulid nabi dan mensupportnya.

- Al-Jabarti menceritakan bahwa Napoleon Bonaparte memerintahkan kepada Syaikh Al-Bakri untuk merayakan maulid nabi dan memberinya 300 Riyal Perancis serta menyuruhnya untuk menggantungkan perhiasan-perhiasan bahkan dia pun hadir di acara maulid tersebut dari awal hingga akhir. 

(Lihat Kitab 'Ajaib Al-Atsar 2/201, 249 dan Madzhar At-Taqdis Bi Zawal Daulah Al-Faransis hal. 48 oleh Al- Jabarti)

- Al Jabarti menyatakan bahwa para penjajah itu mensupport acara peringatan Maulid Nabi ﷺ karena mereka tahu bahwa ini adalah bentuk keluar/penyimpangan dari syariat Islam, momen berkumpulnya kaum wanita, momen melampiaskan syahwat dan berasyik ria serta melakukan banyak hal-hal yang diharamkan.

(Lihat Kitab 'Ajaib Al-Atsar 2/306)

Sungguh aneh bin ajaib, orang kafir lebih tahu apa yang menjadi kelemahan bagi kaum muslimin dan yang bisa memadharatkan mereka daripada para syaikh/ustadz itu.

(Diterjemahkan dari postingan Grup WA Fawaid Syaikh Ali Abu Haniyah pada tanggal 17 Oktober 2021)
https://www.facebook.com/share/YbMixa6ZmDePcEBN/?mibextid=oFDknk

Bahaya Bid'ah

Bahaya Bid'ah

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:

1️⃣ Bid'ah mengandung pendustaan terhadap firman Allah Ta'ala: 

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ [المائدة : ٣ ]

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu" [Al-Ma'idah: 3]. 

Karena jika seseorang membuat kebid'ahan (perkara yang baru, yang diada-adakan dalam agama -pent) dan menganggapnya sebagai bagian dari agama, maka konsekuensinya adalah agama ini belum sempurna.

2️⃣ Bid'ah mengandung celaan terhadap syariat, seakan-akan syariat itu kurang, kemudian disempurnakan oleh pelaku bid'ah ini.

3️⃣ Bid'ah mengandung celaan terhadap kaum muslimin yang tidak mengikutinya, seakan-akan agama orang-orang sebelumnya tidak sempurna. Dan ini sangat berbahaya!

4️⃣ Salah satu akibat dari bid'ah adalah, kebanyakan orang yang sibuk dengan bid'ah akan meninggalkan sunnah; sebagaimana dikatakan oleh sebagian salaf: 

ما أحدث قوم بدعة ؛ إلا هدموا مثلها من السُنَّة

"Tidaklah suatu kaum mengadakan bid'ah, kecuali mereka menghancurkan sesuatu yang serupa dari sunnah."

5️⃣ Bid'ah menyebabkan perpecahan umat; karena para pelaku bid'ah menganggap diri mereka berada di atas kebenaran, dan yang lain dianggap sesat!! Sedangkan ahlul Haq mengatakan: Kalianlah yang sesungguhnya di atas kesesatan, Maka hati mereka berpecah belah. 

Ini adalah dampak buruk yang besar, semuanya berasal dari bid'ah karena bid'ah itu sendiri, meskipun bid'ah ini juga menunjukkan kebodohan dalam akal dan kekacauan dalam agama.

— Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, halaman 641.

__
https://t.me/catatanAndreSatyaWinatra

Selasa, 10 September 2024

KEWAJIBAN MENGIKUTI SUNNAH NABI SAMPAI MATI

☝🏻📚💫 *KEWAJIBAN MENGIKUTI SUNNAH NABI SAMPAI MATI...*

✍🏻 Ustadz Muhammad Wasitho, حفظه الله تعالى

☝🏻 Bismillah. Mengikuti dan berpegang teguh pada Sunnah Nabi shallallahu alaihi wassalam adalah suatu kewajiban atas setiap individu muslim dan muslimah yang senantiasa mendambakan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

✏ Yang dimaksudkan dengan Sunnah Nabi ialah petunjuk dan tuntunan apa saja yang datang dari Nabi shallallahu alaihi wassalam kepada kita dengan jalan periwayatan yang shohih (valid dan otentik), baik berkaitan dengan perkara aqidah, ibadah, mu’amalah, akhlak & adab, maupun selainnya dari perkara-perkara agama Islam.

