*🔰RINGKASAN KAJIAN*
*SEBAB-SEBAB KETENTRAMAN & KEAMANAN NEGARA*
Syaikh Abdul Malik Ramadhani Al Jazairi
Setelah memuji Allah ﷻ dan bersholawat kepada Rasulullah ﷺ, beliau mengingatkan agar semua kita bertaqwa kepada Allah.
Kemudian mengucapkan terima kasih kepada negeri ini yang merupakan kesempatan pertama, dan semoga bukan yang terakhir.
Beliau memulai menjelaskan tentang Keamanan sebagaimana yang disebutkan dalam Al Quran dan Sunnah Rasulullah.
Dalam Al Quran, Allah menyebutkan tentang pentingnya keamanan :
لِإِیلَـٰفِ قُرَیۡشٍ (1) إِۦلَـٰفِهِمۡ رِحۡلَةَ ٱلشِّتَاۤءِ وَٱلصَّیۡفِ (2) فَلۡیَعۡبُدُوا۟ رَبَّ هَـٰذَا ٱلۡبَیۡتِ (3) ٱلَّذِیۤ أَطۡعَمَهُم مِّن جُوعࣲ وَءَامَنَهُم مِّنۡ خَوۡفِۭ (4)
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka`bah),
[Surah Quraysh: 1-4]
Poin penting pada ayat di atas adalah bahwa Allah lah yang memberikan keamanan bagi manusia. Oleh karenanya, Allah memerintahkan orang-orang Quraisy beribadah kepada Allah, Dzat yang memberikan keamanan.
Juga dalam ayat lainnya, Allah berfirman :
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَ ٰهِـۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا بَلَدًا ءَامِنࣰا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَ ٰتِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُم بِٱللَّهِ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِۚ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِیلࣰا ثُمَّ أَضۡطَرُّهُۥۤ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِیرُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, "Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."
[Surah Al-Baqarah: 126]
Allah ﷻ juga berfirman .
أَمَّنۡ هَـٰذَا ٱلَّذِی هُوَ جُندࣱ لَّكُمۡ یَنصُرُكُم مِّن دُونِ ٱلرَّحۡمَـٰنِۚ إِنِ ٱلۡكَـٰفِرُونَ إِلَّا فِی غُرُورٍ
أَمَّنۡ هَـٰذَا ٱلَّذِی یَرۡزُقُكُمۡ إِنۡ أَمۡسَكَ رِزۡقَهُۥۚ بَل لَّجُّوا۟ فِی عُتُوࣲّ وَنُفُورٍ
Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu. Atau siapakah yang dapat memberi rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).
[Surah Al-Mulk: 20]
Pada ayat ini, Allah menyebut sebab keamanan diantaranya adalah kekuatan yang biasanya identik dengan tentara, sehingga Allah menyebutnya dengan kata "tentara". Ayat berikutnya Allah menyebutkan tentang rizqi.
Ayat lain yang semakna dengan ayat di atas adalah :
إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلۡقُوَّةِ ٱلۡمَتِینُ
Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.
[Surah Adh-Dhâriyât: 58]
Allah juga memberi contoh tentang negara yang aman dalam Al Quran, sebagaimana dalam ayat :
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلࣰا قَرۡیَةࣰ كَانَتۡ ءَامِنَةࣰ مُّطۡمَىِٕنَّةࣰ یَأۡتِیهَا رِزۡقُهَا رَغَدࣰا مِّن كُلِّ مَكَانࣲ فَكَفَرَتۡ بِأَنۡعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَ ٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلۡجُوعِ وَٱلۡخَوۡفِ بِمَا كَانُوا۟ یَصۡنَعُونَ
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan,disebabkan apa yang mereka perbuat.
[Surah An-Nahl: 112]
Perhatikan tentang tentang keadaan manusia yang sejatinya sudah diberi keamanan, namun mereka ada kecenderungan untuk ingkar dan tidak mensyukuri keamanan tersebut.
Dari kelima ayat tersebut, Allah mengumpulkan 2 hal yang merupakan kebutuhan darurat bagi manusia yakni tercukupnya rizqi dan keamanan. Maksudnya, bahwa rizki dan keamanan adalah 2 hal yang bisa menyebabkan beribadah kepada Allah.
