Selasa, 14 Juli 2020

Fitnah Ilmu Terhadap Ahli Ilmu

#FitnahIlmuTerhadapAhliIlmu

Kebodohan adalah sebuah fitnah, akan tetapi jangan lupa bahwa ilmu juga bisa jadi fitnah yg mematikan, maka jangan sekali-kali kita sebagai penuntut ilmu merasa aman, merasa mulia dengan ilmu yg kita miliki, bisa jadi ilmu yg kita miliki adalah wasilah utk menuju neraka -Na'udzubillah minalKhudzlan-

Salah satu fitnah para penuntut ilmu adalah lemahnya tatbiqh(praktek) terhadap ilmu yg dia miliki. 
Maka dari itu akan kita dapatkan banyak sekali dalil-dalil dari alquran ataupun sunah yg memperingatkan akan hal ini.

Allah berfiman :
{ مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (5) } 
الجمعة[ 5 ]

(Al-Jumu`ah):5 - Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.

Ayat di atas adalah bentuk celaan Allah terhadap kaum yahudi yg mana mereka Allah beri ilmu, Allah beri kitab suci yaitu taurot akan tetapi mereka tidak mengamalkannya.

Begitu pula firman Allah lainnya :
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِندَ اللَّهِ أَن تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3) } 
الصف[ 2 : 3 ]
(Aş-Şaf):2 - Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

(Aş-Şaf):3 - Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Asal ayat di atas adalah celaan bagi org-org yg tidak menepati janjinya. Ketika berjanji maka dia tidak menepatinya, akan tetapi dzohir lafadz dua ayat di atas menunjukkan juga atas celaan terhadap setiap org yg berbicara, berdakwah, mengajarkan ilmu akan tetapi dia tidak mengamalkannya.

Sebagaimana hadis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِي النَّارِ فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ فَيَقُولُونَ أَيْ فُلَانُ مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَانَا عَنْ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا آتِيهِ وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ 
Artinya:
“Pada hari kiamat akan dihadirkan seseorang yang kemudian dia dilempar ke dalam neraka, isi perutnya keluar dan terburai hingga dia berputar-putar bagaikan seekor keledai yang berputar-putar menarik mesin gilingnya. Maka penduduk neraka berkumpul mengelilinginya seraya berkata; "Wahai fulan, apa yang terjadi denganmu?. Bukankah kamu dahulu orang yang memerintahkan kami berbuat ma'ruf dan melarang kami berbuat munkar?". Orang itu berkata; "Aku memang memerintahkan kalian agar berbuat ma'ruf tapi aku sendiri tidak melaksanakannya dan melarang kalian berbuat munkar, namun malah aku mengerjakannya” (HR. Bukhari: 3027) 

Adapun atsar dari salaf maka sungguh banyak tentang masalah ini, di antaranya :

Dari Habiib bin Ubaid berkata, Abu ad-Dardaa' berkata : “Kau tidak akan menjadi seorang ahli ilmu sampai engkau mengamalkan ilmumu” (Lihat kitab Akhlak Ulama karya Imam al-Aajurriy)

Fudhoil bin 'Iyaadh berkata : “Seseorang ahli ilmu akan selamanya tetap dianggap jahil(bodoh) terhadap ilmu yg ia kaji, sampai dia mengamalkan ilmu tersebut, sehingga jika dia mengamalkannya maka baru bisa disebut ahli ilmu” (Kitab Mukhtasor Iqtidhoo' al-Ilmi al-'Amal)

Maka dari itu, selayaknya kita semua para penuntut ilmu senantiasa meminta perlindungan kepada Allah dari fitnah ini, dengan memperbanyak doa 
اللهم إني أعوذ بك من علم لا ينفع و من قلب لا يخشع و من نفس لا تشبع و من دعوة لا يستجاب لها
“Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ilmu yg tidak bermanfaat, dari hati yg tidak memiliki rasa takut kepadaMu, dari jiwa yg tidak pernah puas dan dari doa yg tidak mustajab”

(Faidah disarikan dari kitab Silsilah Waqofat Tarbawiyah Syaikh Abdul Aziz al-Julayyil jld.5 hlm.202-204)
Ust abo Musa Al mizzi