✏ Diantara dalil-dalil syar’i yang menunjukkan kewajiban mengikuti dan berpegang teguh pada Sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam setiap urusan agama ialah sebagai berikut:

1⃣. Firman Allah ta’ala:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Katakanlah (wahai Rasulullah): “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku (ikutilah tuntunan dan petunjukku), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu”, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Ali ‘Imran: 31).

🎙 Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini berkata: “Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemberi hukum) bagi semua orang yang mengaku mencintai Allah ‘Azza wa Jalla, padahal dia tidak mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka orang tersebut (dianggap) berdusta dalam pengakuannya (mencintai Allah Azza wa Jalla), sampai dia mau mengikuti petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam semua ucapan, perbuatan dan keadaan Beliau shallallahu alaihi wasallam”. Oleh karena itulah sebagian dari para ulama ada yang menamakan ayat ini sebagai “Ayatul Imtihan” (Ayat untuk menguji benar/tidaknya pengakuan cinta seseorang kepada Allah Azza wa Jalla).

2⃣. Dan firman-Nya pula:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim (pemutus perkara dan penetap hukum) dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisaa: 65).

3⃣. Dan diriwayatkan dari Abdullah bin Mas‘ud Radhiyallahu anhu, ia berkata:

خَطَّ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ، ثُمَّ قَالَ: هَذَا سَبِيْلُ اللهِ مُسْتَقِيْمًا، وَخَطَّ خُطُوْطًا عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَالِهِ، ثُمَّ قَالَ: هذِهِ سُبُلٌ ]مُتَفَرِّقَةٌ[ لَيْسَ مِنْهَا سَبِيْلٌ إِلاَّ عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُوْ إِلَيْهِ، ثُمَّ قَرَأَ قَوْلَهُ تَعَالَى: وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah membuat satu garis (lurus) dengan tangannya, kemudian bersabda: ‘Ini jalan Allah yang lurus.’ Lalu beliau membuat garis-garis di sebelah kanan dan kiri garis tersebut, kemudian beliau bersabda: ‘Ini adalah jalan-jalan yang bercerai-berai (sesat), tidak satupun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya terdapat syetan yang menyeru kepadanya.’ Selanjutnya beliau membacakan firman Allah Azza wa Jalla: ‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-berai-kan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.’” (QS. Al-An’aam: 153).

4⃣. Dan diriwayatkan dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu ‘anhuma, beliau berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

: ” لَا يُؤْمِن أَحَدكُمْ حَتَّى يَكُون هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْت بِهِ

“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya
mengikuti apa yang aku bawa.”
📚 (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hashim dalam kitab As-Sunnah, Al-Hakam bin Sufyan dalam kitab Al-Arba’in, dan imam An-Nawawi dalam kitab Hadits Arab’in, dan beliau menilai derajatnya Hasan Shohih).

🎙 Al-Hafizh Ibnu Rojab rahimahullah berkata: “Makna hadits ini ialah bahwa seseorang tidaklah beriman dengan iman yang sempurna sehingga hawa nafsu dan kecintaannya mengikuti apa saja yang datang dari Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, baik berupa perintah, larangan maupun selainnya. Maka, ia wajib mencintai apa yang beliau perintahkan dengannya, dan membenci apa yang beliau larang darinya. Dan di dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang maknanya seperti hadits ini (seperti surat An-Nisa’ ayat 65, dan surat Al-Ahzaab ayat 36).”
📚 (Lihat kitab Jami’ul ‘Uluum Wal Hikam).

