Tingkatan mukmin dalam tazkiyatun nafsi (mensucikan jiwa)
Orang mukmin, berlevel-level
Faedah kajian ustad Salim Ghanim, حفظه الله
Allah ta'ala berfirman:
"وَلِكُلࣲّ دَرَجَـٰتࣱ مِّمَّا عَمِلُوا۟ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَـٰفِلٍ عَمَّا یَعۡمَلُونَ"
[Surat Al-An'am 132]
"Dan masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan."
"ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَـٰبَ ٱلَّذِینَ ٱصۡطَفَیۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمࣱ لِّنَفۡسِهِۦ وَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدࣱ وَمِنۡهُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَیۡرَ ٰتِ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ذَ ٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡكَبِیرُ"
[Surat Fathir 32]
"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikandengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar."
Level 1
Di antara orang beriman ada yang menzalimi dirinya sendiri, dengan berbuat kemaksiatan, namun bukan perbuatan kekafiran.
Level 2
Diantara mereka ada yang mencukupkan dengan mengerjakan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalkan hal-hal yang dilarang.
Level 3
Diantara mereka ada yang bersegera kepada kebaikan, sungguh-sungguh dalam kebaikan, mendahului lainnya, mengerjakan hal-hal yang wajib, memperbanyak hal-hal yang sunnah, meninggalkan hal-hal yang haram, dan hal-hal yang makruh yang dibenci.
﴿فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ﴾ بالمعاصي، [التي] هي دون الكفر.
﴿وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ﴾ مقتصر على ما يجب عليه، تارك للمحرم
﴿وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ﴾ أي: سارع فيها واجتهد، فسبق غيره، وهو المؤدي للفرائض، المكثر من النوافل، التارك للمحرم والمكروه.( تفسير السعدي)
Saudaraku...
Kita saat ini, di level pertama, kedua, atau ketiga?
Jika berada di level 1, Mari kita tingkatkan ke level 2 atau 3 .
Dan saat dia telah mencapai level 3, kita harus ingat ayat ini ....
﴿بِإِذْنِ اللَّهِ﴾
"...Dengan izin Allah" (Surah Fathir 32)
Semua yang kita peroleh, ketaqwaan, ketaatan, keshalihan, ilmu, itu semuanya "dengan izin Allah".
Kita ingat ayat ini, "dengan izin Allah", agar kita tidak tertipu dengan amal kita, kebaikan yang kita peroleh, ketaatan kepada Allah ta'ala yang mampu kita lakukan, semuanya.. "Dengan taufiq, hidayah dan pertolonganNya "
Maka sepatutnya kita "bersyukur" kepada Allah atas nikmat yang Allah berikan pada kita.
وقوله ﴿بِإِذْنِ اللَّهِ﴾ راجع إلى السابق إلى الخيرات، لئلا يغتر بعمله، بل ما سبق إلى الخيرات إلا بتوفيق اللّه تعالى ومعونته، فينبغي له أن يشتغل بشكر اللّه تعالى على ما أنعم به عليه.
Saudaraku...
Seorang mukmin tidak akan ridho tertinggal dari level "kesempurnaan"
Seorang mukmin senantiasa "mentazkiyah" (mensucikan) jiwanya
Ilmu sangat penting dalam "mentazkiyah" mensucikan jiwa
Terkadang seorang mukmin berada dalam level 1 , atau level 2, lalu bisa berpindah ke level 3 , jika benar niatnya, dan benar dalam usahanya.
Dan terkadang seorang mukmin bisa turun ke level yang lebih rendah.
Uatadz abu hasan arief