JANGAN BINGUNG!! JIKA ISLAM SUDAH MEMBINGUNGKAN CARILAH ISLAM DI MADINAH
Bukan di Maroko, Bukan di Kairo, bukan di Nusantara Tapi MADINAH
Iman akan kembali ke Madinah, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إنَّ الإِيْماَنَ لَيَأْزِرُ إِلَى الْمَدِيْنَةِ كَمَا تأْزِرُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
Sesungguhnya iman akan kembali ke kota Madinah sebagaimana ular kembali kelubang atau sarangnya. [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
Maksudnya adalah iman akan kembali menuju Madinah dan menetap di Madinah, serta kaum Muslimin akan berbondong-bondong mendatangi kota Madinah. Yang mendorong mereka melakukan itu semua adalah keimanan dan kecintaan mereka terhadap tempat yang penuh dengan berkah serta telah dijadikan wilayah haram oleh Allâh Azza wa Jalla .
Kota Madinah Akan Memakan Semua Perkampungan
Diantara keutamaan kota Madinah lainnya adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyifati sebagai sebuah kota yang akan melahap daerah-daerah lainnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أُمِرْتُ بِقَرْيَةٍ تَأْكُلُ الْقُرَى، يَقُولُونَ لَهَا يَثْرِبُ، وَهِيَ الْمَدِينَةُ
Aku diperintahkan (berhijrah ke) daerah yang akan melahap daerah-daerah lainnya. Daerah ini mereka sebut Yatsrib, yaitu Madinah [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Sebuah kampung yang akan melahap daerah-daerah lainnya.” ditafsirkan dengan berbagai macam penafsiran diantaranya adalah Madinah akan menjadi pemenang atas daerah-daerah lainnya. Juga ditafsirkan dengan Madinah akan menjadi tempat berlabuh harta rampasan perang yang didapatkan dari jihad di jalan Allâh. Kedua penafsiran di atas telah terjadi. Kota Madinah telah menaklukkan kota-kota lainnya, dimana para da’i yang membawa kebaikan dan para mujahid bertolak dari kota ini untuk membebaskan dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya dengan idzin Allâh Azza wa Jalla. Lalu banyak orang yang masuk kedalam agama Allâh Azza wa Jalla ini. Dan semua kebaikan yang didapatkan oleh penduduk bumi ini adalah bersumber atau keluar dari kota yang penuh berkah ini, yaitu kota Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Jadi keberadaan kota Madinah yang akan melahap kota-kota yang lainnya terbukti dengan kemenangan yang diraih kota Madinah atas kota-kota yang lain yang terjadi pada awal-awal agama Islam bersama generasi pertama dari para Shahabat Rasûlullâh Radhiyallahu anhum dan khulafaurrasyidin Radhiyallahu anhum. Juga terbukti dengan perolehan ghanîmah (rampasn perang) yang didapatkan dan diantar ke kota Madinah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengabarkan tentang sesuatu yang akan terjadi yaitu pembagian kekayaan raja Kisra dan Qaisar di jalan Allâh Azza wa Jalla . Apa yang diberitahukan oleh Rasulullah n itu telah menjadi nyata, harta benda Kisra dan Qaisar telah diboyong ke kota Madinah yang penuh berkah ini dan telah dibagi-bagikan melalui tangan Umar bin Khattab al-Fârûq Radhiyallahu anhu.
5. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Menganjurkan Agar Bersabar Atas Beratnya Kehidupan Di Kota Madinah
Kemudian keutamaan yang berikutnya adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan agar penduduk Madinah bersabar atas kesusahan dan beratnya kehidupan di kota Madinah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمَدِينَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ، لَا يَدَعُهَا أَحَدٌ رَغْبَةً عَنْهَا، إِلا أَبْدَلَ اللهُ فِيهَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ، وَلا يَثْبُتُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا وَجَهْدِهَا، إِلا كُنْتُ لَهُ شَهِيدًا أَوْ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَة
Kota Madinah lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui. Tidaklah seseorang meninggalkan kota Madinah karena benci kepadanya, kecuali Allâh akan menggantikannya dengan orang yang lebih baik darinya, dan tidaklah seseorang tetap tegar atas kesusahan dan kesulitan kota Madinah, niscaya aku akan menjadi saksi dan pemberi syafa’at baginya pada hari kiamat. [HR. Imam Muslim]
Hadits ini menunjukkan kepada kita keutamaan kota Madinah dan keutamaan bersabar atas kesusahan, kesulitan, sempitnya perekonomian dan kehidupan. Jika ini menimpa seseorang, maka hendaknya ini tidak mendorongnya untuk pindah ke tempat lain dalam rangka mencari kemakmuran dan kesejahteraan, akan tetapi hendaknya dia bersabar atas segala hal yang menimpanya di kota Madinah, karena Allâh Azza wa Jalla telah menjanjikan balasan yang agung serta pahala yang sangat banyak.
Balasan Amal Dilipatgandakan
Diantara Keutamaan lainnya adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan betapa agungnya kota Madinah dan betapa bahayanya membuat kebid’ahan di kota Madinah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan hal ini ketika menjelaskan keharaman kota Madinah, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمَدِينَةُ حَرَمٌ مَا بَيْنَ عَيْرٍ إِلَى ثَوْرٍ، فَمَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا، أَوْ آوَى مُحْدِثًا، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ، لَا يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَرْفًا وَلا عَدْلا
(Wilayah) haram kota Madinah yaitu wilayah yang terletak antara wilayah ‘Airin dan Tsaur. Barangsiapa yang membuat perkara baru (kebid’ahan) atau melindungi pelaku kebi’ahan maka dia akan mendapatkan laknat dari Allâh, Malaikat dan seluruh manusia. Allâh Azza wa Jalla tidak akan menerima darinya ash-sharf dan ‘adl [HR. Al- Bukhâri dan Muslim]
Para Ulama berbeda pendapat tentang makna ash-sharf dan ‘adl dalam hadits di atas. Jumhur Ulama mengatakan, ash-sharf artinya amalan fardhu, sedangkan ‘adl berarti amalan-amalan sunah.
Kota Madinah Dido’akan Keberkahan Oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendoakan kota Madinah agar diberi limpahan keberkahan oleh Allâh Azza wa Jalla . Diantara do’a Beliau:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي ثَمَرِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا
Ya Allâh! Berilah kepada kami keberkahan pada buah-buahan kami, kota Madinah kami! Limpahkanlah keberkahan untuk kami pada setiap sha’ dan mud[2] kami dapatkan. [HR. Muslim]
7. Kota Madinah Tidak Akan Dimasuki Penyakit Thâ’ûn
Diantara keutamaan kota Madinah adalah ia tidak akan bisa dimasuki oleh penyakit thâ’ûn (lepra) tidak pula Dajjâl. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersada:
عَلَى أَنْقَابِ الْمَدِينَةِ مَلائِكَةٌ لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلاَ الدَّجَّالُ
Disetiap tembok atau batas kota Madinah ada malaikat. Kota Madinah tidak akan bisa dimasuki oleh penyakit thâ’ûn (lepra) tidak pula Dajjâl. [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]
Hadist-Hadits yang menunjukkan keutamaan kota Madinah sangat banyak. Apa yang disebutkan hanya beberapa hadits saja yang terdapat dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim atau salah satu dari mereka.
Diantara kitab yang bagus untuk ditelaah dan dibaca oleh para penuntut ilmu tentang keutamaan Madinah yaitu kitab yang disusun oleh DR. Shalih bin Hâmid ar-Rifâ’i sebagai syarat untuk meraih gelar doktor di Universitas Islam Madinah dengan judul al-Ahâdîtsul Wâridah fi Fadhâilil Madînah, Jam’an wa Dirâsatan.
Semoga paparan singkat ini bermanfaat.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XVIII/1436H/2014M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. Diterjemahkan dari Kutaib Fadhlul Madinah, Syaikh Abdulmuhsin bin Hamd al-Abbad al-Badr, dengan sedikit perubahan
[2]. Sha’ dan mud merupakan takaran yang digunakan oleh orang Arab.