PELAJARAN DARI HIJRAH NABI Shallallahu 'alayhi wa sallam
Bersama Syaikh Mubarok bin Ali bin Azis Al-Haritsi hafizhahullahu Ta'ala (Mudir Jaliyat Madinah) dengan penerjemah Ustadz Jefri Halim Lc.MA, hafizhahullahu Ta'ala pada hari Rabu tgl 17 Sya'ban 1444 H / 8 Maret 2023 M ba'da Maghrib di Masjid Jami'Abu Darda' Pekanbaru.
Pelajaran yang teramat penting adalah untuk senantiasa mengikuti Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam dalam setiap keadaan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(QS. Adz-Dzariyat : 56)
Kita semua adalah hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala. Setelah Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan jin dan manusia, lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman di ayat yang lain,
وَلَـقَدۡ بَعَثۡنَا فِىۡ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوۡلًا اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ وَاجۡتَنِبُوا الطَّاغُوۡتَۚ
"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut"
(QS. An-Nahl : 36)
Di sini manusia terbagi dua, yaitu : orang-orang yang diberi petunjuk dan orang-orang yang disesatkan. Tentu kita bermohon agar termasuk golongan yang mendapat petunjuk.
Orang-orang tersesat larut dengan kesesatan, dan orang dapat petunjuk berada dalam jalan petunjuk. Orang mendapat petunjuk mendapat ujian. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
الٓمّٓ. اَحَسِبَ النَّاسُ اَنۡ يُّتۡرَكُوۡۤا اَنۡ يَّقُوۡلُوۡۤا اٰمَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَـنُوۡنَ
"Alif-Laaam-Miiim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji?"
(QS. Al-Ankabut 1-2)
Ujian-ujian itu adalah suatu keharusan. Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:
أَشَدُّ بَلاَءً الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ
"Seberat-berat ujian adalah para Nabi kemudian yang semisalnya...."
Coba kita lihat kembali, para Nabi di uji : Nabi Ibrahim Al-Khalil 'Alayhissalam dicampakkan dalam kobaran api dan di usir dari negerinya, ujian kepada Nabi Luth 'Alayhissalam juga serupa dan Nabi Musa 'Alayhissalam juga di usir dari negerinya.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam tidak luput dari ujian-ujian. Cemoohan dari kaumnya dikatakan orang gila, dukun, tukang sihir dan lainnya, di uji keluarganya dan begitu juga dengan para sahabatnya.
Sebelumnya beliau adalah orang yang di puji sebelum beliau berdakwah, bahkan digelari dengan Al-Amin. Setelah berdakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala keadaan menjadi terbalik.
Orang-orang tersesat tidak tinggal diam, mereka melakukan berbagai macam intimidasi dan gangguan-gangguan kepada beliau, keluarga beliau dan sahabat beliau agar mereka tidak nyaman dan kembali kepada kesesatan. Setalah itu Allah Subhanahu wa Ta'ala mengizinkan untuk Hijrah yang pertama kali ke Habasyah.
Hijrah bukan saja berpindah dari negeri kafir ke negeri Islam. Hakikat hijrah adalah berpindah dari tempat yang membahayakan ibadah ke tempat adanya ketenangan dan kenyamanan di dalam beribadah.
Ada pertanyaan, kenapa Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam tidak ikut Hijrah sebanyak dua kali ke Habasyah?
Jawabnya adalah hijrah ke Habasyah hanya sekedar untuk mencari ketenangan di dalam beribadah, sementara hijrah Nabi ke Madinah selain itu juga untuk meninggikan kalimat Allah, mendakwahkan Islam ini.
Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam tetap berdakwah selama 3 tahun dengan sembunyi-sembunyi dan 10 tahun dengan dakwah terang-terangan. Pernah di boikot oleh orang Quraisy, sehingga orang yang beriman hanya memakan dedaunan.
Metode dakwah Nabi di Mekkah, mengambil momen-momen musim haji, mendatangi kabilah-kabilah yang datang ke Makkah. Metode yang lain beliau lakukan adalah pergi ke negeri-negeri lain untuk berdakwah, seperti ke Tho'if dan lainnya. Namun reaksi orang Tho'if melebihi tindakan yang di lakukan oleh orang kafir Quraisy.