Adapun atsar (perkataan) para ulama as-salafus sholih dari kalangan para sahabat, tabi’in dan generasi sesudahnya yang menunjukkan kewajiban mengikuti Sunnah Nabi shallallahu alaihi wassalam ialah sebagai berikut:

5⃣. ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata:

اِتَّبِعُوْا وَلاَ تَبْتَدِعُوْا فَقَدْ كُفِيْتُمْ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.

“Hendaklah kalian mengikuti (Sunnah Nabi) dan janganlah kalian berbuat bid’ah. Sungguh kalian telah dicukupi dengan Islam ini, dan setiap bid’ah adalah sesat.” 
📚 (Diriwayatkan oleh ad-Darimi (I/69), al-Lalika-i dalam Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (I/96 no. 104), ath-Thabrani dalam Mu’jaamul Kabiir (no. 8770), dan Ibnu Baththah dalam al-Ibaanah (no. 175)).

6⃣. Imam al-Auza’i rahimahullah (wafat tahun 157 H) mengatakan:

اِصْبِرْ نَفْسَكَ عَلَى السُّنَّةِ، وَقِفْ حَيْثُ وَقَفَ الْقَوْمُ، وَقُلْ بِمَا قَالُواْ، وَكُفَّ عَمَّا كُفُّوْا عَنْهُ، وَاسْلُكْ سَبِيْلَ سَلَفِكَ الصَّالِحِ، فَإِنَّهُ يَسَعُكَ مَا وَسِعَهُمْ.

“Bersabarlah dirimu di atas As-Sunnah, tetaplah tegak di atasnya sebagaimana para Sahabat tegak di atasnya. Katakanlah sebagaimana yang mereka katakan, tahanlah dirimu dari apa-apa yang mereka menahan diri darinya. Dan ikutilah jalan As-Salafush Sholih, karena ia (Sunnah Nabi) akan mencukupimu sebagaimana ia telah mencukupi mereka.”
📚 (Lihat Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah I/174 no. 315).

7⃣. Imam Al-Auza’i rahimahullah juga mengatakan:

عَلَيْكَ بِآثَارِ مَنْ سَلَفَ وَإِنْ رَفَضَكَ النَّاسُ، وَإِيَّاكَ وَآرَاءَ الرِّجَالِ وَإِنْ زَخْرَفُوْهُ لَكَ بِالْقَوْلِ.

“Hendaklah engkau berpegang kepada atsar-atsar (riwayat/perkataan) dari para ulama generasi As-Salafush Sholih meskipun orang-orang menolaknya. Dan jauhkanlah dirimu dari pendapat orang-orang meskipun mereka menghiasi pendapatnya dengan kata-kata yang indah.”
📚 (Diriwayatkan oleh Imam al-Ajurri dalam asy-Syarii’ah (I/445, no. 127) dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Mukhtasharul ‘Uluww lil Imaam adz-Dzahabi (hal. 138), Siyar A’laamin Nubalaa’ (VII/120) dan Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi (II/1071, no. 2077).

8⃣. Muhammad bin Sirin rahimahullah (wafat tahun 110 H) berkata:

كَانُوْا يَقُوْلُوْنَ: إِذَا كَانَ الرَّجُلُ عَلَى اْلأَثَرِ فَهُوَ عَلَى الطَّرِيْقِ.

“Mereka (para sahabat dan tabi’in) mengatakan: “Jika ada seseorang berada di atas atsar (Sunnah Nabi), maka sesungguhnya ia berada di atas jalan yang lurus.’”
📚 (HR. Ad-Darimi (I/54), Ibnu Baththah dalam al-Ibaanah ‘an Syarii’atil Firqatin Naajiyah (I/356, no. 242). Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah oleh al-Lalika-i (I/98 no. 109).

