Kamis, 19 Januari 2023

PENGARUH ILMU TERHADAP ISTIQOMAHNYA SEORANG HAMBA[Catatan Dauroh Ilmiah bersama Fadhilatus Syaikh Prof.Dr. Ibrahim Bin 'Amir Ar-Ruhaily hafizhahullahu Ta'ala

PENGARUH ILMU TERHADAP ISTIQOMAHNYA SEORANG HAMBA

[Catatan Dauroh Ilmiah bersama Fadhilatus Syaikh Prof.Dr. Ibrahim Bin 'Amir Ar-Ruhaily hafizhahullahu Ta'ala dengan penerjemah Ustadz Dr. Aspri Rahmat Azai hafizhahullahu Ta'ala pada hari Kamis Tgl 27 Jumadal Akhirah 1444 H / 19 Januari 2023 M ba'da Maghrib di Masjid Jami'Abu Darda' Pekanbaru]

Diantara faedah-faedah ilmiah dari kajian :

1. Pentingnya memahami makna istilah-istilah di dalam syari'at, agar kita tidak keliru di dalam beragama. Karena kebanyakan yang tidak mengetahui istilah-istilah syari'at sering terjadi kesalahan.

2. Pada judul akan dipelajari beberapa istilah :
a). Atsar (pengaruh atau dampak) secara bahasa adalah bekas atau tanda. Atsar secara istilah adalah apa yang tinggal dari tanda pada objek sesuatu. Atau dalam maknawi adalah tanda dari tabi'at, secara ilmiah adalah bekas ilmu.

b). Istiqomah secara bahasa adalah i'tidal, lurus, tidak bengkok. Orang yang Istiqomah dalam agama dinamakan adil. Secara istilah adalah senantiasa dalam keta'atan hingga meninggal dunia.

c). Ilmu secara bahasa adalah mengenali maklumat-maklumat. Secara syari'at yaitu meraih ilmu syari'at dari jalur wahyu (Al-Qur'an dan as-Sunnah) serta ijma' ulama ini.

3. Ilmu memiliki beberapa tingkatan. Lawannya adalah jahil. Tingkatan tersebut adalah :
a). Syak (ragu), setara antara mengetahui dengan tidak.
b). Zhan, yaitu tidak seimbang lagi antara mengetahui dengan tidak. Lebih tinggi sedikit daripada syak (ragu). Zhan bisa menjadi standar amalan.
c). Yaqin, artinya nyatanya ilmu tanpa ada keraguan dan kebimbangan. Yakin ada 3 tingkat :
(1). Ilmu yakin yaitu diketahui dari jalur ilmu dan berita, (2). 'Ainul Yaqin yaitu ilmu yang di dapat dari panca indera seperti melihat langsung. (3). Haqqul Yaqin yaitu mengetahui dari jalur ilmu atau berita dan juga dengan panca indera, penggabungan antara ilmu yaqin dan 'ainul yaqin.

Disebutkan ketiga tingkatan ilmu, karena ketiga tingkatan tersebut terdapat pada setiap kaum Muslimin. Kuatnya istiqomah akan dihasilkan dari ketiga tingkat ilmu diatas.

4. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّمَا يَخۡشَى اللّٰهَ مِنۡ عِبَادِهِ الۡعُلَمٰٓؤُا ؕ

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama..."

(QS. Fathir : 28)

Ayat ini menunjukkan bahwa takwa tidak diraih kecuali dengan ilmu. Dan yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala hanyalah orang yang berilmu. 

Orang yang dicampakkan ke neraka disebabkan karena mereka tidak mengetahui tentang Allah. Mereka menyamakan berhala-berhala mereka dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

5. Mengenal Allah ada tiga hal :
a). Berilmu tentang adanya Allah dan Rububiyah-Nya.
b). Berilmu tentang Asma` dan Sifat-Nya.
c). Berilmu tentang bahwa Allah satu-satunya yang berhak disembah.

Jika seseorang memiliki tiga hal ilmu diatas, maka akan berpengaruh kepada keistiqomahannya.

Mengetahui ketiga tingkatan ilmu tentang Allah :

(1). Orang yang mengetahui Rububiyah Allah maka akan menimbulkan muraqabah, kemudian dihasilkan lagi adanya upaya mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan.

