Selasa, 21 Juli 2020

Jauhi 4 Perkara ini

Akhibati Fillah, Jauhi 4 Perkara ini

Setelah penulis panjang lebar pentingnya pembahasan “Bagaimana Memanjangkan Umur” dan Hukum-hukum terkait perkara ini, beliau juga menjelaskan amal-amalan apa saja yang dapat “memanjangkan” umur.

Beliau menjelaskan perkara yang lebih penting daripada itu semua yaitu bagaimana menjaga umur agar senantiasa dalam keselamatan. 

1. Hendaklah seorang Muslim menjauhi perkara yang Menghapuskan Kebaikan-kebaikan.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

"Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya sia-sia." 

Tsauban berkata; "Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya." 

Beliau bersabda: "Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika kembali kepada apa yang di haramkan Allah, maka mereka terus (segera) mengerjakannya."

Yakni sebagaimana seseorang yang bila mana didepan manusia dia mempersoleh dirinya, namun ketika sedang bersendirian dia melakukan apa yang Allah haramkan.

2. Hendaknya Muslim berhati-hati terhadap Ujub dan tertipunya dengan amalan-amalan yg dia kerjakan.

Seperti merasa sudah banyak beramal, merasa memiliki jasa dalam dakwah, merasa yakin bahwa dirinya layak masuk surga, dsb.

Sungguh yang demikian adalah tipuan syaithan, dan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah bersabda bahwa tidak ada manusia yang masuk surga karena amalannya. 

Maka dari itulah para Salaf mewanti-wanti dari perkara ini.

Sebagaimana ucapan Ibnu Mas’ud radhiallahuanhu, Bahwa keselamatan itu ada pada 2 perkara, yaitu Ketaqwaan dan Niat, sedangkan Kehancuran itu ada pada 2 perkara, Putus asa dan Ujub.

3. Hendaknya seorang muslim senantiasa memenuhi hak-hak manusia.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,

“Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bangkrut) itu? Para sahabat menjawab, 'Orang yang muflis (bangkrut) diantara kami adalah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya harta.' 

Maka Rasulullah bersabda, 'Orang yang muflis (bangkrut) dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) melaksanakan shalat, menjalankan puasa dan menunaikan zakat, namun ia juga datang (membawa dosa) dengan mencela si ini, menuduh si ini, memakan harta ini dan menumpahkan darah si ini serta memukul si ini. Maka akan diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan jika kebaikannya telah habis sebelum ia menunaikan kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, lalu dicampakkan padanya dan ia dilemparkan ke dalam neraka.

4. Hendaknya seorang muslim menjauhkan dirinya dari Keburukan Jariyyah. 

Beliau memberikan contoh seperti yang banyak dilakukan orang yaitu menyebarkan gambar atau film-film yang mempertontonkan Aurot yang tak banyak dipedulikan, bahkan oleh sebagian besar kaum muslimin.

Berkata Imam Asy Syathibi rahimahullah,

طوبى لمن مات وماتت معه ذنوبه، والويل الطويل لمن يموت وتبقى ذنوبه مائة سنة ومائتي سنة يعذب بها فى قبره

“Sungguh beruntung seseorang yang wafat dan wafat dosa-dosanya bersamanya, dan sungguh celak orang yang telah lama wafat namun masih tertinggal dosanya selama seratus tahun sehingga dia diadzab didalam kuburnya selama seratus tahun pula”.

Sungguh bila 4 hal ini masih ada dalam diri kita, segera perbaiki. Sungguh kita tidak tahu kapan ajal kita datang.

Akhukum Fillah.
Ustadz Indra zulfi mushoddaq