Belajar Dari Imam Malik Rahimahullah
Suatu ketika Khalifah Abu Ja'far al-Manshur (salah seorang pemimpin Islam di era dinasti Abbasiyah), mengundang Imam Malik bin Anas rahimahullah ke istananya, lalu sang Khalifah berkata: " ya Aba Abdillah (Imam Malik) aku ingin menulis surat ke seluruh penjuru negeri Islam, agar kitab Muwattha' milik anda menjadi kitab resmi milik negara, sehingga tidak ada seorangpun yang menyelisihi pendapatmu.
Maka Imam Malik berkata: " wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya para sahabat nabi tersebar di negeri-negeri, dan mereka diikuti oleh manusia di tempatnya masing², telah menancap di hati setiap penduduk negeri apa mereka amalkan, maka mengembalikan mereka semua ke dalam satu pendapat adalah sesuatu yang sangat sulit.
====
Setelah membawakan riwayat di atas, al-Imam al-Baihaqi (penolong madzhab Syafi'i), beliau berkata:
هكذا ينبغي أن يصنعَ كلُّ مَن نال مِن سلطانِه إقبالًا عليه-مِن أكابر أهل العلم-مِن أهل السنّة والجماعة-. ولا يشتغل بالتعصُّب، وإعداء السلطان على مَن خالف اجتهادُه اجتهادَه،
Beginilah seharusnya yang dilakukan oleh setiap ulama dari kalangan ahlussunnah waljamaah ketika (dakwahnya) mendapat sambutan hangat dan dukungan dari penguasa, tidak mengunakannya untuk menyibukkan diri dg fanatik madzhab, dan tidak pula mendorong penguasa untuk memusuhi (membredel) setiap orang yang menyelisihi pendapatnya.
(Al-Imam al-Baihaqi dalam kitabnya al-Madkhal ila as-Sunan al-Kubro)