Sebagaimana pelajaran yang disampaikan guru-guru beliau ketika melihat praktek sholat tarawih di masjid-masjid, sebagian yang lain berjaga-jaga di luar masjid
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
"Barang siapa di antara kalian di pagi hari aman ditengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya, maka seakan akan dunia telah dikumpulkan untuknya." (HR Tirmidzi dengan derajat yang hasan)
Dalam hadits ini, Rasulullah kembali menyebutkan 2 hal, yakni keamanan serta rizki yang berkecukupan adalah kebutuhan yang penting bagi setiap manusia
Berikutnya terkait dengan sebab-sebab terwujudnya keamanan, maka hal ini bukan terkait dengan petugas-petugas seperti polisi, tentara dsb. Namun tentang sebab-sebab yang sering kali dilalaikan manusia. Yakni sebagaimana disebutkan dalam ayat Allah di surat Quraisy.
Oleh karenanya, sebab utama terwujudnya keamanan sebuah negara adalah agar manusia (rakyat) hendaknya beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya.
Dalam surat Ad Dzariyat, ketika Allah menjelaskan tujuan manusia diciptakan, maka kita wajib menjaga tujuan tersebut yakni untuk beribadah kepada Allah. Jika manusia telah mewujudkan tujuan tersebut, maka Allah yang akan memberikan jaminan limpahan keamanan tersebut.
Sementara ayat-ayat yang lain terkait dengan janji Allah ini begitu banyak, diantaranya :
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمۡ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَیَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِی ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَیُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِینَهُمُ ٱلَّذِی ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَیُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنࣰاۚ یَعۡبُدُونَنِی لَا یُشۡرِكُونَ بِی شَیۡـࣰٔاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَ ٰلِكَ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai bagi mereka, dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
[Surah An-Nûr: 55]
Ayat yang lainnya :
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَلَمۡ یَلۡبِسُوۤا۟ إِیمَـٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.
[Surah Al-An`âm: 82]
Maka yang harus diketahui adalah bahwa penduduk suatu negeri sesuai dengan kadar keimanan mereka dalam menauhidkan Allah serta tidak mempersekutukanNya dengan apapun dan kemudian kadar amal yang mereka kerjakan, maka dengan inilah Allah akan wujudkan keamanan ditengah negeri mereka.
Di ayat lainnya, Allah menjelaskan tentang panduan dalam menyembahNya.
Allah berfirman :
فَٱدۡعُوا۟ ٱللَّهَ مُخۡلِصِینَ لَهُ ٱلدِّینَ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَـٰفِرُونَ
Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).
[Surah Ghâfir: 14]
Orang mukmin pasti sangat mencintai wali-wali Allah, akan tetapi mereka tidaklah menyembahnya, melainkan orang mukmin baik dalam meminta dan berdoa, mereka hanya berdoa dan meminta kepada Allah semata dengan tidak menjadikan perantara dari para wali-walinya.
Allah berfirman :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِی عَنِّی فَإِنِّی قَرِیبٌۖ أُجِیبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡیَسۡتَجِیبُوا۟ لِی وَلۡیُؤۡمِنُوا۟ بِی لَعَلَّهُمۡ یَرۡشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.
[Surah Al-Baqarah: 186]
Sebagaimana para sahabat Nabi adalah orang-orang yang sangat mencintai Rasulullah, namun mereka tidak meminta-minta kepada Nabi di kuburan beliau.
Allah juga berfirman :
وَلَا یَأۡمُرَكُمۡ أَن تَتَّخِذُوا۟ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةَ وَٱلنَّبِیِّـۧنَ أَرۡبَابًاۗ أَیَأۡمُرُكُم بِٱلۡكُفۡرِ بَعۡدَ إِذۡ أَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Dan tidak (mungkin pula baginya) menyuruh kamu menjadikan para malaikat dan para nabi sebagai Tuhan. Apakah (patut) dia menyuruh kamu menjadi kafir setelah kamu menjadi muslim?
[Surah Âl-`Imrân: 80]
Demikianlah diantara bentuk kesyirikan yang tersebar pada sebagian umat ini dikarenakan ketidakpahaman mereka terhadap agama, yaitu keharusan beribadah hanya kepada Allah dengan tidak menyekutukanNya.
Oleh karenanya, Allah akan menghilangkan keamanan di hati orang-orang musyrik.
Sebagaimana firman Allah :
{ سَنُلۡقِی فِی قُلُوبِ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ ٱلرُّعۡبَ بِمَاۤ أَشۡرَكُوا۟ بِٱللَّهِ مَا لَمۡ یُنَزِّلۡ بِهِۦ سُلۡطَـٰنࣰاۖ وَمَأۡوَىٰهُمُ ٱلنَّارُۖ وَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلظَّـٰلِمِینَ
Akan Kami masukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, karena mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu. Dan tempat kembali mereka ialah neraka. Dan (itulah) seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim.
