Mendoakan Kebaikan dan Hidayah untuk Pemimpin
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafidzahullah mengatakan (yang maknanya):
"Termasuk ciri manhaj Ahlussunnah wal Jamaah adalah bermuamalah dengan pemimpin kaum muslimin, yaitu dengan mendengar dan taat dalam perkara kebaikan.
Maksud perintah mendengar dan taat meskipun yang memimpin kalian seorang budak, adalah jangan merendahkan peimpin kalian, karena yang dilihat bukan pribadinya dan nasab keturunannya. Meskipun ia (pernah menjadi) budak, tetapi yang dilihat adalah kedudukannya sebagai pemimpin dan penguasa."
Beliau melanjutkan:
"Ahlussunnah wal Jamaah tidak mencela pemimpin mereka di majelis-majelis, di kajian-kajian, atau saat khutbah. Akan tetapi Ahlussunnah mendoakan kebaikan dan hidayah untuk pemimpinnya baik di atas mimbar pada saat khutbah Jumat atau di tempat lain.
Karena dengan baiknya pemimpin maka akan baik pula rakyatnya. Berbeda dengan kaum Khawarij dan Mu'tazilah yang mereka tidak mau mendoakan kebaikan untuk pemimpin bahkan mengingkari hal ini. Maka enggan mendoakan pemimpin adalah bentuk kecondongan kepada Khawarij yang diingkari oleh Ahlussunnah wal Jamaah."
(Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan dalam "Mengenal Ahlussunnah dan Manhajnya", Pustaka El-Qibty, Penerjemah Ustadz Mohammad Alif, Lc., hal 102-113)
Di posting oleh ustadz muadz mukhadasin