Sabtu, 04 Juli 2020

Syaykhul-IslāmMUHAMMAD BIN ‘ABDIL-WAHHĀB(Di Mata Ulama Nonwahabi #2)

Syaykhul-Islām
MUHAMMAD BIN ‘ABDIL-WAHHĀB
(Di Mata Ulama Nonwahabi #2)

Sebelum tahun 2009/2010 yang lalu, saya masih meragukan keulamaan syekh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb, karena tidak ada ulama yang mengakuinya, ini amat wajar karena latar belakang saya dari keluarga Nahdiyin, informasi yang saya terima saat itu hanya satu: tentang keburukan orang bernama Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb yang (konon katanya) takfiri dan haus darah. Yang sangat tidak wajar adalah orang yang katanya pernah menjadi Wahabi (pengikut syekh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb) tapi tidak tahu kedudukan syekh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb yang mulia di Mata para Ulama, termasuk Ulama Nonwahabi.

Salah satu Ulama Nonwahabi tersebut adalah Musnid Ad-Dunyā Syekh Muhammad Yāsīn Al-Fādānī Asy-Syāfi‘ī Al-Asy‘arī (1335-1410 H) raḥmatullāh ‘alayh, yang menerangkan dalam Al-Maslak Al-Jalī sebagaimana berikut ini:

أخبر به عن الشيخ عبد الحق، بسنده في جامع مسانيد أبي حنيفة إلى محمد عابد السندي، عن الشيخ الفقيه عبد اللّه بن محمد بن عبد الوهاب النجدي توفي سنة ١٢٤٢ ھ، عن أبيه العلامة شيخ الإسلام المجدد محمد بن عبد الوهاب بن سليمان التميمي النجدي توفي سنة ١٢٠٦ ھ، بسائر مؤلفاته في الحديث والفقه والتوحيد وهيرها.
“Kabar tentangnya dari Syekh ‘Abdul-Haq, dengan sanadnya dalam Jāmi‘ Masānīd Abī Hanīfah kepada Muhammad ‘Ābid As-Sindī, dari Syekh Al-Faqīh ‘Abdullāh bin Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb An-Najdī (w. 1242 H), dari Ayahandanya Al-‘Allāmah Syaykhul-Islām Al-Mujaddid Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb bin Sulaymān At-Tamīmī An-Najdī (w. 1206 H),...”

Dari keterangan diatas, sangat jelas dan terang bahwa Musnid Ad-Dunyā Syekh Yāsīn Al-Fādānī mengakui keulamaan “pendiri” Wahabi, dengan mengatakan: “Al-‘Allāmah Syaykhul-Islām Al-Mujaddid Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb bin Sulaymān At-Tamīmī An-Najdī (w. 1206 H)”.

Penting diketahui bersama, kitab Al-Maslak Al-Jalī merupakan sebuah kitab ringkas yang ditulis oleh Musnid Ad-Dunyā Syekh Yāsīn Al-Fādānī untuk menghimpunkan sebagian sanad² milik Mahagurunya, yakni Faḍīlatusy-Syaykh Muhammad ‘Alī Al-Mālikī Al-Makkī, yang mana diantara sanad² yang disebutkan adalah sanad kitab² karangan Syaykhul-Islām Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb Al-Ḥanbalī.

Gelar “Syaykhul-Islām” yang disematkan oleh Syekh Yāsīn Al-Fādānī kepada syekh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb juga dapat kita temui dalam kitab Itḥāful-Ikhwān (hal. 76), disebutkan bahwa syekh Muhammad ‘Ābid As-Sindī meriwayatkan dari:

(٨) الشيخ عبد اللّه بن محمد النجدي، عن أبيه شيخ الإسلام محمد بن عبد الوهاب النجدي؛ بروياته عن البصري.
“(8) Syekh Abdullah bin Muhammad An-Najdī, dari Ayahandanya Syaykhul-Islām Muhammad bin Abdil-Wahhāb An-Najdī, dengan riwayatnya dari Al-Baṣri.”

Demikianlah pengakuan dari Musnid Ad-Dunyā Syekh Yāsīn Al-Fādānī tentang keulamaan Syaykhul-Islām Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb, sangat jelas dan terang. Semoga berfaedah dan menjadi renungan kita bersama, minimal bisa Anda beritahukan kepada ISTRI atau SUAMI, Anak², orang tua, tetangga atau siapapun yang Anda kenal tapi salah paham tentang sosok Syaykhul-Islām Muhammad bin ‘Abdil-Wahhāb. Amīn...

Salam Persahabatan,
Alfan Edogawa