Minggu, 17 April 2022

Semoga para qori' dijaga oleh Allah,

Semoga para qori' dijaga oleh Allah, semoga dijauhkan dari mencari popularitas & tenar, serta mencerahkan umat dengan mengajarkan tafsirnya juga dan menjadu teladan dalam amal
.
# Yang Menjadi Imam Bukan Sedekar Bagus Suaranya Saja
.
Kita sangat senang dan bahagia apabila yang menjadi imam shalat kita adalah orang yang shalih dan baik akhlaknya serta sangat baik bacaan Al-Qurannya.
.
Bacaan yang sesuai kaidah syariat dan merdu didengar.
Kita tidak berharap yang menjadi imam adalah orang yang bacaan Al-Qurannya banyak menyalahi kaidah. 
.
Kita juga tidak berharap yang menjadi imam adalah orang yang meskipun bacaannya bagus akan tetapi tidak shalih bahkan sering melanggar aturan syariat.
.
Salah satu tanda akhir zaman adalah manusia memilih imam hanya karena bacaannya yang bagus dan merdua SAJA. Akibat terlalu fokus pada merdu dan bagusnya bacaan, akhirnya bacaan al-Quran mirip dengan lagu. Bisa jadi ada oknum qari' yang terkenal bacaannya bagus akan tetapi kehidupannya mirip seperti artis-artis fasik yang terkenal. Manusia pun tetap memuji-muji dan mengelu-elukan.
.
Ini adalah salah satu tanda akhir zaman. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
.
“Aku mengkhawatir atas kalian enam perkara: imarah sufaha (orang-orang yang bodoh menjadi pemimpin), menumpahkan darah, jual beli hukum, memutuskan silaturahim, anak-anak muda yang menjadikan Alquran sebagai seruling-seruling (musik), dan banyaknya algojo (yang zalim). [Shahihul Jami', 216]
.
Syaikh Al-Albani menjelaskan hadits ini dan berkata,
.
“Sungguh terdapat nash yang menyatakan bahwa di antara tanda-tanda hari kiamat adalah munculnya sekelompok golongan yang menjadikan Al-Quran seperti seruling-seruling (musik)” [As-Silsilah Ash-Shaihah 5/583]
.
Para ulama menjelaskan bahwa untuk menjadi imam tidak hanya cukup bacaannya saja yang bagus, tetapi harus orang yang shalih juga.
.
BACA SELENGKAPNYA:

https://muslim.or.id/39876-yang-menjadi-imam-bukan-sekadar-bagus-suaranya-saja.html

Penyusun: Raehanul bahraen