Rabu, 25 Januari 2023

BURUNG DAN SEMUT

BURUNG DAN SEMUT

Ketika burung itu hidup, diantara makanannya adalah semut. Namun ketika burung itu mati, burung pun menjadi makanan semut. Itulah siklus kehidupan, sebagaimana roda atau jam berputar, kadang di atas kadang dibawah. Kadang sedih, kadang bahagia. Kadang sehat, kadang sakit. Kadang kaya, kadang miskin dan lain sebagainya.

Seseorang berkata :

طير يأكل النمل ، وإذا مات أكله النمل 

Burung memakan semut, dan apabila dia mati, semut memakannya. 

Di kampung saya, dulu ada seseorang yang kaya raya. Tidak ada yang menyaingi kekayaannya pada waktu itu. Namun dengan seiringnya waktu, keluarga yang kaya raya itu tinggal cerita, hartanya habis tanpa sisa. Tanah dan rumahya pun sekarang jadi milik orang lain.

Ada juga sebuah keluarga, yang dulunya miskin, harta tak punya, apalagi kendaraan, tanah dan rumah. Sekarang dia memiliki segalanya.

Sebenarnya itu semua sudah biasa dan tidak masalah, yang terpenting ketakwaan tetap ada, maka kebahagiaan akan tetap terjaga.

Berkata Al-Hafizh Ibnul Jauzi rahimahullah:-

” اعلم أن الزمان لا يثبت على حال ؛ كما قال عز وجل : ” وتلكَ الأيامُ نداولها بينَ الناس ” .
فتارة فقر ، وتارة غنى، وتارة عز ، وتارة ذل ، وتارة يفرح الموالي ، وتارة يشمت الأعادي .

“Ketahuilah bahwa zaman tidaklah akan tetap pada satu keadaan; sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla’:

“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” [QS. Ali Imran: 140]

Maka terkadang (menjadi) miskin dan terkadang kaya, terkadang jaya dan terkadang hina, terkadang membuat para penolong senang dan terkadang membuat musuh gembira. (Shayd Al-Khathir (1/137).

Beliau pun melanjutkan perkataannya :

فالسعيد من لازم أصلاً واحداً على كل حال، وهو تقوى الله عز وجل.

Maka orang yang bahagia adalah orang yang tetap pada satu prinsip dalam keadaan bagaimanapun, yaitu (dalam keadaan) takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla’.

فإنه إن استغنى زانته، وإن افتقر فتحت له أبواب الصبر، وإن عوفي تمت النعمة عليه، وإن ابتلى حملته، ولا يضره إن نزل به الزمان أو صعد، أو أعراه أو أشبعه أو أجاعه.

Maka sesungguhnya jika dia kaya maka akan memperindah (keadaan)nya, dan jika dia dalam keadaan miskin maka akan dibukakan baginya pintu kesabaran, dan jika dimudahkan (urusannya) maka menjadi sempurna kenikmatan baginya, dan jika dia diuji maka dia akan memikulnya, dan tidaklah bermudharat baginya, jika zaman membuatnya terjatuh atau pun naik, atau membuatnya papa (miskin), membuatnya kenyang atau pun lapar.

لأن جميع تلك الأشياء تزول وتتغير. والتقوى أصل السلامة حارس لا ينام. 

Karena sesungguhnya semua itu  pastilah akan sirna dan berubah. Dan ketakwaan adalah pokok dari keselamatan yang akan menjaga dan tidak akan pernah tidur.” (Shayd Al-Khathir (1/137).

AFM

Copas dari berbagai sumber