Sabtu, 21 Januari 2023

CATATAN DAUROH HARI PERTAMA

CATATAN DAUROH HARI PERTAMA

Bagi kami pribadi dauroh ini adalah hiburan hati, dimana ketika mau mengikuti dauroh alumni di Ma'had Minhajussunnah Bogor tidak diperkenankan panitia, karena kami belajar tidak lulus alias lolos, jawaban panitia ini khusus bagi yang lulus saja.

Di bulan yang lalu, terdengar khabar guru-guru kita, yakni Ustadz Aspri, Ustadz Ali, Ustadz Heri dan Ustadz Rofiq akan mengikuti dauroh di Ma'had Imam Bukhari Solo. Lalu kami berusaha menghubungi panitia, jawaban dari panitia : "Afwan Ustadz, kuota sudah full..."

Alhamdulillah, akhirnya bisa mengikuti di daerah sendiri, bukan kita yang pergi, namun Syeikh yang mendatangi ke kota kita, Pekanbaru.....

Alhamdulillah, kegiatan hari ini dimulai dari sesi pertama pukul 08.00 wib, lanjut ke sesi kedua setelah istirahat sejenak hingga menjelang waktu Zhuhur. Sesi ketiga dilanjutkan pada ba'da 'Ashar hingga menjelang waktu Maghrib. Ba'da Maghrib lanjut ke sesi ketiga, adzan 'Isya, setelahnya lanjut lagi hingga pukul 21.00 wib.

Dari semua sesi hari ini, maka dapat kami catat:

1. Bahwa risalah yang dibahas ini merupakan nasehat untuk pemuda  yang terlalu serampangan  di dalam menghajr (mendiamkan atau tidak menyapa) saudaranya seiman. Risalah ini awalnya berupa lembaran-lembaran kertas yang di tulis pada penghujung bulan Ramadhan yang penuh berkah hingga tanggal 8 bulan Syawal di tahun yang sama. 

Setelah itu lembaran-lembaran ini diperlihatkan untuk dibaca dan dikoreksi oleh para ulama-ulama di kota Madinah, diantaranya kepada Syeikh Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullahu Ta'ala (ayah Syeikh Abdurrazzaq) yang juga pernah membahas  yang berjudul " رفقا اهل السنة بأهل السنة " yang artinya : "Berlemah lembut terhadap sesama Ahlu Sunnah". Alhamdulillah, lembaran-lembaran tersebut mendapat respon dan akhirnya risalah ini dicetak dalam bentuk buku dan sebarkan ke negeri-negeri kaum Muslimin.

2. Sesungguhnya diantara pokok dari penilaian agama adalah perbaikan bagi diri sendiri, karena di dalam surat Al-'Ashr, apabila kita tidak termasuk orang merugi, maka beriman dan beramal Shalih lah, sebelum kita berdakwah, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran."

Dan jangan sampai kita seperti Bani Israil, yang menyuruh orang berbuat baik, tapi ia melupakan dirinya sendiri. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ 

"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan diriu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?"

(QS. Al-Baqarah: 44)

3. Ahlu Sunnah, mereka adalah orang yang sangat patuh terhadap Islam baik itu aqidahnya dan ibadahnya dan tidak luput dari mereka adab  atau akhlak Islam yang mulia. Mereka berkasih sayang terhadap sesama. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain.”

 (HR. Imam Muslim No.4684)

Di hadits lain,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.”

 (HR. Imam Muslim)

Akhlak merupakan bagian terpenting di dalam agama ini. Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda:

أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهمْ خُلُقًا...

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya..."

(HR. Imam At-Tirmidzi)

4. Diantara tujuan yang agung dari agama ini adalah untuk mengajak orang masuk ke dalam agama ini. Sebagaimana sabda Nabi kepada Ali ketika di utus untuk memerangi daerah Khaibar,

"Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu, itu lebih baik daripada unta merah."

(Ket : onta merah merupakan kendaraan paling mewah di saat itu)

Begitu juga dakwah Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam dengan mengirim surat kepada penguasa kerajaan-kerajaan ketika itu.

5. Diharapkan kita bersikap lunak di dalam mu'amalah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ

"Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak, lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu)."

(QS. Al-Qalam: 9)

6. Hendaknya seorang da'i mengajak dengan memadukan metode targhib anjuran  dan tarhib (ancaman)

7. Disyari'atkannya hajr (memboikot/mendiamkan) dengan tujuan kemaslahatan, jika tidak tercapai kemaslahatan maka metode hajr (mendiamkan) tidak disyariatkan.

8. Bagi yang melakukan hajr (boikot), perlu diperhatikan:
a. Ikhlas, ini disyaratkan untuk seluruh ibadah.
b. Pendapat ulama yang berkompeten lebih di dahulukan, karena mereka lebih mengetahui secara rinci.
c. Mempertimbangkan kedudukan diantara dua atau beberapa perbedaan.
d. Mepertimbangkan maslahat diantara perbedaan.

Syeikh lebih menekankan sikap lemah lembut di dalam berdakwah. Bagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada Nabi Musa 'Alayhissalam dan Nabi Harun 'Alayhissalam agar mendakwahkan Fir'aun dengan lemah lembut. Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam berlemah lembut kepada kaumnya, begitu juga Nabi mengingatkan 'Aisyah Radhiyallahu 'anha agar berlemah lembut ketika orang Yahudi mendo'akan kecelakaan kepada Nabi. Tidaklah kelembutan tersebut, melainkan akan menimbulkan kebaikan.

Dan seorang da'i harus bersabar, sebagaimana bersabarnya para Rasul 'Ulul 'Azhmi. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ...

"Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar...."

(QS. Al-Ahqaf : 35)

(Masih banyak yang tidak tercatat, semoga bisa dilengkapi dengan postingan Asatidz yang lain)

Pekanbaru, 26 Jumadal Akhirah 1444 H

diketik oleh: rahmat silaturahim