#MENJAGA_HADITS_NABI
#DI_MEDSOS
Pentingnya menjaga hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam dari "jur'ah" -keberanian tanpa ilmu- sebagian orang yang bermudah-mudahan dalam menghukumi hadits sebagai dhaif dan maudhu'. padahal jika para ulama sangat hati-hati dan teliti bahkan puluhan tahun mereka menelaah dan mengoreksi hadits-hadits, rawi-rawi, dan menelaah kitab-kitab al jarhu wa at ta'dil untuk menghukumi hadits, kemudian hari ini dengan kemudahan electronic dan medsos maka menjadikan sebagian orang mudah dalam menghukumi hadits -bermodalkan syamilah dan media saja-, tentu ini sangat jauh dan berbeda dengan usaha para ulama. karena para ulama terkumpul pada diri mereka :
1. Rihlah (safar dalam mencari hadits-hadits)
2. Ilmu (ilmu yang sangat dalam dan luas)
3. Talaqqi (langsung mengambil hadits dari guru)
4. Khibrah (pengalaman yang panjang dalam bergwlut dengan hadits dan para rawi)
5. Muthala'ah (bacaan dan penelitian yang sangat luas)
6. Hifdz (hafalan yang banyak lagi kuat tidak diragukan)
7. Sahar layali (menghabiskan malamnya untuk muthala'ah dan muraja'ah)
8. Wara' (sangat hati-hati dalam menghukumi rawi dan hadits)
9. Khasyah (paling takut kepada Allah berdasarkan ilmu mereka)
10. Taanni (tidak tergesa-gesa dalam menyimpulkan derjat hadits).
Sehingga kita dapati ilmu dan kitab-kitab mereka berkah lagi bermanfaat bagi umat.
Tapi bandingkan sebagian orang hari ini, baru membaca, belajar kitab musthalah hadits pemula langsung mentahqiq dan menghukumi hadits -bermodalkan syamilah dan media electronic- tanpa menisbtakan kepada ijtihad ulama yang telah mendahuluinya. ini sangat berbahaya.. kemudian dengan mudah disebarkan di medsos, sehingga menjadikan syubhat disebagian para penuntut ilmu pemula terlebih bagi awam.
Disisi lain, sebagian terlalu mudah dalam menshare hadits-hadits yang dhaif dan mudhu', bahkan tidak jelas sumbernya di kitab apa. dengan kemudahan menyebarkan maklumat dan info di medos menjadikan sebagian orang tidak tatsabbut -tabayun- terlebih dahulu dalam menyebarkan perkataan yang dinisbatkan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam.
padahal ini sangat berbahaya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
"Barangsiapa berdusta atas namaku maka hendaklah dia menempati tempat duduknya dari neraka". (HR. Bukhari no. 108 dan Muslim no. 2)
dan dalam hadits lain :
مَنْ حَدَّثَ عَنِّي بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ
"Barangsiapa menceritakan hadis dariku, yang mana riwayat itu diduga adalah dusta, maka dia adalah salah satu dari para pembohong tersebut". (HR. Muslim dalam Muqaddimahnya dan Tirmidzi no. 2662).
Maka kewajiban kita menjaga hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam dari 2 kelompok tersebut -kelompok yang jur'ah dan kelompok yang tasahhul dalam menyebarkan hadits-hadits tanpa tatsabbut-,.
Tulisan Syaikh DR. Badar Al Utaibi hafidzahullah sangat bagus 👇
https://www.al-jazirah.com/2020/20200731/tn1.htm
Juga kitab yang sangat bagus tentang -tersebarnya hadits-hadits palsu di medso dan langkah-langkah pencegahannya- karya Syaikh DR. Umar Al Muqbil hafidzahullah 👇
http://almuqbil.com/web/?action=books_inner&show_id=255
WaAllahu A'lam.
Semoga kita semua senantiasa diberi taufiq oleh Allah untuk terus belajar dan menjadi pembela hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam,.
Ustadz Muhammad Alif lc