Sebagian masyarakat yang mengeluhkan tentang bacaan sholat, hendaknya kita bawa kepada pedoman yang bisa disepakati oleh seluruh kaum muslimin, karena hanya dengan dasar itulah kita semua bisa bersatu.
Dalam Sahih Bukhari diriwayatkan seorang sahabat mengeluhkan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم tentang panjangnya bacaan sholat Mu'adz bin Jabal,
فَقالَ النَّبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: يا مُعَاذُ، أفَتَّانٌ أنْتَ؟! -ثَلَاثًا- اقْرَأْ: والشَّمْسِ وضُحَاهَا، وسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأعْلَى، ونَحْوَهَا.
Maka Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda : "Wahai Mu'adz, apakah engkau jadi pembuat fitnah?! ( 3 kali ). Bacalah Wassyamsi wa dhuhaha (QS As Syams), dan Sabbihisma Robbikal A'la (QS Al A'la), dan semisal itu".
HR Bukhari.
Hadits ini adalah solusi yang diberikan Nabi صلى الله عليه وسلم dan hendaknya bisa menjadi dasar kesepakatan kita semua.
QS As-Syams dan Al-A'la panjangnya 7-8 baris dalam mushaf, maka dengan membaca setengah halaman (7-8 baris) dalam setiap rakaat sholat itu sudah kategori standar ringan dalam syari'at Islam.
Sejak dahulu bila kita ikuti keinginan kebanyakan orang yang ingin sholat cepat selesai, bisa jadi sampai hanya membaca 1 ayat pendek di setiap rekaatnya.
ﻛﺎﻥ ﺃﺣﺪ ﺍﻷﻣﺮﺍﺀ ﻳﺼﻠﻲ ﺧﻠﻒ ﺇﻣﺎﻡ ﻳﻄﻴﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ.. ﻓﻨﻬﺮﻩ ﺍﻷﻣﻴﺮ ﺃﻣﺎﻡ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﻭﻗﺎﻝ ﻟﻪ: ﻻ ﺗﻘﺮﺃ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﻛﻌﺔ ﺇﻻ ﺑﺂﻳﺔ ﻭﺍﺣﺪﺓ.. ﻓﺼﻠﻰ ﺑﻬم اﻟﻤﻐﺮﺏ، ﻭﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﻗﺮﺃ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻗﺮﺃ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: ( ﻭَﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﻃَﻌْﻨَﺎ ﺳَﺎﺩَﺗَﻨَﺎ ﻭَﻛُﺒَﺮَﺍﺀﻧَﺎ ﻓَﺄَﺿَﻠُّﻮﻧَﺎ ﺍﻟﺴَّﺒِﻴﻠَﺎ ) ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ67 ﻭﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﻗﺮﺃ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺮﻛﻌﺔ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻗﺮﺃ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: {ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺁﺗِﻬِﻢْ ﺿِﻌْﻔَﻴْﻦِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌَﺬَﺍﺏِ ﻭَإﻟْﻌَﻨْﻬُﻢْ ﻟَﻌْﻨﺎً ﻛَﺒِﻴﺮﺍً} ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ68 ﻓﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺍﻷﻣﻴﺮ ﻳﺎ ﻫﺬﺍ: أطل ﻣﺎ
ﺷﺌﺖ ﻭإﻗﺮﺃ ﻣﺎ ﺷﺌﺖ، ﻏﻴﺮ ﻫﺎﺗﻴﻦ ﺍﻵﻳﺘﻴﻦ.
Ustadz indra gunawan