[Surah Âl-`Imrân: 151]
Rasulullah juga bersabda :
نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ وَجُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا وَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ وَأُحِلَّتْ لِي الْغَنَائِمُ وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ
Aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka sepanjang sebulan perjalanan, bumi dijadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci; Maka dimana saja seseorang dari umatku mendapati waktu salat, hendaklah ia salat. Kemudian dihalalkan harta rampasan untukku. Dan para nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia, dan aku diberikan (hak) untuk memberikan syafaat". (HR Bukhari)
Disebutkan dalam Bukhari , kisah ketika Rasulullah melewati tempat yang di sana memliki banyak pohon. Kemudian Beliau tidur dengan nyenyak sambil menggantungkan senjata beliau di pohon tersebut. Maka datang seorang musyrikin bertanya kepada Beliau dan bertanya "Siapakah yang bisa menyelamatkanmu dari senjataku", maka Beliau menjawab "Allah, Allah, Allah". Maka seketika itu, jatuhlah senjata yang digenggam musyrikin tersebut.
Kisah ini menegaskan bahwa kokohnya tauhid kepada Allah adalah sebab terjadinya keamanan bagi manusia.
Beliau juga menyebutkan sebuah kisah dalam sejarah Islam tentang kemuliaan kaum muslimin ketika berpegang dengan tauhid, yakni kisah ketika umat Islam dipimpin oleh Muawiyyah.
Ketika beliau mengutus para pendakwah ke negeri Cina, dan dihalangi oleh tentara Cina. Mendengar hal tsb, Muawiyah bersumpah untuk mendatangi negeri Cina. Dan hal ini didengar oleh raja negeri Cina, kemudian ia pun meminta bantuan dari rakyat-rakyatnya. Namun rakyatnya menolak ajakan tersebut, karena mereka mengetahui bahwa kaum muslimin selalu memenangi peperangan.
Maka kemudian, raja itu pun mengutus utusannya kepada Muawiyah agar tidak perlu menginjakkan kakinya ke Cina, namun mempersilahkan bliau untuk mengirim utusan-utusannya dalam menyebarkan dakwah ke negeri Cina.
Maka sebab pertama dalam mewujudkan keamanan adalah merealisasikan tauhid.
Adapun sebab kedua adalah, hendaknya setiap muslim saling menjaga dalam hal darah, harta dan kehormatan.
Rasulullah bersabda :
وَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ قَالُوا نَعَمْ قَالَ اللَّهُمَّ اشْهَدْ
Ketahuilah, bahwa darah dan harta kalian adalah haram bagi kalian sebagaimana kehormatan hari kalian ini, di bulan kalian ini dan di negeri kalian ini. Ketahuilah, apakah aku telah menyampaikan?" Mereka menjawab, "Ya." Beliau bersabda, "Ya Allah, saksikanlah." (HR Ibnu Majah)
Disebutkan dalam sebuah kisah, tentang sekelompok orang yang datang kepada Abdullah bin Umar yang mengajak beliau memerangi pemerintah yang dholim, maka beliau menolaknya.
Beliau menyebutkan bahwa yang ditumpahkan darahnya adalah kaum muslimin, dan hal tersebut adalah perkara yang haram.
Inilah yang terjadi di sebagian negeri yang hendak mengingkari kedholiman pemimpinnya, namun dengan cara yang dilarang agama.
Sebab keamanan yang ketiga, berusaha mendahulukan maslahat (kepentingan) umum dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
Yakni dengan mempertimbangkan dampak yang bisa ditimpa kaum muslimin lainnya, bukan sekadar hanya ingin mengambil hak pribadinya semata.
Dalil tentang hal ini adalah apa yang dilakukan Rasulullah pada perjanjian (sulh) Hudaibiyah.
perjanjian ini terjadi ketika orang-orang kafir tidak mengizinkan kaum muslimin melaksankan umroh. Dan perjanjian tersebut sepintas berisi tentang hal-hal yang memadharatkan kaum muslimin. Seperti ketika Ali bin Abi Thalib yang hendak menulis kalimat "bismillahirrahmanirrahim" dan juga "Muhammad Rasulullah" namun ditolak oleh orang kafir tersebut. Tentu hal tersebut merugikan kaum muslimin, namun Beliau memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk tepa menulisnya. Dan juga syarat-syarat lainnya yang merugikan kaum muslimin, namun Rasulullah menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk tetap menulisnya.
Maka dari kisah ini dapat disimpulkan, bahwa Islam menolak berbagai cara yang diatasnamakan mengingkari kedholiman pemimpin namun ternyata merugikan kaum muslimin lainnya.