Kisah Abrahah yang akan menghancurkan Ka'bah. Ketika onta-onta Abdul Muthalib di rampas tentara Abrahah. Maka Abdul Muthalib meminta onta-ontanya, dan beliau mengatakan bahwa Ka'bah ada yang punya yang akan menjaganya, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala.

(2). Mengetahui Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan Asma` (nama-nama) dan Sifat-Nya, akan menghasilkan : (a). Mengenali Maha Sempurna-Nya Allah. (b). Mengenali Allah dari sisi kebaikan atau kasih sayang-Nya.

Jika seseorang mengenali Allah dengan kemaha Sempurna-Nya, kebaikan-kebaikan-Nya dan kasih sayang-Nya tiada pernah terhenti kepada makhluk-makhluk-Nya maka akan timbul rasa cinta (mahabbah) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang kokoh mengakar di dalam hatinya.

Dan pengenalan inilah yang telah di capai oleh orang shaleh generasi awal umat ini.

(3). Mengilmui bahwa Allah satu-satunya yang berhak di sembah. Ilmu ini akan menghasilkan keikhlasan. Dan ilmu ini yang tidak diketahui oleh orang kafir Quraisy. 

Anggapan mereka disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Firman-Nya :

 ۘمَا نَعۡبُدُهُمۡ اِلَّا لِيُقَرِّبُوۡنَاۤ اِلَى اللّٰهِ زُلۡفٰى

"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".

(QS. Az-Zumar : 3)

Di ayat lain, 

اَجَعَلَ الۡاٰلِهَةَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۖۚ اِنَّ هٰذَا لَشَىۡءٌ عُجَابٌ

"Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan."

(QS. Shad : 5)

Nasehat Nabi Shallallahu'alayhi wa sallam kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma:

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باِللهِ

"Jika engkau mau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau mau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah."

(HR. Imam At-Tirmidzi)

Inilah yang menyebabkan ahli tauhid kokoh di dalam istiqomah.

Dan Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam telah menutup pintu agar murni tauhid tersebut, di dalam hadits di sebutkan :

أنه قالَ لرجلٍ قالَ له ما شاءَ اللهُ وشئتَ : أجعلتني للهِ ندًا ؟ قلْ : ما شاءَ اللهُ وحدَه

"Sesungguhnya ada yang berkata, atas kehendak Allah dan kehendakmu, kata Nabi : Apakah engkau menjadikanku tandingan bagi Allah? Katakanlah : atas kehendak Allah saja."

Karena Nabi adalah hamba dan rasul-Nya, dan Nabi dan Rasul menggapai pengenalan terhadap hal dalam bab ini.

7. Berilmu tentang ibadah dan hakikatnya, ada 2 :
a). Berilmu tentang dalil disyariatkannya ibadah.
b). Berilmu tentang dalil menunjukkan tata caranya.

Mengatahui poin (a) akan selamat dari bid'ah hakikiyah dan mengetahui poin (b) akan selamat dari bid'ah idhofiyah.

8. Mengatahui Sebab-Sebab Terhapus Atau Berkurangnya Pahala.
Ada tiga hal :
a). Sebab terhapusnya amal. Contoh : Syirik.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلَـقَدۡ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ وَاِلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكَ​ۚ لَٮِٕنۡ اَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوۡنَنَّ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ‏ 

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi."

(QS. Az-Zumar: 65)

b). Sebab sebab berkurangnya pahala. Contoh : Sholat. Diantaranya: tidak merapatkan shaf, banyaknya gerakan, menghayal/pikiran kemana-mana. Di dalam hadits ada seseorang yang mendapatkan setengah pahala, seperempat, seperenam, dan seterusnya. 
Puasa yang tidak sempurna. 
Zakat tidak sempurna karena disebut-sebut atau diungkit-ungkit.

c). Sebab pahala hilang setalah beramal. Contoh : Menzhalimi orang. Hadits Muflis (orang yang bangkrut), yakni orang yang datang pada hari Kiamat dengan segudang pahala. Namun dengan kezhaliman, maka pahala tersebut diberikan kepada orang terzhalimi dan jika pahala habis, maka dosa orang terzhalimi yang ditimpakan kepada kita.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan Taufiq-Nya kepada kita semua.
Aamiin....

Diketik oleh : rahmat silaturahim.