Menakar intensitas suatu khilaf
Hadits Nabi saw:
(ألا لا يصلين أحد العصر إلا في بني قريظة، فأدرك بعضهم العصر في الطريق، فقال بعضهم: لا نصلي حتى نأتيهم، وقال بعضهم: بل نصلي لم يرد منا ذلك. فذُكِر ذلك للنبي صلى الله عليه وسلم فلم يعنف واحداً منهم) رواه البخاري
"Perhatikan, jangan ada seorangpun di antara kalian sholat asar kecuali di tempat Bani Quraidhoh."
Maka sebagian sholat sblum sampai bani quraidhoh krn khawatir waktu sholat habis sblum sempat sholat, sebagian yg lain sholat di bani quraidhoh walau setelah keluar dari waktunya.
Hadits ini sering digunakan sbg legalisasi khilaf dlm ijtihad dan kewajiban berlapang dada, tanpa menakar intensitas khilaf secara seksama.
Mari kita cermati intensitas/kadar khilaf dlm ijtihad pada hadits tersebut:
1- Jenis Ijtihad : Ijtihad tathbiqiy
Apa maksudnya?
Khilaf dalam hadits tersebut bersumber dari ijtihad/usaha dlm melaksanakan perintah syar'iy.
2- Tipe khilaf
Yg sholat sblum smp bani quraidhoh berargumen dg hukum wadh'iy (waktu sholat) dan hukum taklifi (perintah sholat pada waktunya)
Yang sholat di bani qoraidhoh berargumen dg hukum taklifiy (larangan sholat sblum smp bani quraidhah)
Dengan demikian tipe khilafnya adalah:
ijtihad tahbiqy yg sama2 berlandaskan khithob /hukum syar'iy:
Hukum wadh'iy + taklifiy VS hukum taklifiy
==> Tidak ada tasyri' dlm khilaf ini
Sekarang kita takar khilaf dalam penentuan awal ramadhan dg ru'yah, imkanur ru'yah, dan keberadaan hilal di atas ufuk
1- Metode ru'yah hilal:
Terlihatnya hilal sbg tanda masuk ramadhan => hukum wadh'iy
Perintah melihat hilal => hukum taklifiy
2- Metode hisab Imkanur ru'yah
Potensi terlihatnya hilal sbg tanda masuk ramadhan => ijtihad istinbathiy yaitu mendekati ketinggian hilal yg dimungkinkan terlihat
Penentuannya dg hisab => ijtihad tathbiqy
3- Metode hisab Hilal di atas ufuk
Keberadaan hilal di atas ufuk sbg tanda masuk ramadhan => tasyri' wadhiy krn tdk didasari dalil naqliy
Penentuan hilal di atas ufuk dg hisab => tdk ada dalil syar'iy yg melandasinya/yg memerintahkan.
Monggo diperkirakan kadar khilafnya, dan ditentukan mana khilaf yg mu'tabar dan harus berlapang dada dan mana khilaf yg tdk mu'tabar
NB :
Sebatas status nasihat persaudaraan, diterima alhamdulillah, tdk diterima juga tdk papa 😊🙏
Ustadz noor ikhsan silviantoro