Maka subhanallah, dengan perjanjian ini nampaklah kemaslahatan besar bagi kaum muslimin hanya selama waktu yang kurang dari 2 tahun. Diantaranya disaat Allah bukakan hati sekitar 10 ribu orang musyrikin yang masuk Islam dan menerima dakwah Rasulullah.
Maka hal ini menegaskan bahwa keamanan menjadi sebab besar datangnya maslahat bagi kaum muslimin serta agama Islam, tidak sebagaimana sebagian kaum yang hanya bermodal semangat dalam kebaikan, namun tidak menghiraukan keselamatan dan kemaslahatan agama Islam.
Demikianlah bagaimana Rasulullah memberi contoh dalam mendahulukan kepentingan umum. Seperti yang terjadi pada masa Khalifah Utsman bin Affan, yang digelari Dzu Nurain. Beliau didatangi oleh pemberontak yang tidak pantas dilakukan kepada seorang sahabat yang memiliki banyak kebaikan, bahkan dipuji oleh Malaikat.
Beliau pun tidak ingin menumpahkan darah kaum muslimin dan mengabaikan kepentingan pribadinya serta lebih mendahulukan kepentingan kaum muslimin.
Disini akan terlihat bagaimana perbedaan antara siasat manusia dengan siasat Rasulullah.
Dimana sebagian orang suka membuat kekacauan ditengah kaum muslimin, sementara Rasulullah senantiasa mendahulukan kemaslahatan kaum muslimin meskipun berhubungan dengan menolak kedholiman. Disaat kaum muslimin mengalami kedholiman ditengah mereka oleh sebagian penguasa mereka, Rasulullah tetap memerintahkan umat Islam untuk berpegang teguh dengan imam (pemimpin) mereka dalam rangka mendahulukan kemaslahatan umum serta mencegah terjadinya pertumpahan darah dan mencegah sebab-sebab hilangnya keamanan di tengah kaum muslimin.
Adapun ciri-ciri penguasa yang seorang muslim wajib berpegang teguh kepada mereka, adalah penguasa yang muslim.
Sebagaimana ketika kaum muslimin berbaiat kepada Rasulullah, maka beliau melarang umat Islam memberontak dari pemimpin muslim, kecuali nampak dengan jelas kekafiran mereka.
Disebutkan dalam hadits :
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ وَهْبٍ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ قَالَ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ بَعْدِي أَثَرَةً وَأُمُورًا تُنْكِرُونَهَا قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَدُّوا إِلَيْهِمْ حَقَّهُمْ وَسَلُوا اللَّهَ حَقَّكُمْ
Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Qaththan, telah menceritakan kepada kami Al A'masy, telah menceritakan kepada kami Zaid bin Wahab aku mendengar Abdullah mengatakan; Rasulullah ﷺ bersabda kepada kami, "Kalian akan menyaksikan sikap-sikap egois sepeninggalku, dan beberapa perkara yang kalian ingkari." Para sahabat bertanya, 'Lantas bagaimana Anda menyuruh kami ya Rasulullah!' Nabi menjawab, "Tunaikanlah hak mereka dan mintalah kepada Allah hakmu!" (HR Bukhari)
Dalam hadits lainnya, disebutkan :
عَنْ يَزِيدَ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ رُزَيْقِ بْنِ حَيَّانَ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ قَرَظَةَ عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ
Dari 'Auf bin Malik dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda, "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendoakan kalian dan kalian mendoakan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka." Beliau ditanya, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita memerangi mereka?" maka beliau bersabda, "Tidak, selagi mereka mendirikan salat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepas dari ketaatan kepada mereka." (HR Muslim)
Juga disebutkan dalam sebuah atsar, ketika ada seorang sahabat yang datang kepada Ibnu Abbas dan bertanya tentang bagaimana bermualah dengan penguasa yang dholim. Beliau kemudian memberikan perumpamaan bahwa sekadar memakan garam bersama kaum muslimin itu lebih baik daripada terjadinya kerusakan ditengah kaum muslimin.
Hal ini menunjukkan bahwa terwujudnya keamanan lebih penting daripada kebutuhan rizki.
Maka keamanan sebuah negeri tidak akan terwujud apabila masih ada sekelompok kaum muslimin yang suka berbuat keonaran atau menyemangati manusia untuk berbuat kerusakan meskipun dengan dalih ingin menolak kedholiman.
والله ولي التوفيق
Al Faqiir Ibnu Ahmadi
Di share oleh ustadz marwan hafidzahullah di grup masjid al mukmin