Setelah itu beliau kembali ke Mekkah, namun tidak diperbolehkan masuk Mekkah. Ketika itu Nabi mengambil cara agar mendapat perlindungan dari orang terkemuka Quraisy yaitu Adi bin Muth'im.
Kenapa disebutkan kisah diatas? Agar bisa diambil pelajaran oleh seorang da'i di dalam berdakwah agar mengambil pelajaran-pelajaran dari teladan terbaik. Dimana tertutup satu pintu, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membukakan ointu-pintu yang lain, Allah akan datangkan sahabat-sahabat yang akan membantu dakwah ini.
Dengan kejadian-kejadian tersebut, apakah Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam berhenti di dalam berdakwah?
Tidak, Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam selalu berfikir bagaimana agar agama Islam ini tersebur ke segala penjuru. Jadi, bagi yang mendapat hambatan di dalam berdakwah, ketahuilah Nabi pun telah mendahului kita di dalam keadaan ini.
Kemudian Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam mengajak kabilah besar, yaitu Aus dan Khazraj dan mebai'at mereka. Apakah Nabi langsung hijrah?
Tidak, Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam menunggu dahulu, apakah benar-benar bai'at mereka. Di bai'at Aqabah kedua, baru setelahnya Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam hijrah ke Madinah.
Bai'at pertama, orang-orang Quraisy tidak mengetahui. Dan yang menemani bai'at pertama beliau ditemani oleh Abbas bin Abdul Muthalib, jika Abbas memberi tahu Quraisy, tentu ini akan mengancam keselamatan Nabi.
Orang-orang kafir Quraisy menghalangi dakwah Nabi, berusaha membunuh dan mengeluarkan Nabi dari kota Mekkah. Sementara Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam hanya menginginkan agar dakwah ini menyebar, tanpa ada keinginan yang lain.
Pertama yang dikirim adalah Mush'ab bin Umair dan Abdullah bin Ummi Maktum Radhiyallahu'anhuma. Tujuannya untuk berdakwah dan menata tempat hijrah. Setelah layak, maka barulah para sahabat berhijrah secara sembunyi-sembunyi dan sahabat
Nabi memilih Madinah untuk hijrah kota Madinah, karena tempatnya sangat mendukung untuk menyebarkan agama Islam. Ada 2 langkah yang beliau lakukan ketika akan hijrah ;
1. Memilih teman hijrah, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq.
2. Abu Bakar Ash-Shiddiq harus merahasiakan tentang hijrah ini, karena akan berbahaya jika diketahui oleh orang Quraisy.
Perhatikan, Nabi memilih Abu Bakar, karena beliau yang paling pas atau pantas menemani Nabi, sahabat itu akan nampak kesungguhan ketika di saat-saat genting atau di masa-masa sulit.
Persiapan berupa kendaraan, karena perjalanan yang cukup jauh, sekitar 450 KM. Ada penunjuk jalan untuk menempuh rute perjalanan, maka di bawa seorang penujuk jalan yang mahir arah jalan. Diperintahkan Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan tempat tidur beliau untuk tidur di situ. Setelah tengah malam, Nabi keluar menuju rumah Abu Bakar, dan ketika itu mata orang-orang Quraisy yang mengepung rumah Nabi dibutakan oleh Allah.
Dari rumah Abu Bakar, berjalanlah mereka menuju gua tsur. Arah yang berbeda untuk mengelabui kafir Quraisy. Nabi dan Abu Bakar berdiam selama 3 hari di gua tsur. Di sini, terlihat peran penting keluarga Abu Bakar. Abdullah mancari-cari informasi di siang hari tentang orang Quraisy dan di malam hari memberitahukan keadaan ke gua tsur. Asma' binti Abu Bakar membawa pasokan makanan. Dan ada juga gembala kambing untuk menghapus jejak. Perhatikan kejadian ini, betapa teraturnya antara satu dengan yang lainnya.
