Rabu, 15 Maret 2023

MENGAPA ADA WANITA YANG SUSAH PUNYA SUAMI?

MENGAPA ADA WANITA YANG SUSAH PUNYA SUAMI?

Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R. Rozikin, Dosen di Universitas Brawijaya)

Ada 3 sifat wanita yang membuatnya susah punya suami atau sulit bertahan dengan lelaki.

Pertama, lisan tajam

Kedua, mendominasi

Ketiga, jual mahal

Terkait hal pertama, Rasulullah ﷺ pernah merekomendasikan kepada Laqīṭ bin Ṣabirah untuk mentalak istrinya karena Laqīṭ mengadu  bahwa  lisan istrinya tajam.

Terkait hal kedua yakni mendominasi, ada kisah bagaimana putra seorang Sahabat yang bernama Muṣ‘ab bin al-Zubair mengaku tidak bahagia hidupnya ketika menikah dengan ‘Āisyah binti Ṭalhah. Alasannya, walaupun sang istri cantik luar biasa, tetapi wataknya keras kepala, suka debat, ngatur-ngatur dan mendominasi suaminya! Umar juga sempat mengkhawatirkan Hafṣah segera dicerai Rasulullah ﷺ karena sering mendebat Nabi ﷺ. 

Terkait hal ketiga, Rasulullah ﷺ pernah menikahi seorang wanita. Tapi ketika Rasulullah ﷺ tahu watak wanita ini merasa dirinya  lebih mulia , Rasulullah ﷺ masih  bersabar. Begitu perasaan lebih luhur itu sampai level bertaawuz dari Rasulullah ﷺ,  maka seketika itu juga Rasulullah ﷺ mentalaknya. 

*** 

Memang,  fitrah lelaki adalah memimpin, bukan dipimpin.  Al-rijālu qawwāmūna ‘alā al-nisā’.

Sifat wanita apapun yang bertentangan dengan fitrah ini akan menimbulkan konflik dalam rumah tangga dan berpotensi membuat wanita dicerai. 

Memimpin berarti harus ditaati dan dihormati.

Wanita bisa menjamin dua hal untuk suaminya: TAAT dan RESPECT, maka peluang damai dan bahagia dalam rumah tangga akan lebih besar daripada potensi konflik.

Walaupun demikian, ada juga lelaki yang memilih bersabar dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah ketika istri punya salah satu atau lebih dari 3 sifat di atas. Tapi, yang seperti itu kasus langka. 

*** 

Jika seorang wanita tidak memiliki 3 sifat di atas, tapi masih susah juga dapat suami atau susah bertahan dengan lelaki, maka bisa jadi ada sebab lain atau Allah memang ingin mengujinya dari sisi pasangan hidup. 

﴿ رَبَّنَا ‌هَبْ ‌لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ﴾ [الفرقان: 74]