Kisah inspiratif dari Ummul Banin Permaisuri dari Raja Al Walid bin Abdul Malik raja ke 6 dari dinasti Al Umawwiyah...
Intisari dari kajian faidah-faidah ilmiah dari sejarah Islam yg disajikan pada jumat pagi tgl 26 Juli 2019...
Karena sangat terkesan dari bahasan kali ini, maka faidah ini kami sajikan dlm bentuk narasi...
Kekuasaan Al Walid bin Abdul Malik mendapat sanjungan dari para penulis sejarah Islam krn di masa kekuasaannya Umat Islam hidup dlm kemajuan yg luar biasa, perhatian sang Raja terhadap rakyatnya sangat luar biasa. Memberikan pelayan atau pemandu kepada penyandang disabelitas membangun rumah sakit khusus utk para penderita penyakit kusta, membangun imprastruktur seperti jalan jalan dan air bersih, memberikan gaji bagi para penghafal Al Quran dan Ulama, membangus masjid terindah di kota Damaskus, memugar dan memperluas bangunan masjid Nabawi. Perluasan kekuasaan ke berbgai penjuru benua, diantaranya penaklukkan Andalusia. Kekakyaan negara berlimpah luah, kesejahteraan sangat dirasakan oleh masyarakatnya.
Kalau demikian halnya tentu kemewahan keluarga kerajaan akan lebih luar biasa lagi. Tapi anda akan terheran-heran dengan cerita Permaisuri sang Raja. Dalam benak anda pasti akan membayangkan bahwa permaisuri sang Raja akan berpoya-poya, hidup penuh gaya, setiap hari pakai baju dan sepatu yg brendit, berlian dan perhiasan akan bergelatungan di badannya, bahkan punya pundi-pundi perhiasan yg menumpuk, punya kendaraan yg termahal selalu mencari info tentang model sepatu dan baju terbaru, dan seterusnya.
Berbeda, sungguh berbeda dg Ummu Banin walau semua kemewahan itu bisa dapatkan, namun ia tdk tertipu dg gemerlapnya dunia, tdk memamfaatkan kedudukan sang suami utk segala kenikmatan dunia. Ia seorang wanita yg sholeh, dekat dg Al Quran, gemar berzikir, bahkan ada ulama yg berkomentar ia adalah wanita tersholeh di masanya. Ia beromba dan bersaing dg suaminya dlm mengkhtam Al Quran dlm tiga hari sekali. Orangnya sangat sangat pemurah dan suka berderma, sangat berhati-hari dlm menerima hadiah dari sang suami, harus bisa dipastikan tdk ada kozoliman dalamnya. Suatu seorang peringgi kerajaan dari Kuffah namanya Muhammad bin Yusuf datang membawa hadiah yg banyak utk sang Raja, ketika sang Raja memberikan hadiah tsb utk istrinya, sang istri tdk mau menerima karena kuatir di dalamnya ada hak org lain yg dizolimi. Akhirnya sang Raja meminta kepada Muhammad bin Yusuf utk bersumpa bahwa tdk ada hak org lain dizolimi dlm hadiah tersebut.
Sang permaisuri sering mengundang para wanita utk datang ke istana lalu menghadiahkan kepada mereka pakaian dan perhiasan.
Ummul Banin juga termasuk perawi hadits dari negeri Syam seperti dijelaskan Abu Zur’ah dlm kitab tabaqotnya. Dia wanita sangat takut dan mengagungkan Allah. Ia berkata: “Tiada perhiasan yg lebih baik bagi seseorang dari pada memiliki rasa takut kepada Allah”.
Permaisuri sangat dermawan, ia berkata: “Kalau sendainya tdk ada keburukan pada org bakhil (kikir) kecuali berburuk sangka pada Allah sungguh sdh cukup sebuah keburukan yg besar baginya”.
Kali yg lain ia berkata: “Orang yg kikir itu adalah orang kikir terhadap dirinya dg surga”.
Setiap kali harta masuk ke rumah secepatnya pula ia infakkan, dlm sebuah syair ia katakan: “Saya adalah org yg tidak bisa menyimpan harta dlm genggaman kecuali hanya sekedar lewat saja”.
Dikisahkan seorang wanita yg ditinggal suaminya datang ke istana namanya Tsurayya binti Ali, ketika ia sdg berada bersama Ummu Banin, tiba-tiba Raja Al Walid datang dan bertanya tentang wanita ada bersamanya, jawab Ummul Banin: ini adalah Tsurayya binti Ali datang meminta bantuan utk pelunasan hutangnya dan biaya kelurganya. Lalu diberikan kebutuhan dan dibayarkan hutanya oleh sang Raja.
Wanita yg anti dg kezoliman, ketika Hajjaj bin Yusuf datang menghadap Raja Al Walid, Ummul Banin bekata kepada suaminya: Aku lebih suka Malaikat Maut duduk bersamamu dari pada orang tsb yakni Hajjaj bin Yusuf.
Setelah Hajjaj bin Yusuf berbicara dg Raja Al Walid, besok harinya Ummu Banin meminta kepada sang Raja, agar Hajjaj bin Yusuf disuruh menghadap sang Permaisuri. Ketika Hajjaj datang menghadap, Ummul Banin tdk mempersilakqn duduk kecuali setelah beberapa lama, setelah itu Ummul Banin mengomeli Hajjaj habis-habisan atas kezoliman yg diperbuatnya. Setelah itu Hajjaj datang menghadap sang Raja. Ketika Hajjaj ditanya sang Raja apa yg disampaikan oleh Ummul Banin kepada dia..? Hajjaj menjawab: “lebih baik aku dikubur diperut bumi dari pada aku berada di atasnya”. Artinya Hajjaj bernar-benar merasa terpukul dg omelan sang Permaisuri yg sholehah.
Wahai para wanita dimanakah engkau dibanding dg kemulian dan kedermawanan Ummul Banin..?
Ustadz Dr Ali Musri semjam putra Ma pendiri dosen stdi imam Syafi'i Jember