9⃣. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah (wafat tahun 241 H) berkata:

أُصُوْلُ السُّنَّةِ عِنْدَنَا: التَّمَسُّكُ بِمَا كَانَ عَلَيْهِ أَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاْلإِقْتِدَاءُ بِهِمْ وَتَرْكُ الْبِدَعِ وَكُلُّ بِدْعَةٍ فَهِيَ ضَلاَلَةٌ.

“Prinsip (Aqidah dan manhaj) Ahlus Sunnah menurut kami adalah berpegang teguh dengan apa yang dilaksanakan oleh para Sahabat Radhiyallahu anhum dan mengikuti jejak mereka, meninggalkan bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.”
📚 (Lihat Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa‘ah oleh al-Lalika-i (I/176, no. 317).

🔟. Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata:

اِتَّبِعْ طُرُقَ الْهُدَى وَلاَ يَضُرُّكَ قِلَّةُ الس

َّالِكِيْنَ وَإِيَّاكَ وَطُرُقَ الضَّلاَلَةِ وَلاَ تَغْتَرْ بِكَثْرَةِ الْهَالِكِيْنَ.

“Ikutilah jalan-jalan petunjuk (Sunnah Nabi), tidak akan membahayakanmu sedikitnya orang yang menempuh jalan tersebut. Jauhkan dirimu dari jalan-jalan kesesatan dan janganlah engkau tertipu dengan banyaknya orang yang menempuh jalan kebinasaan.”
📚 (Lihat al-I’tishaam oleh imam Asy-Syathibi (I/112).

Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. Dan semoga Allah memberikan taufiq dan kemudahan kepada kita agar senantiasa mengikuti dan berpegang teguh dengan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam hingga akhir hayat. Aamiin.

🌍 Sumber :
http://bbg-alilmu.com/archives/13477

🖋📖 𝙈𝙐𝙇𝙄𝘼 𝘿𝙀𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙎𝙐𝙉𝙉𝘼𝙃  📖🖋

ILMU AL JARH WAT TA'DIL

Kata pak Gembul: "Darimana mengetahui si Fulan, perawi sanad, adalah orang yang jujur? Jika hanya dari komentar orang sekitarnya, maka ini subjektif, sehingga ini tidak ilmiyah". 

Jawabnya, yang menilai perawi sanad itu jujur atau tidak bukan sembarang orang sekitarnya. Namun orang-orang yang AHLI dalam menilai kredibilitas rawi. Mereka disebut dengan ULAMA RIJAL. Ilmunya disebut ILMU AL JARH WAT TA'DIL. Mereka tidak sembarang menilai, bahkan standar mereka dalam menilai orang itu sangat tinggi.

Itu pun, penilaian seorang ulama rijal perlu dibandingkan dengan penilaian ulama yang lain. Jika ternyata ada perbedaan penilaian dengan ulama lain, ada kaidah-kaidah untuk mengambil kesimpulan bagaimana yang kuat tentang status si perawi tersebut, apa bisa diterima periwayatannya atau tidak. Sehingga ini sangat-sangat ilmiyah.

Nah, begitulah sempurnanya agama ini, orang liberal ahli filsafat mana paham.

Bagi yang penasaran ikuti dauroh ilmu jarh wat ta'dil bersama Ustadzuna Badru Salam hafizhahullah.
Ustadz yulian purnama hafidzahullah 

Hasil Jual Diri Bencong Itu Haram Ya..

Hasil Jual Diri Bencong Itu Haram Ya..

hari ini ngajar pelajaran hadits ahkam lalu ketemu hadits : مهر البغي خبيث (hasil pelacur jual diri haram)

Kemudian kami contohkan juga pelacur laki-laki yang cari cuan dengan jual diri sama hukumnya..

Lantas santri pun nyeletuk, banci jual diri gimna...haha pada ketawa semua.

Maka kami katakan sama saja, bencong jual diri hasilnya juga haram ya..
ustadz bisri tujang