Jumat, 24 Juli 2020

Sesungguhnya kelezatan seseorang di dalam menggapai sesuatu yang ia cintai, bertambah dan berkurang sejalan dengan kuat dan lemahnya rasa cinta yang dia miliki terhadap apa yang dia cari. Semakin besar rasa cinta seseorang terhadap apa yang dia cari, maka semakin besar kenikmatan yang akan dia dapatkan tatkala ia berusaha mengejarnya

Penuntut Ilmu Sejati

Berkata Al Imam Ibnul Qayyim -rahimahullah-:

إِنَّ لَذَّةَ الإِنسَانِ فِي السَّعيِ عَلَى المحَبُوبِ تَضعُفُ وَتَقوَى بِحَسَبِ قُوَّةِ الحُبِّ وَضَعفِهِ لَهُ، فَكُلَّمَا كَانَ الحُبُّ أَقوَى كَانَت اللَّذَّةُ أَعظَمَ

"Sesungguhnya kelezatan seseorang di dalam menggapai sesuatu yang ia cintai, bertambah dan berkurang sejalan dengan kuat dan lemahnya rasa cinta yang dia miliki terhadap apa yang dia cari. Semakin besar rasa cinta seseorang terhadap apa yang dia cari, maka semakin besar kenikmatan yang akan dia dapatkan tatkala ia berusaha mengejarnya".

Apabila kita mentelaah nash-nash hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, niscaya akan kita dapatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyipati dua sosok manusia, yang mereka tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka cari, yaitu: pencari ilmu dan pencari harta.

عَنْ أَنَسٍ -رضي الله عنه- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: (( مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ: مَنْهُومٌ فِي عِلْمٍ لَا يَشْبَعُ، وَمَنْهُومٌ فِي دُنْيَا لَا يَشْبَعُ ))

Dari Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada dua sosok yang senantiasa merasa kurang dan tidak pernah merasa cukup: orang yang merasa kurang dalam hal ilmu, ia tidak akan pernah merasa cukup. Dan orang yang merasa kurang dalam hal dunia, ia tidak akan pernah merasa cukup”.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

((لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ، وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ))

“Jika seandainya anak Adam telah memiliki satu lembah emas, niscaya ia masih berhasrat untuk memiliki lembah yang kedua, tidak ada yang bisa membuatnya merasa puas kecuali tanah (kematian), dan Allah menerima taubat setiap orang yang bertaubat kepada-Nya”.

Dan sungguh benar apa yang nabi shalallallahu alaihi wasallam sabdakan.

Maka seorang penuntut ilmu sejati ia tidak akan pernah merasa puas di dalam mengkaji dan mencari ilmu, sebagaimana para pencari harta dunia mereka tidak akan pernah puas di dalam mencari dan mengumpulkannya.

Al hasan Al Bashri pernah ditanya: seseorang yang sudah berumur 80 tahun, apakah masih memungkinkan bagi dirinya untuk menuntut ilmu? Maka beliau menjawab:
إِن كَانَ يَحسُنُ بِهِ أَن يَعِيشَ
“Selama dia masih bisa hidup (maka selama itulah ia masih bisa belajar)”.

Berkata Abdullah bin Bisyr Ath Thaliqani -rahimahullah-:
أَرجُو أَن يَأتِيَنِي أَمرُ رَبِّي (يَعنِي: الموتَ) وَالمحبَرَةُ بَينَ يَدَيَّ، وَلَم يُفَارِقنِي القَلَمُ وَالمحبَرَةُ!
“Aku berharap, tatkala keputusan Rabbku (kematian) mendatangi diriku, tinta dan pena senantiasa bersamaku, keduanya tidak berpisah dariku”.

#Penuntutilmusejati
#Tetapistiqamahdiatasjalanilmu
#menuntutilmusampaiakhirhayat
Ustadz Cecep nurohman