Kamis, 02 Maret 2023

Barangsiapa yang meninggalkan pakaian (yang mewah) disebabkan tawadhu’ (merendahkan diri) di hadapan Allah,

Abu al-Husain bin Sam'un rahimahullah berkata:

كل ما يصلحك مع الله فافعله

"Segala yang memperbagus keadaanmu kepada Allah, maka lakukanlah."

Hal ini sekalipun dengan cara berpakaian sebagus-bagus pakaian dan menikmati senikmat-nikmat pakaian. Adakalanya beberapa orang semakin bertakwa dengan pakaian mewah dan bagus. Namun kebanyakan orang sungguh sulit memambah ketakwaan dengan itu. 

Ingat kata Rasulullah:

مَنْ تَرَكَ اللِّبَاسِ تَوَاضُعًا لِلَّهِ وَهُوَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ دَعَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنْ أَىِّ حُلَلِ الإِيمَانِ شَاءَ يَلْبَسُهَا

“Barangsiapa yang meninggalkan pakaian (yang mewah) disebabkan tawadhu’ (merendahkan diri) di hadapan Allah, sedangkan ia sebenarnya mampu, niscaya Allah memanggilnya pada hari kiamat di hadapan segenap makhluk dan ia disuruh memilih jenis pakaian mana saja yang ia kehendaki untuk dikenakan.” [H.R at-Tirmidzy]

Meninggalkan berpakaian atau berkendaraan mewah agar dianggap tawadhu oleh orang adalah riya.

Meninggalkan semua itu agar tawadhu karena Allah maka pahalanya sangat mewah. 

========

Tulisan di atas bukan terjemahan apa yang ada di foto. 

Foto ini adalah scan terhadap kitab "Kitab al-Furu'" karya Ibnu Muflih al-Hanbaly rahimahullah.
Ustadz hasan al jaizy