Orang-orang Quraisy mendapati gua tsur, disinilah kekhawatiran Abu Bakar. Kisah ini terdapat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
اِلَّا تَـنۡصُرُوۡهُ فَقَدۡ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذۡ اَخۡرَجَهُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا ثَانِىَ اثۡنَيۡنِ اِذۡ هُمَا فِى الۡغَارِ اِذۡ يَقُوۡلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا ۚ فَاَنۡزَلَ اللّٰهُ سَكِيۡنَـتَهٗ عَلَيۡهِ وَاَ يَّدَهٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوا السُّفۡلٰى ؕ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِىَ الۡعُلۡيَا ؕ وَاللّٰهُ عَزِيۡزٌ حَكِيۡمٌ
"Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, "Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana."
(QS. At-Taubah : 40)
Setelah itu, Abu Bakar Ash-Shiddiq merasakan ketenangan. Dan selain itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus bala tentara-bala tentara yang tidak diketahui untuk menyelamatkan Nabi-Nya.
Kenapa Nabi melakukan perancanaan-perenacanaan yang sangat rapi ketika hijrah? Padahal Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam telah melakukan perjalanan seperti Isra' dan Mi'raj. Dari sini, kita bisa ambil pelajaran bahwa tawakal saja tidak cukup, tanpa di barengi dengan ikhtiar. Seperti pada kisah hijrah ini, melakukan perencanaan yang matang, di mulai dari di tugaskan Ali bin Abi Thalib tidur di tempat tidur baliau.
Orang kafir Quraisy, hanya mengandalkan kepintaran mereka. Sehingga mereka beranggapan Nabi telah jauh menuju kota Madinah, padahal selama tiga hari tiga malam Nabi masih berada di gua tsur.
Setelah itu, kafir Quraisy mengadakan sayembara-sayembara agar bisa menyusul atau menemukan Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam dan Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu.
Di dalam perjalanan, Abu Bakar berpindah-pindah terkadang beliau berada di belakang Nabi, di dapan, samping kiri dan kanan, untuk memastikan keselamatan Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam. Akhirnya mereka di susul oleh Suraqah bin Malik dengan kendaraan kudanya. Suraqah bin Malik datang dengan tujuan dunia, karena berharap imbalan, namun akhirnya beliau diberi petunjuk untuk menolong agama Allah Subhanahu wa Ta'ala. (Syeikh menangis terisak-isak mengisahkan peristiwa ini)
Ketika Suraqah bin Malik menghunus pedang ke arah Nabi, Suraqah bin Malik melihat Nabi di ayomi oleh awan, ketika melihat itu Suraqah tertegun, dan dalam keadaan ini, Nabi hanya bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan bagaimana kisah ini, Allah telah merubah situasi dimana sebelumnya ingin membunuh Nabi berubah menjadi orang yang menolong Nabi, demikianlah jika Allah berkehendak.
Semua kita mengetahui kisah hijrah Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam, diantara pelajaran yang bisa kita petik :
1. Agama Islam adalah agama Allah, yang Allah sendiri yang akan menyebarkan agama-Nya, namun Allah memilih kita untuk mengemban amanah dakwah ini.
2. Putus asa bukanlah metode dakwah, di dalam berdakwah harus optimis.
3. Tawakal adalah sebuah keyakinan, sebab-sebabnya adalah suatu usaha.
4. Selektif dalam memilih sahabat. Karena sahabat itu akan menyeret, jika baik akan menyeret kepada kebaikan, demikian juga sebaliknya.
5. Agama Islam punya kedisiplinan, bukan agama tanpa ada aturan. Di dalam berdakwah seorang da'i harus memperhatikan dampak dari dakwah, bukan hanya sekedar menyampaikan saja. Setiap da'i harus memiliki metode-metode di dalam dakwah ke jalan Allah.
6. Seorang anak laki-laki, jadikanlah contoh Abdullah bin Abu Bakar dan jika perempuan, jadikanlah Asma'binti Abu Bakar, dimana peran mereka di dalam peristiwa hijrah. Do'akan kedua orang tua, karena peran mereka sangat penting di dalam kehidupan kita.
Kajian di tutup dengan untaian do'a-do'a dari Syeikh...
Di ketik oleh : rahmat silaturahim