Minggu, 16 Januari 2022

JARHU_WA_TA'DIL#ILMU_YANG_MULIA

#JARHU_WA_TA'DIL
#ILMU_YANG_MULIA

Manusia dalam urusan dunia mereka sering menggunakan "Jarhu wa Ta'dil" bahkan sudah menjadi kebiasaan mereka untuk  bermuamalah kesehariannya.

Contohnya :
Seseorang hendak pergi berobat, maka ia akan bertanya kepada yang lebih tau dan pengalaman : RS mana yang bagus untuk pengobatan ini dan itu? Dokter siapa yang ahli menangani penyakit ini dan itu?
Maka akan dijawab oleh orang yang ditanya : RS itu bagus, dokter itu ahlinya. jangan ke RS sana karena ndak bagus, atau klo dokter fulan ndak ahli, kurang pengalaman dll.

Begitu juga sebagian orang jika hendak membeli kendaraan atau rumah, maka ia akan bertanya dan mencari tau yang terbaik kepada ahlinya.

Atau ketika mau cari rumah makan, masih pilah pilih, bahkan masih tanya ke yang ahlinya karena tidak mau ketipu atau menyesal akhirnya.
Bahkan juga sebagian orang suka memperingatkan orang lain agar janga beli sayur dan buah di tempat fulan, karena ia curang dalam timbangan dll.

Itulah kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari "Jarhu wa Ta'dil" mulai dari urusan perut, kesehatan, kendaraan dll.

Maka urusan ilmu dan agama harusnya kita sangat selektif dalam belajar, bukan sembarangan dimasukkan ketelingga dan hati kita, karena bahayanya akan lebih besar daripada salah masuk rumah makan atau salah beli sayuran.

Ketika ulama dan para asatidzah kita mengingatkan agar selektif dalam belajar dan agar memperhatikan sumbernya tidak lain adalah karena kasih sayang mereka kepada umat, agar tidak salah langkah dan menyesal dikemudian hari.
Begitu juga jika ulama dan asatidzah mengingatkan agar jangan belajar dan menghadiri majlis fulan dan alan adalah agar kita selamat dari syubhat-syubhat mereka,.

Maka jangan terbalik dalam penggunaan ilmu "Al Jarhu wa At Ta'dil" kenceng dalam urusan dunia tapi lembek bahkan tak peduli dalam urusan ilmu dan agama,.

✒-Diringkas dari sebagian perkataan Syaikh DR. Muhammad Said Roslan hafidzahullah dengan sedikit tambahan-,.

📚_______________
Al Jarhu : Celaan (contoh : Fulan dhaif, fulan ahli bid'ah, fulan ikhwani, fulan hizbi).
At Ta'dil : Pujian (contoh : Fulan terpercaya, fulan alim salafi, fulan layak diambil ilmunya).
Ilmu Jarhu wa Ta'dil meski masyhurnya digunakan untuk menghukumi rawi-rawi hadits, tetapi sampai hari ini dan seterusnya juga akan terus dipakai, meski sebagian ulama kita mengistilahkannya sekarang dengan "Rudud, Tahdzir dan Tazkiyah". tetapi intinya sama bahwa digunakan untuk menjaga ilmu dan syariat.

Tetapi Ilmu ini ada ahlinya -maka serahkan kepada ahlinya dan tanyakan ahlinya- tidak boleh digunakan serampangan oleh pemula atau orang jahil untuk mencela dan memvonis orang lain dengan hujjah Jarhu wa Ta'dil, atau digunakan untuk membela gurunya dengan membabi buta,.

Silahkan baca kitab dan risalah berikut :
١ـ تحفة المجيب للشيخ مقبل الوادعي.
٢ـ الرد على المخالف من أصول الإسلام للشيخ بكر أبو زيد.
٣ـ الجرح والتعديل عند السلف للشيخ عبد السلام برجس.
٤ـ تصنيف الناس أو الرد على منكري التصنيف للشيخ عبد السلام برجس.
٥ـ منهج أهل السنة والجماعة في نقد الرجال والكتب والطوائف للشيخ ربيع المدخلي.

WaAllahu A'lam.
Ustadz muhammad alif